Selama seminggu ini, aku belum bisa jalan jalan dengan Langit lagi. Karena, minggu depan aku sudah mulai Ujian Praktek. Aku sebetulnya bukan orang yang "rajin" belajar, aku juga bukan orang yang pintar. Tetapi, apabila aku sedang fokus mengerjakan atau melakukan sesuatu, aku tidak akan memperdulikan apapun di sekitarku. Sedangkan Langit, tipikal orang yang tidak bisa tidak diperhatikan.
"Caraaaa, Langitmu di sini!"
"Cara, jangan fokus-fokus nanti matanya ilang loh."
"Caramel, kemarin Langit mimpi dibegal Joni."
"Ra, kenapa ya pohon itu namanya pohon? siapa yang kasi nama ya?"
"Ini, pulpen juga. Kok bisa namanya pulpen?"
"Cara tau gak?""Langit, Cara kan sudah bilang Cara lagi belajar buat ujian nanti."
"Iyaaa, Langit ingat kok."
"Tapi Cara jawab dulu pertanyaan Langit yang tadi.""Apa?"
"Kenapa pohon namanya pohon? pulpen juga?"
"Gatau ih. Tanya aja sama pohon. Kebetulan aku ga kenal, bukan satu keluarga kita."
"Sayang ih, garing. Pantesan ga keterima jadi pelawak."
"Emang siapa yang pernah daftar jadi pelawak sihhhh? Lagian Langit daritadi bicara terus! Cara jadi ga bisa konsentrasi, Langit. Tolong."
"Iya, maaf. Langit berhenti bicara."
"Tapi—"Katanya mau berhenti bicara?"
"Mau nanya lagi sekali ya? hehe."
"Tanya apa lagi, Langit? Kalau ga penting, Cara bilang kak Jaehyun nih kalo Langit gangguin Cara terus."
"Ini penting kok! Cara sudah makan?"
"Belum kayanya."
"Tuhkan kebiasaan. Tunggu ya, Langit masakin dulu. Nanti Langit suapin deh kalau Cara masih mau main tatap-tatapan sama buku."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Our Past, To Our Next Step
Fanfiction"Cara tau gak?" "Langit, Cara kan sudah bilang Cara lagi belajar buat ujian nanti." "Iyaaa, Langit ingat kok." "Tapi Cara jawab dulu pertanyaan Langit yang tadi." a short love story about Langit Tranggana and Caramel. [drabble]