3. Tragedi Kopi

797 130 44
                                    

⸢  Lembar 03: Tragedi Kopi ⸥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⸢  Lembar 03: Tragedi Kopi ⸥


"COK! Ini kopi siapa yang buat?!"

Hervin yang baru keluar dari kamarnya dihadiahi umpatan manis dari Sean yang berdiri di depan dia sambil megang segelas kopi dengan muka super kecut melebihi ketek Aga.

"Mana gue tau, gue aja baru bangun," jawab Hervin dengan muka bingungnya sambil masukin tangan ke dalam bajunya lalu garuk-garuk perut. Mukanya keliatan enggak peduli dan nggak mau peduli sama urusan bocah dablek di depannya itu, soalnya dia lagi pusing banget ngurusin anggota band dia yang kemarin aja baru bikin ulah.

Ya, Hervin punya band. Band Fakultas Musik yang cukup terkenal dan sering manggung di acara besar. Punya reputasi yang bagus dan sering disanjung soal karya mereka. Tapi, meski begitu sikap anggota band ini nggak sebagus karya mereka. Anggotanya kebanyakan muka dua semua, dari cover keliatan kaya anak teladan, tapi aslinya bejat. Hervin meskipun penampilannya urakan, tapi dia masih punya etika yang bagus. Nggak kaya temen-temen bandnya yang lain, yang kelakuan nakalnya suka bikin elus dada.

Dan Hervin, sebagai ketua mau nggak mau harus bisa lindungin reputasi bandnya ini. Meskipun kadang juga ada kalanya dia muak banget sama kelakuan temen-temennya itu.

Oke, lupain dulu soal band, kita balik lagi ke Sean yang sekarang lagi ngomel-ngomel soal kopi. Hervin yang nggak tahan denger Sean misuh akhirnya angkat bicara.

"Tuh kopi emang kenapa sih, anjir?"

"Uuaasin, cok!"

"Muncrat, bangsat!"

Hervin usap mukanya yang baru aja kena sembur Sean. Tuh bocah kenapa sih? Tanya Hervin ke dirinya sendiri. Dia nggak habis pikir sama kelakuan Sean yang ngatain kopi asin tapi masih aja dia seruput. Ini mah bukan agak pekok lagi tapi udah *kemplu banget.

"Ini kenapa ribut banget, sih?" tanya Aga yang baru aja dateng sambil nenteng helm hitamnya. Cowok kelahiran bulan Agustus itu natap heran temen-temennya yang lagi misuh-misuh sampai tadi kedengeran dari garasi.

"Ini loh, siapa yang bikin kopi!? Asin plus sepet kek muka lo!" ujar Sean dengan nada nyolot. Aga yang baru aja dateng syok dong, udah dikatain aja sama bocah nggak pati genah satu itu.

"Ya mana gue tau, anj─"

"HEH! KOK LO MINUM KOPINYA SIH!?" Yesa lari dari lantai dua buat nyamperin ketiga temennya yang lain──lebih tepatnya nyamperin Sean. Cowok manis itu natap tajem Sean, aura hitamnya mulai kerasa di seluruh ruangan dapur saat ini. Bikin Aga dan Hervin jadi agak merinding. Beda lagi sama mereka, Sean justru natap Yesa pake raut muka santai abis, lalu nyeruput kopi itu lagi.

"Bangsat!" kali ini Aga yang misuh. Gimana nggak misuh kalau dia baru aja disembur kopi sama Sean. "Cok! Udah tau asin masih aja diminum!" seru Hervin nyolot.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CLNB 008Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang