Sekarang justin lagi diem di depan cermin sambil rapihin bajunya. Ga lupa masker duckbill andalannya udah siap dia pakai.
Ngapain si? Emang justin ga ngajar apa?
Ya itu dia... Hari ini dia mau ngajar kelas offline alias udah mulai dijalanin kegiatan tatap muka buat lembaga kursus
Agak gugup sih jujur. Seharusnya minggu lalu jadwal dia ngajar offline, tapi ayahnya minta bantuan ngurus berkas dikit di kantor atau engga ntar si justin diusir dari rumah kan ga lucu...
"Udah rapih ko... Kamu lama banget sih ngacanya?"
Justin nengok ke belakang, matanya nangkep sosok wayan yang berdiri sambil megang buku kimia dan beberapa absen anak-anak kelasnya
"Kan biar aku keliatan asik nanti, kamu udah siap ngajar?" Tanya justin
Wayan cuma bisa senyum sambil ngangguk terus ngangkat tanga kirinya buat liat jam yang dia pakai
"Mau ngobrol sebentar? Ada yang perlu kita bicarain justin" ucap wayan serius
Justin ngangguk setuju. Karena memang sekarang mereka renggang banget, bahkan cuma chatan hampir satu minggu sekali dan jarang kontak fisik secara langsung
Akhirnya mereka berdua naik ke atas rooftop yang memang disiapin buat guru-guru nyantai
"Kamu sadarkan perubahan sikap aku hampir tiga bulan ini?" Tanya wayan serius
Justin anggukin kepalanya, "Iya aku sadar. Kita ini kenapa yan? Aku ada salah kah sama kamu?"
"Engga, kamu ga salah justin. Aku dilamar sama teman masa kecil ku dari medan sana"
Deg!
Sorot mata justin menajam, menatap wayan tegas sambil mendekat kearah pacarnya
"Bercanda kamu ga lucu wayan. Ayo kita perbaikin hubungan kita, dua tahun yang kita lewatin sia sia begitu aja?" Tanya justin menuntut sambil memelas
Wayan pejamkan matanya rapat-rapat dan menarik nafasnya, "maaf aku ga bisa lanjut dua tahun kita justin. Dua bulan kedepan aku akan menikah"
Justin terkejut. Jantungnya seakan siap berhenti berdetak. Tangan yang tadinya ia pakai untuk memegang bahu wayan, sekarang terkulai lemas setelah mendengar penuturan wanita di depannya ini
"Kamu serius? Kenapa yan?" Tanyanya tak percaya
Wayan menggigit bibirnya sebentar sambil menatap iris tajam justin, "maaf untuk mengatakannya. Tapi memang aku masih menunggu dia. Dia cinta pertama ku, justin"
Cukup. Hari ini justin benar-benar dibuat tidak percaya. Lantas ia hanya bisa tertawa pelan lalu mengusap wajahnya sambil berusaha tersenyum
Wayan sendiri hanya bisa menatap kasihan ke arah justin. Merasa sangat bersalah.
"Oke wayan. Kita akhiri baik-baik ya? Terimakasih untuk dua tahun sebelas bulannya. Semoga bahagia" ucap justin dengan mata merah dan tersenyum ke arah wayan
"Justin. Bahagia ya? Boleh peluk sebentar? Anggap aja salam perpisahan hati kita?" Tanya wayan sambil mendekat ke arah justin
"Sure" jawab justin singkat lalu merengkuh badan yang lebih pendek sangat erat seolah-olah melampiaskan semua rasa sakit yang tiba-tiba datang kepadanya
"Tapi kalo kamu butuh sesuatu jangan sungkan sama gw ya yan? Gw ga bisa buat sok cuek sama lo layaknya orang baru putus di luar sana" cicit justin di kuling wayan
"Hiks"
Selaput gendang telinga justin menangkap isakan, langsung saja dia menjauhkan badan wayan
KAMU SEDANG MEMBACA
WooHwan || Tempat Les_- ̗̀ु ✰
Novela Juvenil"loh dek awan? ngapain di rumah saya?" -mas justin "loh, ini rumah bapak? adek diajak bunda ke sini" -dek awan -- "MAMAAAAAH TAKUT MAS JUSTIN SEREM!" -dek awan "JUSTIN JANGAN MESUM!" -mama justin "justin diem padahal ma...." -mas justin -- Update se...