apakah Dia sesenang itu untuk memanggilku "papah"?, Rasanya bagus, Tapi kurasa Aku harus bertanya padanya
"nisa, "panggil ku.
" iya, papah !" ucapnya dengan semangat dan tersenyum.
"kebetulan, kenapa kamu bertanya padaku kalau kamu bisa memanggilku "papah" atau tidak?" ucapku bertanya.
"Bisakah kamu memberitahuku?" ucapku membujuk nya.
"karena kau akan marah" ucapnya dengan menunduk sedih.
"Hah??" ucapku keheranan
"kau akan marah kalau aku memanggilmu papah" ucapnya dengan sedih.
"Apa yang kamu maksud..." pikirku kebingungan.
"Jangan bilang , pria itu....." ucapku sambil menunjukkan muka marah !!!
(dia bahkan tidak membiarkanmu untuk memanggilnya "papah" ?!!).
"Aku tidak akan memanggilmu papah, tolong jangan marah.... maaf kan aku" ucapnya dengan sedikit menangis dan gemetaran.
( OH NOOOO !!! nisa sedang melihatku dan aku malah memasang muka marah !!! ) ucapku dalam hati.Tidak, aku tidak bisa melakukan ini, Aku seharusnya tidak mengingatkannya tentang ayahnya denganku.
"Tidak, Aku tidak marah sama sekali, Aku sebenarnya senang kamu memanggilku papah." ucapku sambil mengangkat tangan kananku.
"Benarkah?" tanyanya dan dia pun mulai tidak menangis lagi.(Aku harus berbeda dengan ayahnya !") ucapku dalam hati.
"TENTU SAJA , kamu boleh memanggilku papah ya?" ucapku sambil mengelus kepalanya dengan pelan.
"IYaaa!" ucapnya dengan gembira.Sore hari yang sama
"nisa apa kau yakin baik-baik saja kalau kita pergi keluar ?, kamu bisa
diam dirumah dulu, kalau kamu lelah." ucapku sambil melihat Nisa memasang sepatu.
"Tidak apa-apa papah" ucapnya20 menit lalu
"aku akan memandikan mu "
"Tidak, aku bisa melakukannya sendiri" ucap Nisa sambil menggelengkan kepalanya.
"ya, Baiklah hati-hati lantainya licin ya ?" ucapku
"baiklah papah" ucapnya dari balik pintu kamar mandi.Nisa tetap saja menolak untuk membiarkan aku memandikannya. Kali ini, dia Tidak memberitahu kenapa, Dia memberitahuku kalau dia Hanya membasuh tangan dan wajahnya, apakah dia trauma air? ah tidak buktinya dia membasuh wajahnya, hmmm ini membingungkan.
Tapi hal baiknya adalah bajuku yang dulu saat kecil muat untuknya.
(terimakasih ayah, untung kau menyimpan bajuku saat kecil terimakasih.) ucapku dalam hati.
kalau dipikir-pikir Nisa juga mengganti bajunya sendiri.20 menit yang lalu
" Nisa, apakah kamu sudah selesai (ganti baju) ?" tanyaku, karena aku dilarang olehnya untuk berbalik badan.
"Tidak masih belum" ucapnya.Apakah Dia malu?, yah tidak peduli seberapa mudanya dia, itu wajar saja karena dia perempuan.
"Haha, jika itu masalahnya, Beritahu aku" ucapku sambil mengelus kepalanya.
"Hehe..." dia tertawa kecilaku tidak bisa melihat ekspresi Nisa karena rambutnya
(haruskah aku memotongnya?) ucapku dalam hati.
Tidak, Dia akan mengetahuinya sebentar lagi.
Aku akan memotongnya."Nisa, ayo kita potong rambutmu, agar cantik seperti seorang putri" ucapku.
"Putri ?"
"itu benar seperti seorang putri ^^" kataku sambil tertawa kecil.
"Hehe..." tawanya.Di salon kecantikan
"Selamat datang" sambut seorang wanita, sepertinya itu salah satu pegawai di sini.
"Bisa langsung dipotong ?" ucapku bertanya.
"uhm,...anak kecil di sebelah mu... Putrimu?" ucapnya.
"iya putri ku... tidak bukan...emm" aku kebingungan kalau ku bilang ini bukan Putri ku Nisa akan sedih, tapi kalau kubilang ini putri gak apa-apa kan? lagi pula dia sudah kuanggap anak ku
"iya dia putri ku ^^" ucapku dengan tersenyum tipis.
"Ah, begitu ya! kau terlihat sangat muda, jadi aku menanyakannya untuk berjaga-jaga. Tapi kau Benar-benar ayahnya !" ucapnya dengan senyum.
"Dia bisa memotong rambutnya sekarang, tapi aku pikir kita harus mencuci rambutnya dulu" ucap pegawai itu menjelaskan.
"begituya, yah baiklah tunggu sebentar ya" ucapku.
"Nisa maukan di cuci rambutmu sama kakak ini?" tanyaku.
"Iya, papah" ucapnya.
"Haha, benarkah? kamu pemberani !" ucapku menyemangatinya.
"tunggu di sini sebentar ya?" ucap pegawai itu.
"oke" kataku.
"tapi aku perlu ke toilet dulu" ucapku
"ah baiklah toilet ada di ujung sana" ucapnya sekalian menunjuknya.
"ah, terimakasih banyak" ucapku seraya pergi ke kamar mandi.10 menit kemudian
aku kembali ke salon kecantikan, tapi .....saat aku melewati tokonya aku melihat Nisa dikelilingi oleh orang-orang !!.
"maaf kan aku karena lama kembali nya apakah Nisa membuat masalah?" tanyaku dengan terburu-buru, Tapi tiba-tiba ada yang memanggilku
"PAPAH !" teriak seseorang yang sudah jelas itu Nisa.Dan....... terbesit di pikiranku.....
Aku penasaran Bagaimana Reaksi orang-orang di depan umum saat mereka melihat seorang selebriti dengan penampilan yang gila ?.Kau akan selalu memuji penampilannya dan menatapnya dengan iri bukan?, Tidak pernah salah untuk tidak menghargai penampilan orang lain berdasarkan standarmu.
karena manusia adalah makhluk hidup yang selalu mencari keindahan, Namun aku bukanlah Tipe orang yang terobsesi dengan hal-hal itu, bukan karena menurutku aku tampan tapi mungkin karena cara ku melihatnya, bukan penampilanku yang aku tidak suka, tapi diriku yang lemah dan tidak kompeten.
itulah sebabnya bahkan kalau aku melihat seseorang dengan keindahan yang luar biasa atau selebriti wanita paling cantik di negara kami, tidak satupun yang mengesankan bagiku dan kupikir pemikiran itu akan ada selamanya. Tapi......
(Tidak mungkin !) ucapku dalam hati.pemikiran itu... sudah hancur hari ini, dia bahkan bukan artis terkenal atau artis papan atas, Matanya yang gemetaran, dengan pupil coklat bersinar, pipi nya yang merah merona dan itu adalah putri ku ! Nur Anisa.
nah sampai dini dulu ya hehe... gak bisa panjang-panjang karena ada beberapa kendala, dan emm di eps selanjutnya akan sedikit sedih .... tapi tidak banyak kok.
oke itu saja terimakasih banyak atas kunjungannya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
aku menjadi ayah dalam waktu satu malam
Random25 tahun menganggur bima marcelo anindito. suatu hari, dia menjadi seorang ayah. "Ayah?" Tapi....putrinya terlalu manis!!!