"Cih.." decih seorang Lalisa sembari jempolnya sibuk mengscroll komenan di akun instagram merk brand terkenal Calvin Klein dimana akun tersebut mempertontonkan lekuk tubuh half naked kekasihnya. Beberapa menit yang lalu Jennie diumumkan menjadi Brand Ambassador produk tersebut, Lisa meradang membaca satu persatu komenan tidak beradab dari pria-pria yang menjadikan foto kekasihnya sebagai bahan fantasi, ini pelecehan!"C'mon hon.. jangan dibaca kalau kau tak ingin kesal" Jennie mulai angkat bicara karena sedari tadi pun memperhatikan kekasihnya itu.
"Mereka gila.. tak bisakah berhenti berfantasi liar dengan tubuhmu? Huhhhh.." Lisa menghembuskan nafasnya kasar sembari meletakkan kasar ponselnya di atas meja.
Jennie yang mengetahui situasi hati kekasihnya pun mendekat, mengamit lengan Lisa kemudian menyandarkan tubuhnya pada kekasihnya itu.
"Kau tau kan itu adalah mimpiku? Mereka hanya beberapa saja yang meninggalkan komentar menjijikkan, jika kau mencarinya terus-menerus kau akan menemukannya, kau bahkan melewatkan komentar-komentar positif lainnya hanya untuk membaca sampah itu" ujar Jennie lembut mencoba menenangkan kekasihnya.
"Tapi J.."
"Jangan terus kesal, aku akan selalu merasa bersalah mengambil job itu kalau kau bersikap seperti ini" Jennie berkata dengan ekspresi bersalahnya.
"I'm sorry babe.. aku hanya sedikit tidak terima saja tubuhmu dilecehkan oleh mereka" ujar Lisa yang merasa luluh.
"Forget it honey.. bukankah sekarang kau hanya perlu fokus dengan debut solo mu besok? Lalisa love me.. Lalisa love me.." Jennie berkata sembari menggoda kekasihnya menyanyikan sebait lagu milik kekasihnya itu, Lisa hanya menatap Jennie sembari tersenyum malu.
"Enaugh babe.. aku bahkan sangat gugup saat ini" Lisa berkata sembari merangkulkan lengannya pada leher Jennie lalu mengampitnya untuk menghentikan kekasihnya yang terus menggodanya.
"Itu wajar hon.. aku dulu juga sangat gugup, but.. fighting honey!"
Cupp
Jennie mengakhiri dengan mengecup pipi kekasihnya.
"More.."
"No.."
Cupp cupp cupp cupp
Lisa dengan gemas mengecup berkali-kali pipi kekasihnya itu.
"Emmm.. enaugh.. lalisa psycho.." berontak Jennie saat Lisa tidak juga melepaskannya.
"What? Say it louder.." ucap Lisa saat melepaskan kekasihnya itu.
"Psycho.." singkat Jennie melirik Lisa kesal.
"Baiklah.. aku kan menjadi psycho malam ini.. aarggggg.." Lisa menjatuhkan kepalanya di ceruk leher Jennie lalu menggigitnya pelan.
"Emmh.. lalisaaa.. stop.. jangan digigit bodoh" berontak Jennie namun semakin memiringkan kepalanya seolah sengaja membiarkan Lisa bermain di lehernya. Nolak-nolak tapi enak halah!
"Enggh.. yak.. geliii.." kali ini Lisa bermain dengan lidahnya di area leher Jennie.
Lisa menghentikan permainannya lalu menegakkan kepalanya menatap kekasihnya.
"Aku gugup.." ucapnya tiba-tiba kemudian mengambil salah satu tangan Jennie dan diletakkan di depan dadanya.
"Kau merasakannya kan? Bagaimana kalau aku melakukan kesalahan saat live? Bagaimana kalau penggemar tidak menyukainya? Bagai--"
Belum sempat Lisa melanjutkan perkataannya Jennie sudah terlebih dahulu menyumpal mulut tersebut dengan bibirnya, ciuman mereka berlangsung cukup lama sampai Lisa benar-benar tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JenLisa (Random Story) | Completed
FanfictionTrust J never doubt L Warning!! Rate 21+ GxG area