Jade semakin ketakutan, ia seperti masih tidak percaya, ia tidak percaya bahwa adiknya, Ruby masih hidup. Gadis itu bertanya sambil berjalan perlahan kearah Jade,
"Sudah berapa tahun kita tidak bertemu, kakak?".
Jade mulai bangkit, meskipun ia masih gemetaran, ia memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya
"Kamu bukan Ruby!, kamu hanya orang yang memakai sihir ilusi dan menyamar sebagai Ruby, Ruby sudah meninggal sejak lama!" bentak Jade kepada gadis itu.
"Ayolah, kakak meragukanku? Apakah kakak lupa pernah berjanji akan selalu melindungiku, apa kakak lupa pernah berjanji akan selalu bersamaku? tapi kakak sekarang sudah memiliki orang yang bisa menggantikanku" gadis itu berteriak,
Jade tertegun, anehnya, gadis itu mulai menangis dan terduduk. Mendengar hal-hal yang gadis itu ucapkan, Jade seperti mendapatkan kilas balik akan masa lalunya, saat-saat dimana mereka masih bersama, Jade mengingat bahwa ia pernah berjanji pada Ruby,
"Ruby, meskipun ayah dan ibu sudah meninggal, kamu masih punya kakak, kakak tidak akan meninggalkanmu, dan kakak akan selalu melindungimu apapun yang terjadi".
Jade terlihat linglung dan bingung, sepertinya Jade mulai sadar bahwa itu adalah Ruby, adiknya yang dikatakan sudah meninggal, "Ruby, apakah itu benar-benar kamu?" Jade perlahan menghampiri adiknya yang tengah menangis, Ia melihat wajah Ruby, Jade melihat matanya, Jade tahu bahwa Ruby lebih kesepian daripada dirinya,
"Apa saja yang telah kamu alami Ruby?" Jade bertanya sambil meneteskan air mata. Jade menangis dan memeluk Ruby,
"Ruby, maafkan kakak, maafkan kakak tidak bisa melindungimu dulu, maafkan kakak tidak bisa menemanimu saat itu".
Mereka benar-benar menangis dengan kencang, seluruh kuil bergema, Ivy mulai menghampiri mereka, Ia menepuk pundak Jade dari belakang, Ruby merasa sedikit kesal lalu berteriak pada Ivy,
"Jangan mendekati kakakku!".
Ivy kaget dan mundur perlahan,
"Ruby, tidak apa apa, Ivy adalah orang yang sangat baik, jika tidak ada Ivy, mungkin kita tidak akan bisa bertemu, Ia menyelamatkan kakak, mengobati kakak, bahkan mengizinkan kakak tinggal dirumahnya, jadi kamu minta maaflah padanya" Jade menjelaskan kepada Ruby.
"Tapi, kak", "sudahlah Ruby minta maaf saja" Jade tahu bahwa Ruby akan membantahnya, karena memang sedari dulu, Ruby adalah anak yang tidak pernah mau meminta maaf, meskipun ia salah. Ruby hanya akan menurut pada Jade.
"Iya, iya, baiklah", Ruby menghampiri Ivy, "M-maafkan aku, kak I-Ivy, dan terima k-kasih". Ruby sebenarnya adalah anak yang pemalu, dan hatinya benar-benar lembut.
"Iya, tidak apa apa, lagipula kan tadi kamu tidak tahu, itu wajar kok" jelas Ivy pada Ruby.
Setelah beberapa saat menangis, merekapun duduk, saling mendengarkan cerita. Jade mulai bertanya
"Ruby, bagaimana bisa kamu masih hidup? Kamu dikabarkan sudah meninggal, kakak selalu mencarimu".
Ruby mengangkat sebelah alisnya, "Aku tidak pernah mati, darimana kakak dengar kabar konyol seperti itu? Aku dulu dirawat oleh walikota dan Ia berkata padaku, bahwa kakak meninggalkan Groom karena tidak mampu lagi untuk mengurusku".
Keadaan semakin membingungkan,
"Tapi, pandai besi itu, berkata bahwa kau sudah meninggal".
Ivy sepertinya menyadari sesutatu,
"Ruby, Jade, maaf aku memotong, dan aku juga tidak ingin berprasangka buruk, setelah mendengarkan cerita kalian tadi, sepertinya aku menyadari sesuatu",

KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation Of X : Destiny
PertualanganJade Greedens, Pemuda dari kota terpencil bernama Groom, tanpa keluarga, tanpa rumah, tidak memiliki apapun, bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Ivy dikota yang tidak ia kenali, simak petualangan Jade dan Ivy mencari jejak para dewa di Reinc...