O8/1O

8.9K 1.3K 306
                                    

Biasakan vote sebelum membaca.
---

"(Name)."

"Eh? Nami?"

Nami menunduk sembari menghela nafas, lalu menatap (Name). "Maafkan aku!" Katanya sembari membungkuk.

"Eh? Nami? Kenapa kau minta maaf?" Tanya (Name) bingung.

Nami terkejut, lantas ia pun mendongak. "Aku.. aku sudah bersikap dingin padamu, maafkan aku (name). Aku sebenarnya tidak masalah sama sekali kalau kau sudah menikah. Waktu itu.. aku hanya kaget. Maafkan aku!" Ucap Nami kembali membungkuk.

(Name) tersenyum, lalu memegang bahu Nami. "Nami, jangan membungkuk."

Nami menatap (Name), "aku sudah memaafkanmu kok! Bahkan dari beberapa hari yang lalu, aku sama sekali tidak marah padamu!" Ucap (Name) sembari tersenyum lebar.

"Lagipula, aku bisa memaklumimu kok. Pasti kaget banget kan? Hahahaha," lanjut (Name).

*greb!

"Eh?"

"Terima kasih (name), maafkan aku!" Nami memeluk (Name), lalu menangis dipundaknya.

(Name) tersenyum tipis, lalu mengelus punggung Nami. "Um um, sama-sama."

"Syukurlah..." *batin (Name).

.---.

*brak!

"Kalian gak punya kerjaan ya?! BISA TIDAK BERHENTI GHIBAHIN SAHABAT SAYA TERUS?!!" Nami berteriak dan menggebrak meja kantin, membuat seisi kantin menjadi diam.

(Name) yang mendengar itu lantas sweetdrop, "na-nami, duduk. Tidak apa kok, aku sudah biasa.."

Nami mendengus, lalu kembali duduk dikursinya. "Maaf (name), habisnya aku benar-benar kesal! Dari kemarin aku ingin sekali marah pada mereka!"

"Ahahahaha, terima kasih mau marah untukku ya."

"Um! Sama-sama! Aku akan menjadi tamengmu!" Ucap Nami sembari memenunjuk dirinya sendiri dengan jempol.

(Name) yang melihat itu hanya bisa tersenyum.

"Oh iya (name), aku dengar kau dikasih 3 blackcard oleh suamimu. Apa itu benar?"

(Name) membelalakkan matanya. Kok Nami bisa tau? Padahal ia tidak pernah cerita.

"K-kau tau darimana?"

"Um.. saat hari dimana aku tidak menyapamu, sebenarnya saat pulang, aku pergi kerumahmu. Lalu saat sampai didepan rumahmu, aku mendengar kau berteriak tentang blackcard, hehe." Nami berucap sembari menggaruk tengkuknya.

"Ah.. begitu ya. Iya itu benar kok, aku dikasih 3 blackcard."

"Woah! Berarti suamimu itu tajir ya?"

"Banget! Asal kau tau ya nami, rumahnya bahkan tidak bisa disebut rumah. Tapi mansion!" (Name) berucap, lalu menyeruput mie nya.

"He! Beneran?! Wah! Sebesar itu kah?!"

(Name) mengangangguk cepat. "Kalau kau penasaran sebesar apa, nanti pulang mau mampir kesana?"

-✔𝐇𝐔𝐒𝐁𝐀𝐍𝐃 : Kambe DaisukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang