Perasaan saling bertaut aneh

456 1 0
                                    

Masuk tanpa ijin terlebih dahulu, kamar milik Amelia, Alexander tersenyum buas sang korban telentang dengan mata terpejam pulas. Tanpa pikir panjang lagi, Alexander yang sudah tak dapat menahan hawa nafsu gairah beratnya saat ini. Langsung saja, dia membuka pakaian atasnya, pergi ke arah ranjang, atas tubuh Amelia. Dia mencoba mengempit  hidungnya di sela-sela pipi Amelia dengan penuh kenikmatan lidahnya mengecap pipi tirus milik wanita di depannya saat ini.

Merasa ada gesekan yang mengempit tubuh bagian atasnya, serta napas hangat begitu terasa di pipinya berjalan secara perlahan. Membuat Amelia penasaran, membuka setengah matanya untuk memastikan siapa orang yang ada bersamanya saat ini?

"Menjauh dari ku, dasar buaya enggak tau untung!" histeris Amelia mencoba untuk memberontak, matanya langsung terbuka lebar melihat sosok Alexander yang sedang di hadapannya.

Tersenyum sinis Alexander melihat sang mangsa memberontak dirinya. "Sudahlah sayang, percuma mau sekuat apapun kamu saat ini. Kamu akan tetap menjadi milikku malam ini ... lebih baik kamu diam, nikmati saja permainannya." Desing Alexander di sela-sela dirinya sedang menghirup aroma leher bagian samping, bawah telinga Amelia.

Dengan sekuat tenaga Amelia terus-menerus memberontak, penuh keyakinan bahwa dirinya akan lepas dari jangkauan Alexander. Akan tetapi patut di sayang, dalam ikatan yang kencang di kedua tangannya, serta kedua kakinya, membuat Amelia tak memiliki cela sedikit pun, untuk menjauhi manusia jahat depannya.

Dengan wajah mesum, Alexander menatap Amelia dihadapan nya. Segenggam tangannya perlahan membuka celana jeans pendek yang Amelia kenakan, segera masuk ke dalam sana, tangan Alexander menusuk langsung dengan jari tengahnya ke dalam intim milik Amelia, perlahan Alexander memainkan jarinya sembari mulutnya meraup bibir milik Amelia yang sedikit tak berdaya.

"Ahg ... aku mohon, hentikan ... ahggg, ihsssttt, ahggg ...." Desah Amelia sedikit menahan nyeri bagian intim nya yang saat ini sedang di tusuk-tusuk oleh jari milik Alexander.

Tak ada rasa sedikit iba dirinya kepada Amelia yang mendesah kesakitan, baginya suara desah yang di keluarkan oleh Amelia adalah sebuah kenikmatan yang merasuki otaknya untuk memberi semangat jarinya lebih kuat mengguncang bagian intim milik Amelia. 


~~~

Di saat kedua tangan milik Cindy, menangkup kedua rahang milik Jonathan di depannya, kenakalan bibir tebal miliknya meraup langsung bibir tipis itu dengan penuh kenikmatan. Dirinya yang mendapat balasan gerak dari Jonathan yang menerjang balik, menikmati ritme permainan bibir tipisnya itu dengan sedikit memiringkan kepala, lebih mendorong bagian kepalanya ke wajah orang di hadapannya. Lelah perlahan kedua tangan mungil milik Cindy turun, melingkar di leher, atas bahu kekar itu.

Tanpa sadar, nikmat yang begitu tinggi yang di dapatnya dari Cindy, membuat Jonathan semakin ingin terus merekat-kan tubuh mungil itu. Kedua tangan Jonathan melingkar di pinggul milik Cindy, setelah durasi berciuman sembari berdiri begitu lama, Jonathan mulai menggendong tubuh Cindy, tak lepas bibirnya terus memberi ritme gerakan terbaik di kedua belah bibir tebal tersebut.

Semakin lekat Cindy dengan Jonathan saat ini, dia melepas perlahan bibirnya dari singgah sana. "Apa yang kamu pikirkan, lakukanlah ...." sorot mata Cindy penuh gelora gairah kepada Jonathan.

Tersenyum tipis, Jonathan mendengar kalimat yang di berikan oleh Cindy padanya. Pengaruh konsumsi alkohol, memancing gairah sensasi sensual ingin bergelora dengan Cindy hingga puas. Jonathan, pun, langsung memojokkan Cindy. Melepas seluruh pakaian atas Cindy, membuat Jonathan yang melihat dua gunung kembar itu, langsung meremasnya,  tak lupa mereka terus-menerus melanjutkan adegan berciuman-nya. 

"Uhffttt ...." desah Cindy menahan rasa nyeri-nyeri geli pada bagian payudara nya yang di remas-remas lembut oleh tangan kekar seorang pria di hadapannya saat ini. Saat tangan yang meremas tersebut tak terasa, Cindy kembali bersuara. "sudah saatnya giliranku untuk melayani kamu."

Berpaling dari Jonathan, tangan Cindy menggenggam tangan milik dia. Tak tau apa yang akan di lakukan Cindy selanjutnya, pasti saat ini pikiran Jonathan dapat kepuasan. Beberapa senti di depan ranjang, Cindy kembali menghadap Jonathan, kaki Cindy bergerak perlahan menuju punggung milik Jonathan. 

Berbalik ke arah Cindy, Jonathan penasaran apa yang akan selanjutnya di lakukan oleh perempuan tersebut padanya. "Apa?" mengerut dahi milik Jonathan dengan, menatap wanita di depannya.

Tersenyum Cindy kepada Jonathan, dalam sekejap dengan sekuat tenaga Cindy, dia mendorong Jonathan hingga tercelentang di atas, ujung ranjang. Melangkah lebih dekat ke arah ranjang, Cindy perlahan merangkak di atas Jonathan, hingga berhenti tubuhnya saat menemukan wajah nya dengan Jonathan.

"Apa kau siap?" lentik jemari Cindy bermain di atas dada Jonathan.

Pertanyaan yang di keluarkan oleh Cindy padanya, membuat pikiran Jonathan teringat akan suatu hal tanggung jawabnya yang harus dia hadapi dirumah. Jika dia memilih untuk bermain hangat romantis ranjang dewasa bersama Cindy, maka dia sudah berdusta dengan orang yang dia cintai di Amerika ini.

Muncul bayang wajah Amelia dalam pikiran Jonathan, membuatnya tak tenang saat berhadapan dengan Cindy saat ini. Dengan kasar Jonathan mendorong tubuh Cindy ke samping, segera dia bangkit berdiri dari ranjang, mengambil pakaiannya yang berserak di lantai. Dengan rasa sedikit penyesalan dalam dirinya, Jonathan meranjak pergi keluar, meninggalkan Cindy sendiri di dalam ruangan kamar rumah tersebut.


~~~

Saat tengah perjalanan begitu sunyi, mempermudah Jonathan melaju mobil lebih cepat. Perasaan yang begitu aneh sedari awal di rumah Clara, membuat di buat tegang pikiran Jonathan akan hal tersebut saat mengendarai, tak henti mempercepat pijak-kan gas mobilnya.

Tring, tring, tring! suara ponsel berbunyi.

Sejenak memperlahan kakinya melepas gas pacu mobil untuk tenang berpacu di jalan. Mendengar suara ponsel miliknya bunyi berulang kali, membuat Jonathan penasaran siapa yang memanggilnya tengah malam seperti ini. Sedikit melirik ke arah layar ponsel, tertera nama 'Dimas Agung bestfriend,' Jonathan langsung saja menepikan mobilnya untuk sementara.

"Hallo, Jonathan!" Sapa Dimas dari seberang sana terdengar suaranya yang begitu panik.

"Iya ada apa, brads?" balas Jonathan melontarkan pertanyaan, kebingungan akan suara Dimas yang begitu terdengar was-was terhadapnya.

"Nathan, gue tadi mimpi buruk tentang suatu kejadian aneh terhadap loe, dan tante loe. Sehingga membuat gue terbangun dari tidur yang nyenyak, susah kembali untuk tidur." Terang Dimas yang merasakan suatu hal aneh akan terjadi pada sahabatnya di Amerika. "Gue merasakan itu akan terjadi hal yang nyata."

Melotot mata Jonathan ke depan, luar kaca mobil. "Bisa di bilang mimpi loe itu hal yang akan terjadi nyata juga, mungkin nanti atau esok. Intinya perasaan gue juga lagi aneh, pada kondisi tante gue di rumah saat ini."

"Emang loe dimana sekarang?" tanya Dimas.

"Gue lagi di dalam mobil, Dimas, menepi tengah jalan dulu untuk balas telepon dari loe." 

"Oke, i'm know, bro ... gue mohon sama loe untuk terus melanjutkan perjalanan loe kerumah, tapi jangan matikan ponsel loe yang lagi berhubungan dengan ponsel gue. Agar gue bisa tenang, akan suatu hal yang terjadi nanti, jika memang itu benar, aku yakin Tuhan sudah memberi jawaban terlebih dahulu pada kita. Akan tetapi jika semua itu tak terjadi, maka itu hanyalah sebuah perasaan kita yang hanya rindu akan pertemua." Nasihat Dimas dengan nada meyakinkan Jonathan agar untuk lebih tenang dalam menangani kondisinya saat ini.

"Emmm ..." Terangguk Jonathan, menatap spion depan mobil miliknya. "Baiklah kalau begitu aku akan melanjutkan perjalanan ku, sementara ponsel ku tak akan kumatikan. Akan kubiarkan terus dalam kantung celana ku."

Memejamkan mata sekilas dengan erat, menghembus napas melalui hidung, Jonathan mencoba untuk lebih tenang dalam kondisi pikirannya yang sedang merasa aneh ini. Tangannya kembali sibuk pada setir mobilnya, sedikit tegang kakinya perlahan menginjak gas mobil. Dengan keyakinan penuh Jonathan, berharap agar apa yang ada di pikiran anehnya saat ini, tak akan terjadi secara real.



Hot young auntTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang