Happy Reading 🤎🪐
Jangan lupa juga untuk vote dan koment nya, terimakasih 💗
Brazama dan Sky kini memasuki mobil milik pria tersebut. Sepanjang perjalanan tak ada yang memulai percakapan hanya, keheningan. Pandangan Brazama hanya menuju pada jalanan lurus sedangkan, Sky hanya sibuk memainkan ponsel miliknya. Sebenarnya, ia masih bingung siapa pria di sebelahnya ini mengapa secara tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai gadisnya? apakah tidak ada wanita lain yang lebih menarik untuk menjadi kekasihnya? Sangat aneh. Lima belas menit kemudian mobil mereka telah terparkir tepat di halaman depan rumah Sky.
Terlihat Mama dan Papa Sky sedang bersantai di teras rumah, mereka sengaja seperti ini hanya sekedar berbincang untuk menikmati sore hari yang indah. Sudah lama mereka tidak pernah menikmati momen seperti ini semenjak mempunyai kesibukan masing-masing.
"Assalamualaikum, Sky pulang Mama Papa."
"Halo Om, Tante." Brazama bersalaman dengan Mama dan Papa Sky, walaupun tidak mengenalnya tetapi inilah cara agar dirinya dapat mengambil hati keduanya.
"Halo, Kamu temannya Sky ya?" Tanya Mama Sky, Elliza Shine.
"Saya pacarnya, Tante. Kenalin saya Brazama bisa dipanggil Zama," Jawabnya dengan penuh percaya diri dan tersenyum kepada Elliza. Tentu saja Papa Sky, Williard Steven juga sedikit terkejut dengan jawaban pemuda itu karena selama ini anaknya tidak pernah berpacaran.
"Wah ganteng ya calon menantu Mama ini." Elliza hanya tersenyum kepada Brazama membuat Sky memutar bola mata malas.
"Apasih ma, ini temen aku. Udahlah aku mau masuk dan kamu pulang sana!" Ucap Sky seraya memutar bola matanya pertanda ia malas sekali untuk menanggapi laki-laki itu lagi.
"Yaudah, Tante, Om Zama pulang dulu." Zama kemudian bersalaman dengan Papa dan Mama Sky tak lupa mengelus puncak kepala gadisnya membuat sang empu terdiam seperti patung.
"Iya, hati-hati ya, Zama." Jawab Elliza dengan senyuman.
Hari mulai gelap menunjukkan pukul 18.00, Zama berjalan menuju mobil yang telah ia parkir di halaman depan rumah gadisnya ia segera masuk dan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Kali ini dirinya ingin sekali mencium darah, ya darah sepertinya ini saatnya ia akan mencari mangsa kembali untuk mengobati rasa keinginannya. Mobil yang di kendarai oleh Zama akhirnya berhenti setelah melihat ada seorang wanita berdiri di ujung jalan yang sepi, tampaknya wanita itu sedang menunggu angkutan bus. Tidak membuang-buang waktu ia segera memberi tumpangan wanita itu dan benar saja wanita itu langsung menyetujuinya, siapa yang mau menolak bila yang menawarkan tumpangan adalah laki-laki tampan. Ini sebuah keberuntungan.
Keberuntungan untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta maksutnya, hehehe.
Mobil Alphard hitam milik Zama telah terparkir di sebuah gang yang sepi dan sedikit penerangan membuat ia semakin bergairah untuk segara mencium darah wanita ini, ia menggandeng wanita itu berjalan lorong ujung yang akan di jadikan sebagai tempat untuk bersenang-senang.
"Mau kemana kita? Ini bukan arah menuju rumahku." Tanya wanita itu dengan wajah kebingungan, sedikit panik.
"Kita akan bersenang-senang," Jawab Zama dengan nada menggodanya.
"Maksutmu apa?" Kali ini benar-benar dibuat bingung oleh perkataan laki-laki ini.
"Aku akan membuatmu nyaman denganku malam ini."
Senyum smrik yang di hadiahkan untuk wanita itu adalah smrik kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine, No one else's.
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN VOTE DAN KOMENT ⚠️ Cerita ini hanya untuk dibaca bukan untuk plagiarisme ‼️ Brazama Leonardo, Laki-laki berusia 19 tahun dengan paras rupawan bak dewa dengan body sixpack yang dimilikinya. Tak sedikit wanita yang ingin menjadi kekasihnya...