ini paman ku, orang yang berjanggut putih wajah keriput dan pecandu alkohol, dan dia mati hari ini ya aku sebenarnya malas untuk datang ke pemakaman nya tapi sudah tradisi keluarga besar kalau ada yang meninggal harus datang untuk mengantarkan jasad nya.(aku malas sekali datang) ucapku dalam hati.
"ugh siapa lagi nama nya ya? putrinya Clara ?"ucap sala satu kerabat yang sedang bergosip.
"nama nya Alexa agraini clara"ucap kerabat lain.
"ah iya itu nama nya, kasihan sekali ya anaknya masih kecil padahal."ucap paman yang pertama tadi.
(cih mereka hanya omong besar hanya kentut isi nya) suara ku yang sedang mendumel di dalam hati.
(mereka bahkan tidak peduli dengan aku yang dulu juga yatim piatu bukan aku kesal atau apa tapi tetap saja itu membuat ku jijik.) ucapku lagi yang sedang mendumel.
"jadi berapa umur anak itu?" ups !! aku tidak sengaja mengucapkan nya!!.
"usianya sekitar 5 tahun tahun ini."ucap bibi istri paman pertama.
"jadi siapa yang akan mengurus anak itu??"ucapku lagi
"ah, bagaimana jika kamu saja yang mengurusnya Bima ?"ucap paman dengan mulut bebek nya itu.
"apa aku?"ucapku yang terkejut.
"iya kau juga tinggal sendiri kau pasti bisa mendidik anak itu menjadi kuat seperti mu"ucap paman tadi.
"HEH BAB ENAK AJA KAU NGOMONG BANGST YOK KITA GELUD BAB" aku sedang menghayal ingin bilang gitu.
"maaf aku tidak bisa."ucapku tegas.
"ah itu sayang sekali."ucap si bangst ah maksud ku paman.
"jadi anak itu siapa yang akan ngurus?"kata pama lain.
suasana sunyi ini pernah kualami saat ayah ku meninggal.
semua orang mencari cari alasan yang bodoh.
"yasudah kita masukan saja ke panti asuhan"kata seorang bibi yanga ada tompel di hidungnya.
"iya aku setuju itu"ucap paman yang lain.
dan terus saja semua setuju, cih dasar munafik bngst.
"maaf semua nya aku harus pergi untuk mengurus hal lainnya."ucapku menyela.
"pulang lebih awal?"ucap paman tadi.
tiba tiba anak itu keluar dengan paman yang lain yang menjemputnya dari rumah paman ke sini
"fyuh aku buru buru kesini agar sempat jadi aku lupa memandikannya"ucap paman itu.
"nah kamu duduk di sini ya"kata paman itu.
(dari semua kursi yang ada di sini kenapa harus duduk di sebelah ku? ah kami tampak menyedihkan.)suara dari dalam hati ku.
(ah anak ini bau rokok, pasti paman bajingan itu yang merokok dan meninggalkan bau itu ) ucapku dalam hati.
(ah di gemetar )ucapku dan aku memegang tangan nya untuk menenangkan nya (apakah dia sedih ayah nya sudah tidak ada?)tanya ku dalam hati.
"kaget"anak itu menunjukan ekspresi kaget saat aku memegang tangan nya
"kaget"aku pun juga di buat kaget.
"bagaimana jika kita tinggal kan dia di panti asuhan yang tadi kita bicarakan?" ucap paman tadi.
"APAKAH KALIAN HARUS NGOMONG GITU DI DEPANNYA HAH?"ucapku yang terbawa emosi mendengar mereka
"apa maksud mu!!!"suara paman meninggi
"kau sampah egois kau tidak memikirkan perasaan anak ini!!"suara ku mulai meninggi lagi
"anak bajingan ini bisa bisanya dia bilang begitu kepada orang dewasa!!"
"maaf kan aku..."
"heh memang harus begitu.."
"maaf kan aku bukan hanya kalian orang dewasa di sini"
"aku akan merawatnya asal kalian tau ." sambil memegang tangan anak itu aku pergi ke luar sambil membanting pintu dengan keras.
"BRAK"
aku pun pergi untuk pulang ke apartemen sewa ku, sambil membawa anak ini ke tempat ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku menjadi ayah dalam waktu satu malam
Diversos25 tahun menganggur bima marcelo anindito. suatu hari, dia menjadi seorang ayah. "Ayah?" Tapi....putrinya terlalu manis!!!