Prolog

765 71 3
                                    

Seorang anak sedang bermain di sebuah taman bersama dengan ayah dan kakaknya. Saking senangnya anak itu bermain ia sampai tidak menyadari bahwa ayah dan kakaknya  tidak ada di sisinya lagi.

Anak itu takut, ia mencari ayah dan kakaknya ke sekitaran taman. Tetapi ia tetap tidak menemukan ayah dan kakaknya. Tidak ada orang lain selain dia di taman itu.

Anak itu mulai menangis, memeluk dirinya sendiri dibawah pohon sambil memanggil ayah dan kakaknya.

"A-ayah, k-kak Marvin" lirih anak itu sambil terus menangis, sebelum sebuah suara lembut menyapanya.

"Haii" sapa seorang anak laki-laki yang juga sepantaran dengannya.

"Eung, k-kamu s-siapa?" Tanya anak tersebut kepada anak laki-laki yang menyapanya barusan.

"Aku Jerico, kamu bisa manggil aku Eric" ucap Eric kecil lalu duduk di sebelah anak tersebut.

"Nama kamu siapa?"

"A-aku Jeano, k-kamu bisa manggil aku Jean" balas Jean, anak yang menangis tadi.

"Jean kenapa menangis?" Tanya Eric

"Ayah sama kakak ku hilang" balas Jean kecil

"Jean jangan takut, ayah sama kakak Jean pasti kembali" ucap Eric kecil

"Kenapa kamu tau ayah sama kakak ku pasti kembali?" Tanya Jean

"Karena kalau ayah sama kakak Jean gak kembali, pasti Jean ditinggal di panti. Kayak Eric" balas Eric murung

"Kenapa Eric ditinggal di panti? Ayah Eric kemana?" Tanya Jean penasaran

"Kata ibu panti, ayah Eric itu gak suka sama Eric makanya Eric ditinggal di panti" cerita Eric

"Kenapa ayah Eric gak suka sama Eric? Kan Eric baik"

"Kata ibu panti, Eric itu anak pembawa sial dan anak yang engga diinginkan"

"Ayah Eric jahat deh, nanti kalau Jean ketemu sama ayah Eric nanti Jean pukul biar tau rasa" omel Jean sambil memeragakan orang memukul

"Jean baik bangettt. Jean mau jadi temen Eric engga??"

"Mauuu. Sekarang Eric sahabat Jean oke" ucap Jean merangkul Eric

"Jean gimana rasanya punya ayah?"

"Punya ayah itu seru, ayah Jean selalu masakin Jean, mandiin Jean, beliin Jean mainan, ajak Jean ke kantor, dan selalu jadi pahlawan buat Jean"

"Eric pengen punya ayah juga" lirih Eric sedih.

"Eric jadi kembaran Jean aja. Nanti Jean bilang ke ayah buat ajak Eric ke rumah Jean. Nanti kita main bareng di kamar Jean, kita usilin kak Marvin bareng-bareng"

"Beneran?? Yeyy Eric punya ayah horee" pekik Eric senang.

Mereka berdua bermain, bernyanyi dan bercerita tanpa mengenal waktu, seperti tak akan bertemu lagi. Sayangnya kebersamaan mereka harus terhenti saat mendengar sebuah teriakan yang memanggil nama Jeano.

"JEANO"

"Ayahhh, kak Marvin" pekik Jean senang lalu berlari memeluk ayahnya.

"Astaga Jeano sayang, kamu kemana aja hm? Ayah sama kakak daritadi nyariin kamu loh" ucap Ayah Jean lalu memeluk anaknya erat.

"Aku tadi cerita sama temen aku, ayah harus kenalan sama temen aku" ucap Jean lalu mengajak ayahnya bertemu Eric.

"Nih temenku yah, Jean mau dia jadi kembaran Jean ayah" ucap Jean menunjuk Eric.

"Hi temen Jean, nama kamu siapa?" Tanya ayah Jean sambil tersenyum

"Namaku Jerico om"

Raut wajah ayah Jean seketika berubah menjadi datar mendengar nama Jerico. Ia segera menarik Jean menjauh dari Eric.

"KAU ANAK PEMBAWA SIAL, JAUH JAUH DARI ANAKKU" bentak ayahnya Jean pada Eric.

"Jeano kau tidak boleh berteman dengan anak pembawa sial seperti dia. Ayah tidak ingin kau ikut terbawa sial nantinya"

"Tapi ayah, Eric anak baik"

"Kalau ayah bilang tidak ya tidak Jeano. Jangan melawan ayah, sekarang ayo pulang" tekan ayah Jean pada anaknya lalu menarik Jean menjauh dari Eric.

Tanpa mereka berdua ketahui. Mereka berdua adalah sepasang kembar yang sengaja dipisahkan oleh ayahnya. Dan secara tidak sengaja dipertemukan oleh Tuhan. Tetapi siapa sangka takdir Tuhan berkata lain. Mereka harus terpisah lagi dan menunggu untuk dipertemukan kembali.

Coming soon
On Wattpad

Coming soonOn Wattpad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TAKDIR
JEANO | JERICO

TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang