03. Perkelahian

308 55 3
                                    

Eric langsung berlari menuju kearah lapangan setelah mendengar ucapan Surya bahwa Jeano dan Hyaksa bertengkar.

Sakha dan Yogi juga ikut menyusul Eric ke lapangan sambil mengumpat. Lagi dan lagi Jeano dan Hyaksa bertengkar tanpa alasan yang jelas.

Yang mereka tidak suka adalah perbuatan kedua orang itu membuat Eric sebagai ketua osis akan dimarahi oleh guru bk dan pak Theo karena tidak bisa menjaga suasana sekolah.

Bugh... Bugh

Di tengah-tengah lapangan Jeano dan Hyaksa bertengkar dengan intens, tidak ada yang mau mengalah. Sedangkan siswa siswi yang tidak ada yang berinisiatif untuk melerai mereka.

"JEANO, HYAKSA BERHENTI" teriak Eric membelah kerumunan.

Meskipun sudah diteriaki oleh ketua osis, Jeano dan Hyaksa tetap melanjutkan pertengkaran mereka tanpa memperdulikan Eric.

Mau tidak mau Eric melerai mereka secara langsung. Eric mendekat kearah mereka lalu hendak memisahkan mereka berdua.

Bugh

Sepertinya wajah Eric akan dihiasi lebam sekarang.

Jeano secara sengaja atau tidak sengaja memukul rahang Eric dengan keras, begitupun dengan Hyaksa.

Eric bahkan sempat terhuyung sejenak sebelum kembali memfokuskan dirinya untuk memisahkan mereka berdua.

"Jeano, Hyaksa berhenti. Kalian bisa masuk bk kalau berantem terus" ucap Eric disela-sela dirinya berusaha untuk memisahkan mereka berdua.

Tanpa Eric sadari mereka tersenyum penuh arti. Dan secara sengaja memukul wajah Eric secara bersamaan.

Singkatnya, pertengkaran yang awalnya hanya Jeano dan Hyaksa sekarang menjadi pertengkaran antara Eric dan Jeno, Hyaksa.

Entah apa yang terjadi pada otak mereka sehingga secara bersamaan mengeroyok Eric dengan memukul wajahnya.

"Sialan mereka berdua malah ngeroyok Eric" umpat Sakha

"Yogi lu tarik Hyaksa, gue tarik Jeano" ucap Sakha yang diangguki oleh Yogi.

Mereka sekuat tenaga menarik tubuh mereka berdua menjauh dari Eric yang mukanya sudah dihiasi banyak lebam.

"GAVIN JEANO ARGANTARA, VARENDRA HYAKSA ARSENA MASUK KE RUANG BK SEKARANG!"  Teriak Bu Dian guru bimbingan konseling yang terkenal galak.

"Eric kamu juga ikut" sahut pak Theo

Jeano dan Hyaksa secara paksa melepas tubuh mereka dari Sakha dan Yogi lalu mengikuti Bu Dian ke ruang bk.

Eric juga mengikuti mereka dari belakang dengan Sakha dan Yogi.

🍃🍃🍃

Suasana ruang bk sangat seram. Jeano dan Hyaksa duduk persis di depan meja Bu Dian untuk di introgasi.

"Sekarang apalagi penyebabnya?" Tanya Bu Dian berusaha tenang dan tidak tersulut emosi.

Tetapi tidak ada yang menjawab, baik Jeano dan Hyaksa.

"IBU TANYA APA PENYEBAB KALIAN BERANTEM LAGI HAH!" bentak Bu Dian pada mereka semua.

"Ini bukan sekali dua kali kalian berdua terlibat dalam pertengkaran. Dan alasan kalian bertengkar juga sangat sepele, memperebutkan nilai lah, memperebutkan cewek lah, kalah dalam permainan bola, bahkan sampai risol juga kalian perebutkan" omel Bu Dian capek dengan kelakuan anak muridnya.

"Dan ya, Eric kenapa setiap kali mereka bertengkar wajahmu selalu berakhir babak belur seperti itu. Kamu memang ikut bertengkar bersama mereka?" Tanya Bu Dian yang tidak diberi jawaban oleh Eric.

"Kamu ketua osis Eric, harus menjadi contoh yang baik untuk para siswa-siswi yang lain. Jangan malah bertindak sebaliknya. Siapa yang tidak akan berprasangka buruk saat melihat wajahmu babak belur seperti itu" ceramah Bu Dian

"Sudahlah ibu capek ngurusin kalian kalau kalian pada akhirnya tidak akan pernah berubah"

"Jeano Hyaksa kalian ibu hukum membersihkan gudang belakang sepulang sekolah" ucap Bu Dian

"Eric kamu tau kan apa yang akan ibu katakan padamu?"

"Tolong jaga suasana sekolah agar tetap kondusif dan tidak terjadi perkelahian antar sesama siswa-siswi.  Saya mengerti Bu, maafkan saya atas perkelahian mereka berdua" ucap Eric mengalah untuk meminta maaf.

"Masalah sudah selesai, kalian semua keluar dari ruangan ibu sekarang" suruh Bu Dian

Sebelum Eric keluar pak Theo terlebih dahulu mencegat Eric.

"Kalau kamu terus seperti ini, bapak bisa aja cabut jabatan ketua osis dari kamu Eric" ancam pak Theo singkat lalu keluar dari ruang bk diikuti oleh Eric.

"Jeano, Hyaksa kalian bisa gak jangan berpura-pura untuk melakukan perkelahian?" Tanya Eric sesaat setelah dirinya keluar dari ruang bk.

Ia tau Jeano dan Hyaksa hanya melakukan perkelahian untuk menjalankan misi mereka yaitu membuat Eric dimarahi oleh guru dan dipandang sebagai ketua osis yang tidak bertanggungjawab.

Mereka itu adalah partner dalam membuat reputasi Eric hancur. Eric bahkan tidak tau apa kesalahannya yang membuat mereka begitu membencinya.

"Apa peduli gue?" Balas Jeano sambil tertawa bersama Hyaksa.

"Kita gak peduli mau lu dicabut jabatannya, di keluarin sekolah bahkan mati sekalipun. Karena lu cuma pembawa sial disini" balas Hyaksa yang meninggalkan sebuah bekas luka di hati Eric.

"Udahlah sa, kita cabut aja. Males gue berurusan sama pembawa sial kayak dia, nanti malah kita ikut kebawa sial lagi" cibir Jeano lalu merangkul Hyaksa pergi dari hadapan Eric.

Eric menundukkan kepalanya. Memikirkan segala perkataan yang mereka lontarkan padanya.

Sebenarnya apa yang ia perbuat hingga membuat semua orang berpikir bahwa ia adalah pembawa sial.

"Ya Tuhan maafkanlah Eric jikalau Eric memang benar membawa sial bagi semu orang"

Tbc

Note:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note:.
Haii semuaa
Maaf kalau chapter kali ini pendek karena author sendiri lagi banyak kesibukan di sekolah hehe
I'm sorry readers
Semoga chapter depan bisa lebih panjang dari chapter ini ya
Jangan lupa vote dan comment nya ya biar author bisa semangat nulisnya
Have a good day everyone ☘️

TAKDIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang