1. pelangi

56 19 67
                                    

Pelangi simbol bahagia, dan hujan merupakan kebahagiaan, namun mengapa hadirnya selalu di anggap kekecewaan?

*********

"Bagus. Pintar anak mama," seru wanita paruh baya dengan lengkungan tulus miliknya, melihat karya sang buah hati yang kini menjadi penyemangatnya, "Kenapa Nissa suka warna pelangi?"

Nissa mendongak, menatap lekat sang bunda yang melihatnya tenang, senyum ceria ia tunjukan, "karena Nissa ingin jadi pelangi, berkawan dengan banyak orang yang selalu membuatnya indah, bukankah begitu ma?" Sang bunda hanya mengangguk atas penuturan anaknya, kembali ia rengkuh dia dengan kasih sayangnya, mengusap puncak kepala itu dengan setulus belaian.

"Itu kenapa warna hitam masih utuh?" tunjuk bunda pada setangkai pensil warna yang tergeletak mengenaskan dan terasingkan.

Nisaa mengikuti tatapan sang bunda, lalu menghembuskan napasnya kasar "Karena hitam akan merusak keindahanya,"

"Jadi?" Bunda yang kini menaikan satu alisnya, jujur ucapan anaknya terlalu ambigu menurutnya.

"Jadi...aku benci hitam, "

"Kenapa?"

"Karena hadirnya dia memecah belah warna yang ada,"

"Terus mengapa membenci satu warna hanya untuk membela yang lainnya?"

Nissa terdiam mencerna setiap kata yang di lontarkan bundanya, otak sekecil dia tak muat untuk mencari maksud ibunya, yang dia tahu sebuah perpaduan warna adalah kehidupan.

Inilah dia Nissa seorang gadis imut yang duduk di Taman kanak kanak,  dengan beribu ambisi untuk mencapai langit yang tinggi. Menggapai warna pelangi itu dengan pencapaianya dan menceritakan beberapa kisah hidupnya.

******

Nissa memandang teman teman sebayanya yang nampak asik dengan beberapa mainan yang mereka mainkan. Yang Nissa lakukan hanya mengayunkan kakinya pada meja yang ia duduki, jujur rasanya bosan untuk melakukan hal yang menyenangkan.

Citt... suara decitan pintu yang ia tarik hanya untuk melihat keadaan diluar ruangan, rinai hujan ini masih memandikan bumi. Nissa memandang langit sesekali ia mengumpulkan butiran air hujan pada telapak tanganya, mencekal kuat kedinganan itu, rasanya tenang, hujan selalu datang dengan kegembiraan tapi mengapa hadirnya di anggap kekecewaan?

Ia condongkan kepala agar lebih leluasa melihat langit yang luas, membiarkan wajahnya di jatuhi buliran bening itu, matanya menyipit melihat lengkungan indah yang terpancar di langit, ia tersenyum dan meloncat untuk sesuatu yang ia lihat sekarang.

"PELANGII! HEYYY... ADA PELANGI, LIHAT," seru Nissa yang menghambur menghampiri teman sekelasnya.

"Hei, ada pelangi di luar yuk lihat," antusias Nissa pada salah satu temanya.

"Di mana?"

"Di luar. Ayok keburu hilang," Nissa menarik paksa pergelangan temannya.

"PELANGI WEY PELANGI, ADA PELANGI!" pekik Nissa sekali lagi untuk meyakinkan para temanya, ia tidak mau menikmati keindahan pelangi secara sendirian, dan hasilnya tidak sia sia, dengan segera temanya melihat apa yang Nissa lihat.

Mata mereka tak bisa di pungkiri, berbinar. Itulah yang Nissa lihat dari para teman temannya, Indah.  Pelangi selalu menampakan diri dengan wujud yang indah, Nissa selalu tahu itu, bagi Nissa pelangi adalah simbol hidupnya.

"Indah bukan?" tanya Nissa pada salah satu temanya yang hanya di balas senyuman dan anggukan mantap, seolah mereka tak bisa berkata kata untuk menceritakan objek di sana.

GarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang