2.Petir

16 6 4
                                    

Pagi menyambut,sinar mentari menembus jendela di kamar zara. Papah zara memasuki kamar putri nya.
Nyaman,lembut ...
"kayak tangan papah" batin zara.

"Zara,bangun nak.."
"Zara sayang bangun" ucap papah zara sambil meng elus-elus rambut putrinya yg masih belum membuka matanya itu.
"Hoammm papah? Papah kapan pulangg nya?" Kaget zara saat melihat papah nya ada di hadapan nya.
"Tadi malem sayang,gk sempet ketemu kamu...orang kamu nya udah ngebo hahah" tawa papah nya sedikit meledek.
"Ihh papah" rengek zara
"Udh sana mandi dulu,ada yg mau papah omongin" perintah papah zara.
"Yaudah zara mandi dulu ya pah" ucap zara dan beranjak menuju kamar mandi.
"Iya,papah tunggu di bawah ya nak" papah zara pun pergi meninggalkan kamar zara.

Selesai mandi,zara turun ke lantai bawah,melewati satu demi satu anak tangga dengan senyuman sumringah.

"Papahhh,mau ngomongin apa?" Tanya zara seraya duduk di samping papah nya yg sedang menonton tv.
Papah zara mematinkan tv.
"Papah tau ini gk gampang buat kamu,tapi kita harus pindah..gk apa apa kan sayang?" Tanya papah zara dengan nada sendu dan terlihat sedikit khawatir di mata nya.
"Hah? Tapi kenapa pah?" Tanya zara dengan raut wajah tidak percaya.
"Papah,di pecat zara..." Ucap papah zara seraya mengusap kasar wajah nya sendiri. frustasi.
"Yaudah papah cari kerja lagi,kenapa kita harus pindah segala?" Tanya zara dengan nada sendu.
"Maafin papah nak,tapi papah udah gk bisa membiayai lagi rumah sebesar ini sayang,pengeluaran nya terlalu besar,belum lagi untuk bayar satpam,bi dasi,biaya sekolah kamu juga sayang...maafin papah nak" Jelas papah zara dengan hati yg sangat kacau,bahkan pikiran nya pun di selimuti kekacauan.
"Papah kan punya uang tabungan,kita gk usah pindah segala dong pah" ucap zara dengan nada tidak percaya apa yg sedang menimpa nya.
"Uang tabungan bakal abis kalau kita pakai untuk hal yg tidak membuat kita maju zara" jawab papah zara dengan mata yg berkaca kaca.
"Tapi pah.." lirih zara.
"APA LAGI ZARA? PAPAH UDAH MELAKUKAN YG TERBAIK! KITA HARUS PINDAH ZARA! GK ADA PILIHAN LAIN" ucap papah zara tegas seraya meneteskan air mata .

Seakan di sambar petir Zara seketika menangis,tangisan papah zara pun pecah saling bersahutan. Kedua nya saling berpelukan,memberi kekuatan satu sama lain,zara tidak bisa apa-apa lagi,ia harus menerima keadaan nya.
"Tidak ada yg tahu apa yg akan terjadi kedepan nanti sayang,maafin papah..." lirih papah zara seraya meng elus-elus pucuk kepala putri semata wayang nya itu.

.
.
.
.
.
Mksi buat yg udh baca🤗

ZARA NATAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang