Best Army #2

2 0 0
                                    

1 tahun berlalu~

"Huftt~"  Seorang gadis menghela nafas panjang. Setelah 1 tahun akhirnya ia kembali melihat dunia luar. Ia berbalik melihat ke arah kantor polisi yang baru saja ia tinggalkan.

"Suatu saat aku akan merindukan suasana didalam sana." Ucapnya seraya memberi senyuman lebar.

Ia berlari masuk kembali kedalam kantor polisi.

"Loh? Kak Zev? Kenapa kok balik lagi?" Tanya seorang polisi perempuan muda yang sudah akur dengan Zevanya. Gadis yang baru saja keluar dari kantor polisi.

"I-itu mau tanya. Dokter Leo itu di rumah sakit mana ya praktek nya?" Tanya Zevanya.

"Oh dokter leo. Dia lagi di rawat di RS ***. Kagamya sih sakit. Coba aja samperin kesana. Titip salam yaa." Ucap polisi itu.

"Okee thank you info nya. Sampai jumpa lain kali ya kakk, kita bakal ketemu lagi dengan jenjang yang samaa!" Teriak Zevanya sambil berlari menuju RS yang disebutkan tadi.

~ b e s t    a r m y ~

Zevanya sampai di RS itu. Ia masuk dan menuju informasi.

"Permisi sus, pasien atas nama Dokter Leo ada?" Tanya Zevanya to the point.

"Ada kak. Di kamar 509 lantai 5 ruang VVIP." Ucap suster itu. "Kakak siapanya ya? Perlu diantar?"

"S-saya temennya. Ga usah saya kesana sendiri aja." Ucap Zevanya. "Makasih ya sus." Lalu Zevanya berjalan pergi menuju lift. Ia menuju lantai 5 dan mencari kamar nomor 509.

"Harusnya ini." Ucap Zevanya sambil menunjuk pintu kamar bertulisan 509.

Tok tokk tok

"Masuk!" Zevanya mendengar suara dari dalam kamar pasien. Perlahan ia membuka pintu. Ia melihat seorang pemuda sedang berbaring lemas di ranjang pasien sendirian.

"L-leo?" Tanya Zevanya.

"Zev? I-ni k-a-mu?" Tanya Leo terbata-bata. Ja sedikit susah berbicara karena selang di mulutnya.

"Dokter Leo sakit apa? Gapapa kan?" Tanya Zevanya cemas.

"Gapapa. Kamu kapan keluar?" Tanya dokter Leo.

"Baru 1 jam lalu." Ucap Zevanya. "Kamu sakit apa?"

"Kanker otak zev." Jawabnya.

"Da-dari kapan??" Tanya Zevanya sambil terisak.

"Udah 2 tahun. Ga usah nangis ya. Nanti cantiknya hilang." Goda Leo.

"Kamu pasti sembuh kan? Kamu harus ingat ya janji kita." Ucap Zevanya.

"Iya zev. Pasti aku tepati."

Zevanya berusaha menghibur Leo. Zevanya berusaha membuat Leo tersenyum dengan candaan nya. Ia tidak ingin kehilangan seseorang yang berharga baginya. Zevanya menemani Leo hingga larut malam.

"Kamu gak pulang?" Tanya Leo.

"Gak deh. Disini aja temenin kamu." Ucap Zevanya.

"Yausah tidur yuk." Zevanya mengangguk dan kemudian berbaring di sofa bed.

"Suatu hari, kalo aku pergi. Kamu harus jaga diri ya. Jangan mengulangi hal buruk lagi. Tetap tertawa dan tersenyum ya." Ucap Leo.

"Jangan ngomong yang aneh-aneh deh." Ucap Zevanya sambil memejamkan matanya.

Besok Leo harus di operasi. Zevanya berusaha untuk tetap bersama Leo. Ia ingin Leo sembuh.

~ b e s t    a r m y ~

Ruang Operasi

Zevanya duduk di depan ruang operasi. Perasaannya campur aduk. Ia tidak tenang. Ia takut sesuatu akan terjadi. Sudah 2 jam ia menunggu disini. Namun tak lama kemudian ada sepasang kekasih paruh baya menuju ke arah ruang operasi. Mereka menghampiri suster yang ada di dekat sana.

"Sus, yang sedang di operasi itu pasien atas nama siapa?" Tanya sang wanita.

"Atas nama Leo bu." Jawab suster itu.

"Dari kapan operasi nya berlangsung?"

"Sudah 2 jam." Jawab suster itu. Seketika wanita itu lemas dan berlinang air mata.

"Ma, ayo duduk dulu." Ajak si pria.

"Kita telat pa. Leo sudah didalam. Bagaimana jika kita tak bisa menemuinya lagi?" Tanya wanita itu lemas sambil menangis.

"Jangan sembarang ngomong." Ucap pria itu.

"Permisi." Ucap Zevanya.

"Ada apa?" Tanya pria itu.

"Kalian berdua orang tua dokter leo?" Tanya Zevanya.

"Iya nak. Kamu mengenalnya?" Tanya pria.

"Ya, saya temannya. Saya menemani nya dari kemarin disini." Ucap Zevanya.

"Terima kasih sudah membantu kami untuk menjaganya." Ucap si wanita.

Mereka kini berdoa dan bersama-sama menunggu kabar baik dari dokter. Sudah 4 jam mereka menunggu namun dokter belum kunjung keluar.

Tiba-tiba saja seorang suster keluar dan kemudian seorang dokter. Mereka langsung menghampiri dokter itu.

"Bagaimana dok?" Tanya ibu Leo.

"Maafkan kami. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa nya. Namun maafkan kami. Pasien dinyatakan meninggal dunia." Ucap dokter sambil tertunduk.

Tangisan pun pecah di koridor. Terlihat 4 orang suster mendorong keluar brankar. Zevanya pun terduduk di lantai. Mengapa? Mengapa semua ini terjadi?









FOLLOW!!!
VOTE!!!
KOMEN!!!!

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA BEST ARMY <3

BEST ARMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang