Minta izin

13 3 3
                                    

Ya, Audy. Begitulah teman-temannya memanggilnya, sedangkan keluarganya biasa memanggilnya dengan sebutan Rara, di ambil dari nama tengah gadis itu. Gadis manis dari keluarga yang bisa di bilang pas-pasan. Audy adalah anak pertama dari tiga bersaudara, Ayahnya seorang buruh harian dan Ibunya adalah Ibu rumah tangga.

Audy memiliki sikap cukup dewasa, walau kadang masih suka teledor dan malas-malasan. Audy saat ini masih bingung dengan masa depannya, apa yang akan dirinya lakukan saat ini.

Sungguh dirinya tak ingin berdiam diri saja seperti ini, ia ingin membantu orangtuanya untuk mencari uang. Tapi Ayahnya selalu tak mengizinkan dengan alasan takut Audy kelelahan dengan gaji yang tak seberapa.

Audy akui ia memang tak terlalu minat untuk bekerja, karena terlalu malas. Tapi jika terus-terusan seperti ini Audy juga sangat bosan. Terlebih semenjak lulus, Audy jarang memegang uang, Audy kadang malu untuk meminta kepada orangtuanya. Terlebih Audy juga tau, uang yang orangtuanya punya bukan hanya untuk dirinya. Tapi untuk makan sehari-hari yang sangat pas-pasan dan untuk jajan adiknya yang masih kecil.

Sambil menunggu waktu kapan Ayahnya akan membawanya ke pesantren. Saat ini Audy hanya sedang mengisi waktu dengan menulis cerita ataupun membacanya di dalam Aplikasi berwarna Orange.

Ponsel Audy jauh dari kata mewah, tapi cukup untuk membantunya mencari informasi dan menggunakan sosial media. Di saat teman-temannya sudah bergonta ganti ponsel, Audy masih setia dengan ponsel pemberian Ayahnya 6 tahun lalu semasa Audy SMP.

Audy hanya bisa mensyukuri apapun yang ia miliki, karena dirinya yakin di luar sana masih banyak orang yang kurang beruntung darinya. Setidaknya itulah yang orangtuanya ajarkan padanya, untuk tetap bersyukur.

"Rara," panggil sang Ibu dari arah dapur.

Audy beranjak dari kasur untuk menemui sang Ibu, "Iya kenapa Bu?" Tanyanya.

"Rara tolong belikan Ibu cabe merah ya ke warung bu Sari, cabe merahnya abis ternyata," Ucap Asih, Ibu dari Audy dengan memberikan uang berwarna ungu.

"Iya Bu." Audy segera beranjak dari rumah, tak lupa ia memakai hijabnya terlebih dahulu sebelum keluar.

Setelah membeli apa yang Ibunya suruh, Audy segera memberikannya.

"Ibu ini cabenya," ucap Audy.

"Iya makasih Ra, uangnya pas?" Tanya sang Ibu. Audy mengangguk, padahal harga cabe yang ia beli kurang dua ribu, tapi Audy membayar kekurangannya dengan uang miliknya, setidaknya untuk uang segitu Audy masih punya.

"Masih ada yang harus Rara bantu Bu?"

"Udah beres kok, Ibu tinggal ulek cabe aja."

Audy kembali mengangguk, lalu melangkahkan kakinya kembali ke kamar. Merebahkan lagi tubuhnya di atas kasur, kegiatan yang hampir setiap hari ia lakukan semenjak lulus sekolah.

Audy menatap langit-langit kamarnya, kembali merenungi nasibnya kedepan.

"Aku bosen banget tiap hari rebahan terus," gumamnya.

"Pengen punya kerjaan, tapi Bapak gak mungkin bolehin."

Audy kembali terdiam, Audy kembali mengingat-ngingat moment-moment saat sekolah dulu dengan teman-temannya. Rata-rata teman-teman Audy melanjutkan kuliah entah di Universitas Negeri ataupun Swasta. Audy kadang iri dengan mereka, kini mereka sudah memiliki teman-teman baru, rutinitas baru dan hal yang dulu sempat Audy bayangkan juga.

Namun ternyata taqdir belum mengizinkan Audy menginjakkan kakinya di Kampus sebagai Mahasiswa.

Terlalu lama melamun ternyata membuat Audy mengantuk, hingga tanpa sadar Audy memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpi.

***

Malam hari setelah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, Audy membuka ponsel miliknya lalu menyalakan data, untuk sekedar menghibur diri dengan melihat Insta story teman-temannya.

Beralih dari aplikasi sosial media, Audy membuka aplikasi berwarna orange yang selama ini menemani dan menghiburnya dengan cerita-cerita di dalamnya.

Tok tok tok

Terdengar pintu kamar yang di ketuk, Audy beranjak untuk melihat.

"Ra?"

"Bapak," ucap Audy setelah mengetahui orang yang mengetuk pintu adalah Ayahnya.

"Ada yang mau Bapak bicarain, tolong keluar dulu," Ucap sang Ayah, Deni.

Audy mengangguk, lalu keluar mengikuti sang Ayah yang kini duduk di ruang tamu.

"Kenapa Pak?" Tanya Audy setelah berhasil mendudukan diri.

"Soal kamu yang mau ke pesantren, kamu udah siap?"

"Rara in syaaAllah selalu siap pak."

"Tapi Rara, bapak lihat kamu memang pengen banget kuliah. Kamu yakin?"

Audy masih terdiam, lalu menghela nafas ringan, "Jujur, Rara emang pengen banget bisa kuliah kayak temen-temen Rara. Dan itu juga impian Rara sejak lama, tapi kalau misal Bapak mau Rara pesantren. Rara gak keberatan. Lagipula, Rara sudah mencoba tiga kali untuk masuk kuliah, namun selalu gagal. Mungkin jalan Rara emang di pesantren."

"Maaf kalau Bapak terlalu memaksa kamu."

Audy mencoba tersenyum, "Gapapa Pak."

"Nanti bapak lihat keuangan kita dulu ya, kalau sudah cukup bapak akan segera berangkatkan kamu ke pesantren."

Audy mengangguk, "Iya Pak."

"Yasudah, kamu boleh ke kamar," Ucap sang Ayah.

Audy masih terdiam, menimang untuk membicarakan apa yang selama ini mengganggunya.

"Hhm, Pak?" Panggil Audy yang masih ragu.

"Kenapa?"

"Gini Pak, kalau Rara minta izin untuk kerja selama nunggu berangkat boleh gak?" Tanya Audy, "Rara bosen Pak di rumah terus, Rara cuma kerja part time aja kok dan gak kontrak juga."

"Kerja dimana?"

"Kerja di toko kue yang dekat alun-alun itu Pak, kebetulan toko kuenya punya tantenya temen Rara."

"Yasudah, tapi selalu jaga kesehatan. Jangan sampe kecapekan."

Audy tersenyum, "Iya, makasih Bapak," Ucap Audy, "Kalau gitu Rara ke kamar lagi."

Audy beranjak menuju kamar, lalu merebahkan diri. "Alhamdulillah, akhirnya boleh juga."

Audy segera mencari ponselnya dan menghubungi temannya.

"Hallo Dy, kenapa?"

"Hallo Cha, aku udah di bolehin kerja di toko kue tante kamu sama bapak aku. Jadi kapan aku bisa mulai kerja?"

"Wah serius? Syukurlah kalau gitu. Kamu besok jam 10 langsung ke toko kue aja, nanti aku yang bilang ke tanteku."

"Hmm oke kalau gitu, makasih ya Cha."

"Sama-sama Audy."

Audy akhirnya bisa mengumpulkan uang selama menunggu keberangkatannya ke pesantren, hitung-hitung menambah bekal Audy ketika di sana.

***

Tbc

Kamis, 23 Juni 2022.

Salam Manis
Nayy Inay❤


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita AudyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang