End of Domino

400 51 10
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan akhirnya Jihyo selesai dengan pekerjaannya. Jihyo langsung menuju parkiran dimana mobilnya diparkirkan. Ia masuk ke dalam mobil dan bergegas melaju meninggalkan agensinya.

Untuk pertama kalinya ia sangat bersemangat setelah pulang kerja. Bagaimana tidak, ia akan menemui Jeongyeon dan sekarang ia bisa bertemu dengannya kapan saja. Ia menuju ke apartemen yang kemarin ia mengantar Chaeyoung pulang. Setelah beberapa beberapa menit, akhirnya ia sampai di tempat yang dituju. Jihyo memarkirkan mobilnya dan langsung menuju unit yang diberi tahu oleh Chaeyoung.

Ia menekan bel dan menunggu untuk dibukakan. Pintu terbuka dan menampilkan orang yang sangat ia ingin temui.

“unnie!?”

“mengapa kau terkejut seperti itu? kau seperti baru pertama kali melihatku saja jeong”

“tidak, mari masuk" Jeongyeon mempersilahkan Jihyo masuk. "maksudku bagaimana kau bisa tahu rumahku? ah aku tahu, pasti karena anak itu. Chaeyoung!” teriak Jeongyeon sedikit keras.

Chaeyoung yang berada di sofa ruang tengah menoleh ke belakang. “apa? ah, Jihyo unnie”

“pasti kau kan yang memberitahu rumah kita?”

“iya, memangnya kenapa? bukankah bagus kita memiliki tamu? apalagi tamunya artis hehe” jawab Chaeyoung.

“haish” Jeongyeon dan Jihyo duduk di sebelah Chaeyoung. Jihyo dapat melihat meja di depan sofa yang dipenuhi dengan makanan.

“oh ya, apa kau sudah makan malam?” tanya Jeongyeon.

“sebenarnya belum, tadi aku langsung ke sini hehe”

“bagus, kita bisa makan bersama, kebetulan Dahyun memesan cukup banyak” ucap Jeongyeon sambil melempar senyum pada Jihyo dan untuk kesekian kalinya Jihyo luluh pada senyum itu. “oh ya, omong-omong dimana anak itu?”

“apa kalian sudah mulai makan tanpaku?” ucap seseorang keluar dari belakang. Jihyo melihat gadis itu dan menduga jika dia adalah Dahyun yang sering mereka bicarakan.

“yah, mengapa kau lama sekali, ayo kita mulai makan” ucap Chaeyoung.

Gadis itu duduk di sofa satu lagi dan matanya bertemu dengan Jihyo. “oh kita memiliki tamu ternyata, perkenalkan namaku Dah-” Dahyun menjulurkan tangannya tapi kata-katanya tak ia selesaikan. Ia membeku dan mulutnya terbuka tak percaya dengan apa yang dia lihat.

“a-apa kau J-Jihyo!? P-Park Jihyo!? Park Jihyo penyanyi terkenal itu!?” tanya Dahyun heboh.

Jihyo menggelengkan kepala berusaha menahan tawa. “ne, kenapa?”

“WAAAAH!!! aku penggemar beratmu! bagaimana kau bisa ada disini!? wah ini tidak mungkin” Dahyun langsung duduk di sebelah Jihyo menggeser Chaeyoung membuatnya tergeser kehilangan tempat.

Dahyun memperhatikan wajah Jihyo lebih dekat. “WAAAAH!! INI ASLI! sebentar, tunggu sini” Dahyun bangkit dari duduknya dan menuju kamarnya. Ia keluar dengan membawa sebuah album dan pena. “umm... unnie, b-bisakah kau menanda tangani albumku?”

Jihyo tak bisa menahan lagi untuk tidak tertawa melihat kelakuannya. Dahyun ternyata sama saja dengan kedua saudaranya. Dengan senang hati Jihyo menandatangani itu. Jeongyeon dan Chaeyoung hanya bisa menahan malu melihat kelakuan Dahyun.

“kamsahamnida unnie. tapi bagaimana kau bisa disini?”

“haish, sudahlah kita makan dulu aku sudah lapar” Chaeyoung menginterupsi.

Mereka semua makan makanan yang sudah disiapkan. Jihyo menjelaskan pada Dahyun bagaimana ia bisa mengenal Jeongyeon. Setelah makan, mereka melanjutkan obrolan mereka. Sesi obrolan malam diisi dengan tawa dan canda.

Opposite | JeonghyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang