The Beginning Of The Worst Journey

17 1 0
                                    

Tiga hari kemudian, hari dimana mereka akan berangkat, Jade pun bangun dan mencari Ivy, tetapi betapa kagetnya ia saat mengetahui bahwa Ivy tidak ada dirumah itu, Jade betul-betul khawatir, ia langsung mencari di sekitar dan bertanya pada seorang pedagang sayuran tua, tetapi pedagang itu tidak tahu dimana Ivy, lalu ia bertanya pada seorang pemilik toko baju, pemilik toko baju juga menjawab bahwa dia tidak mengetahui dimana Ivy, Jade sangat khawatir, ia mencari Ivy ke semua penjuru kota Harvest selama kurang lebih dua setengah jam. Namun, ia masih belum bisa menemukan Ivy, Jade juga bingung karena Harvest adalah kota yang baru ia tinggali selama beberapa hari saja, ia bahkan hanya tahu beberapa tempat, saking terbatas pengetahuannya akan kota Harvest, toko-toko dan tempat-tempat yang bisa ia kenali bisa dihitung jari. Jade mulai lelah dan menyerah untuk mencarinya, Jade hanya bisa mendoakan bahwa Ivy akan baik-baik saja. Tiba-tiba sebuah suara muncul,

"Hai Jade".

Betapa kagetnya ia saat mengetahui bahwa orang itu adalah Ivy, tanpa pikir panjang Jade pun lari dan memeluk Ivy.

"Loh, kok keliatannya kamu gelisah banget, emangnya ada masalah apa?, kamu bisa cerita ke aku" tanya Ivy dengan perhatian.

"Kamu kemana aja?, aku daritadi nyariin kamu kemana-mana" jawab Jade.

Ivy hanya menjawab "Hehehe, aku abis membeli makan buat perjalanan kita dikota sebelah, kukira kamu belum bangun makannya aku langsung pergi".

Jade begitu kesal tetapi ia tidak bisa marah pada Ivy jadi ia hanya menghela nafas panjang. Ivy mencubit pipi Jade lalu berkata

"Maaf yaaaa, lain kali aku bangunin kamu deh kalo mau pergi pergi, untuk permintaan maaf kamu boleh sentil aku nih".

Jade mengangguk lalu saat Ivy memejamkan mata bersiap-siap untuk menahan, betapa kagetnya Ivy saat ia sadar bahwa Jade memeluknya,

"Eh, J-Jade?" Ivy terbata-bata dan pipinya merah seperti kepiting rebus,

"Aku gak marah, aku Cuma takut kamu kenapa-kenapa, lain kali kasihtau aku kalau kamu mau pergi" bisik Jade.

Mereka kembali kerumah, bersiap siap untuk pergi, tetapi sebelum itu, mereka berbincang sebentar.

"Jade, kok kamu khawatir banget sama aku, kenapa kamu khawatir banget, lagian aku pergi juga ga terlalu lama".

Jade tersenyum lalu menjawab,

"Dulu, aku punya adik perempuan, namanya Ruby, saat itu ia pernah pergi sendirian tanpa sepengetahuanku, aku menunggunya pulang, tapi ia tidak pulang, aku menunggu lagi, tetapi ia juga tidak kunjung pulang, saat pagi hari, seseorang mengetuk pintuku, tetanggaku, seorang Pandai Besi, memberi tahu bahwa adikku, Ruby, telah meninggal, Orang Tuaku meninggal 1 tahun setelah adikku Lahir, jadi saat itu, aku hanya punya Ruby-".

Ivy betul betul kaget hingga dia mulai meneteskan air mata saat mendengarkan cerita Jade, terlihat diwajahnya bahwa ia merasa berduka atas kehilangan Jade yang begitu besar dalam hidupnya, kehilangan keluarga, kehilangan tempat tinggal.

"Itu gapapa, Ivy, karena aku yakin Ruby, dan Orangtua-ku pasti lebih baik disana. Jade mengusap air mata Ivy dan memeluknya,

"udah, udah, lebih baik kita berangkat sekarang sebelum siang". Ivy mengangguk sambil menggosok matanya yang sekarang telah menjadi merah karena menangis.

Mereka pun berangkat, mereka tidak membawa terlalu banyak barang, mereka hanya membawa 3 tas, kecil, besar, dan lebih besar, masing masing tas memiliki isi berbeda, tas kecil, milik jade, hanya membawa perlengkapan kecil seperti, pisau serbaguna, foto keluarga-nya saat masih utuh dulu. Lalu juga beberapa alat alat praktis lainnya. Tas besar, milik Ivy berisi barang barang miliknya yang masih menjadi misteri, dan juga uang agar mereka bisa menyewa penginapan atau barang yang perlu mereka beli. Lalu, yang paling terakhir adalah tas paling besar yang bersemayam di punggung Jade berisi beberapa makanan instan, sedikit baju untuk ganti,dan hal hal normal lainnya. Beberapa jam berlalu, matahari berada tepat diatas kepala mereka, haus dan lapar melanda, tetapi mereka menahannya agar persediaan mereka tidak habis dengan cepat,

Reincarnation Of X : DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang