Mi Cha kembali bekerja, namun kali ini ia merasa sangat kesal dan juga marah. Mengapa? Tadi siang, Mi Cha di panggil dan di suruh menghadap ke atasan.
Atasannya tahu jika Mi Cha memiliki penyakit mental walaupun tidak berat, namun itu cukup untuk membuatnya di keluarkan dari pekerjaannya. Mi Cha mengerti itu adalah kesalahannya karena memang pekerjaan yang di lakukannya menuntut dirinya untuk sehat secara jasmani dan rohani.
"Walaupun kinerja kamu selama di sini sangat baik, namun jika rumor tersebut menyebar ke firma lain, saya juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi saya akan merekomendasikan kamu untuk bekerja di sebuah perusahaan bank. Jangan khawatir mengenai masalah posisi dan juga gaji. Aku bisa menjaminnya," ujar sang atasan.
Mi Cha terdiam, namun ia juga tak bisa menyangkal perkataan atasannya, "baik pak, saya menyetujuinya," jawab Mi Cha dengan berat hati.
"Baiklah kalau begitu, besok kita mulai siapkan berkas-berkas yang tertera dalam surat ini," sang atasan memberikan sebuah surat yang isinya berisi list apa saja yang harus di siapkan Mi Cha untuk pergantian pekerjannya.
Setelah keluar dari ruangan, Juna dan juga Keisha langsung mengahampiri Mi Cha, Keisha memeluk wanita itu dengan sangat erat, sedangkan Juna menepuk pundak Mi Cha.
"Nan gwencahana, aku tidak di keluarkan hanya di pindah saja," ucap Mi Cha berusaha untuk tetap tegar. Tujuh tahun ia bekerja di sini dan tentu saja kantor ini memiliki kenangan tersendiri bagi Mi Cha.
"Jika sunbae mu tahu dia pasti akan sangat marah padanya," hibur Juna. Mi Cha tersenyum dan merasa cukup terhibur dengan ucapan Juna, "jangan katakan apa pun padanya jika dia tidak bertanya," balas Mi Cha. Juna menganggukkan kepalanya, "arraseo."
Keisha yang masih menangis malah membuat Mi Cha tergelak, ia merasa lucu dengan keadaannya sendiri. Jadi seperti ini rasanya di tangisi oleh seseorang yang merasa kehilangan akan diri mu. "Yah.. nan gwenchana.. lagian aku juga menginginkannya. Aku sudah terlalu lama kerja disini, jadi aku butuh suasana baru. Nan jinjja gwenchana," ucap Mi Cha mencoba menenangkan Keisha.
Keisha melepas pelukannya dan menatap Mi Cha dengan mata sembab, "T-tapi hiks, itu kejam! hiks.. Kenapa kau tidak memberitahukannya padaku! Aku sangat kesal tahu!" omel Keisha di sela tangisnya. Mi Cha dan Juna saling bertatap sebelum tertawa.
"Yak! Kau jelek sekali saat menangis! HAHAHA," seru Juna dan langsung mendapat pukulan dari Keisha.
"Nan jinjja gwenchana. Kau tahu aku sekuat apakan?" ujar Mi Cha.
"Ani! hiks.. kau tidak pernah sekuat itu! Hiks, kau hanya wanita yang selalu berpura-pura kuat dan bodoh, hiks," balas Keisha.
Mi Cha terkekeh geli dengan reaksi Keisha, "sudahlah, aku harus kembali keruanganku untuk beres-beres. Jika kau sebegitu merasa sedih, lebih baik bantu aku, kajja," ucap Mi Cha.
"Mi Cha-ya, chukkae untuk pekerjaan mu. Aku ada rapat dengan sunbae ku, mianhae. Ah.. padahal aku ingin sekali membantu mu," ujar Juna menolak secara tersirat ajakan Mi Cha.
"Ah! benar! hari ini aku juga harus menyelesaikan pekerjaanku, mianhae chingu.. nanti malam aku akan ke apartemen mu, saranghae!!!" sahut Keisha dan ikut pergi meninggalkan Mi Cha.
"YAK!!! KALIAN BILANG KALIAN SEDIH!!! KEISHA!!!! KAU BARU SAJA MENANGIS UNTUKKU KAN!!!" teriak Mi Cha kesal. Bahkan sepanjang koridor itu di isi dengan suara wanita itu. Untung saja keadaannya hanya sedang ada mereka bertiga.
"SARANGHAE CHINGU!!!!!" sahut Keisha sembari melambaikan tangannya.
"Aigoo... lihatlah mereka! baru saja aku terharu dengan sikap mereka," gerutu Mi Cha sembari mendelik kesal kearah kedua temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks || Kim Mingyu [Completed]
FanfictionTerimakasih sudah bertahan dan terus percaya padaku. Aku sangat bersyukur memiliki wanita seperti mu, Bae Mi Cha -Kim Mingyu Menghabiskan waktu bersama mu merupakan salah satu mimpi terindah ku yang akhirnya menjadi kenyataan -Bae Mi Cha