"Signora ditangkap?" Scaramouche mengambil langkah mundur. Tangan yang hendak mengambil celana panjang mendadak berhenti. Siapa pun bisa dengan jelas melihat kalau lelaki itu tengah terkejut. "Kau serius?"
"Selera humorku lebih tinggi dari ini. Bagian mana yang lucu dari Signora ditangkap?"
"Semuanya." Scaramouche menahan senyumnya, dia sedang ada di tempat umum sekarang. Lebih tepatnya sebuah mall. Ia hendak membeli beberapa set baju baru karena semua baju lamanya sudah terlalu sering dia pakai. Menggunakan hal yang sama terus-terusan bukan hal efektif bagi dirinya yang bekerja sebagai pembunuh bayaran. "Siapa yang menyangka wanita sombong itu bisa lengah."
"Benar juga." Meski menyetujui pernyataan Scaramouche, Dottore masih terdengar kesal. Sepertinya dia yang mendapat tugas untuk membawa Signora kembali. "Tapi kemungkinan besar dia sudah mati."
Tangan Scaramouche kembali terhenti di udara. Jaket yang sempat mengambil perhatiannya kini terlihat tak menarik sama sekali.
"Itu.. Mengejutkan." Mulutnya terbuka, bingung ingin mengatakan apa. Signora kalah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sederhana. "Lawannya pasti seseorang yang hebat."
"Dan itu adalah tugasmu untuk membunuh Si lawan yang hebat itu."
"Ah, jadi itu alasanmu menelfonku." Mengingat tak banyak orang mau membuang waktu untuk menghubunginya.
Sebab itu Scaramouche kaget ketika melihat orang selain Childe dan Tsaritsa sendiri menelponnya. Dia tak dekat dengan siapa pun di Fatui. Telpon dari Tsaritsa jelas untuk urusan bisnis dan Childe selalu melakukan misscall setidaknya sekali dalam sehari hanya untuk menganggu ketenangannya.
Orang itu bahkan masih melakukannya meski dia sudah keluar dari Fatui dua minggu lalu.
"Kau mengharapkan alasan lain?"
"Ya, seperti telpon memohon untuk diselamatkan karena kau terpojok dalam misi." Scaramouche seketika tak mood berbelanja. Ia lebih tertarik dengan misi barunya. Melawan orang yang bisa mengalahkan Signora pasti susah, tapi dirinya menyukai tantangan.
Scaramouche mengambil airpod dan menghubungkan itu dengan ponselnya agar tak ada yang menguping. Meski tak mungkin ada yang peduli tentang panggilan telpon orang lain, ia memilih berjaga-jaga.
"Jadi, siapa kali ini?"
"Kau ingat orang yang pernah membuat kekacauan dengan tekhnologi di Fatui dan menyabotase ratusan data rahasia kita?"
- - -
"Kazuha, berhenti menatap layar seperti itu."
Teguran Beidou membuat Kazuha sadar ia tersenyum lebar selama ini. Itu bukan senyumnya yang ramah seperti biasa, bahkan menyeramkan menurut Beidou. Tapi Kazuha yakin wajahnya masih tetap terlihat menawan.
Mereka berdua kembali terfokus layar komputer di ruangan gelap itu. Terlihat ada tanda kordinat yang bergerak perlahan di peta.
"Jadi, kau akan menangkap Harbinger lagi?" tanya Beidou.
"Ya, kita bisa mengoleksi ke sepuluh Harbinger di ruang bawah tanah." Kazuha tersenyum, kali ini terlihat seperti orang tak berdosa meski apa yang dikatakannya sangat kontras dengan wajah ramah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Hide || Kazuscara
FanficScaramouche selama ini selalu berpikir kalau Childe bodoh, tapi Childe ternyata lebih bodoh dari yang dia kira. Lagipula siapa yang berani membatalkan misi dari Lord Tsaritsa demi orang yang mereka cinta? "Wah, mau apa orang cantik sepertimu ada di...