31

10.7K 1K 147
                                    

Menikah atas dasar perjodohan. Siapa yang bisa menerima? Sangat jarang diawali cinta. Apalagi wasiat perjodohan.

Jodie sangat tau, suaminya tak membenci. Namun sosok itu tidak pula mencintainya. Entah sudah memiliki kekasih, ia tak pernah berani untuk bertanya. Segan. Namun seiring berjalan waktu, dirinya jadi tau bahwa suaminya itu tidak memiliki sosok kekasih tapi gila kerja.

Selama tahun pernikahannya, terhitung sekali saja mereka betul-betul berpeluh dalam satu kamar. Itupun tidak dalam keadaan sadar. Biasanya suaminya itu akan jatuh tertidur sebelum sempat membuka kancing celana.

Sebagai seorang istri tentu harus menjaga kehormatan keluarga, menjaga diri. Namun nyatanya ia telah merusak itu.

Ada satu rahasia yang ingin selalu ia tutup rapat, dan sangat disesalkan pernah terjadi. Kesalahan yang memaksa untuk terus melakukan hal sama. Mengikatnya dengan tali kekang tak kasat mata. Sungguh, Jodie harap itu tak pernah terjadi.

Mirisnya sentuhan beracun itu menjadi candu. Awalnya memang atas dasar paksaan. Namun tak bisa dipungkiri bahwa tubuhnya mendamba. Sentuhan dan belaian hangat adalah hal yang tidak bisa didapat dari suaminya. Sosok yang menciptakan jurang pemisah begitu jauh.

Tahun-tahun telah berlalu, kadang kala Jodie berharap tak pernah masuk ke toko antik itu. Ya, jika saja kakinya tak menuntunnya kesana, ia takkan pernah bertemu dengan pria itu. James, teman semasa sekolah di Inggris dulu. Bisa dikatakan, mantan kekasihnya yang harus ditinggal menikah.

Minggu depan, aku akan kembali ke London dan menetap disana selamanya. Kau yakin akan tetap menjadi sosok tak terlihat di keluarga itu? Ada tiga tiket telah kupesan. Apapun keputusanmu, aku akan menerima. Entah itu dulu, sekarang, dan di masa depan, aku selalu mencintaimu, Jodie.

Jodie kembali membaca pesan yang dikirim James enam hari lalu. Besok, pria itu akan terbang ke London. Terakhir mereka bertemu adalah dua Minggu lalu di toko antik yang telah dijual. Hari itu, ia telah menolak tawaran yang sama.

Cinta?

Jodie mengakui bahwa dirinya mengagumi Jeongguk dan hati lebih mencintai James. Namun Jun perlu sosok ayah teladan seperti Jeongguk, bukan hanya seorang pengrajin kayu di toko antik kecil. Egois memang.

"Mama."

"Ya, Jun sayang?" Jodie meletakkan ponselnya dan mengusap surai Jun. Buah hatinya itu baru bangun tidur.

"Jun mau ikut mama beli makanan."

Jun yang tadinya hendak terpejam lagi jadi membuka mata, dan mengangguk cepat. "Jun mau ja--jan."

Bibir Jodie mengecup gemas sang anak, kemudian bersiap menuju super market untuk belanja bulanan.

Diambilnya dua pasang baju dari lemari, "Jun mau yang mana?"

"Yang ini."

"Hanya satu? Tanya Jeongguk.

"Emm.. dua." Ucap Taehyung lagi disusul mengambil satu kotak besar Oreo mini rasa stroberi, kemudian dilempar ke trolley yang didorong daddy-nya.

"Lalu yang ini, ini, ini, ini, dan ini juga."

Di lain sisi, Jeongguk hanya menatap Taehyung yang tengah berbelanja makanan. Begitu meninggalkan rumah sakit, ia menyempatkan mampir ke super market dulu.

Jeongguk lega, setidaknya Taehyung tidak berwajah sendu lagi. "Taeby."

"Ya, daddy?" Jawab Taehyung disertai menoleh ke belakang.

"Daddy ambil trolley lain dulu."

Melihat trolley yang dipenuhi snack berbungkus pink, Taehyung tersenyum kotak. Baru sadar jika ia mengambil banyak makanan. Tapi masih ada yang ingin dibelinya. Maka ia mengangguk saja.

"Tunggu disini saja, ya." Ucap Jeongguk sebelum mendorong trolley dan mengambil yang baru.

Bukan Taehyung namanya jika hanya diam. Dirinya bukan batu dan tidak ingin hidup menjadi batu. Langkahnya bergerak mencari-cari makanan yang menarik minatnya, dan terus melangkah hingga ke bagian susu.

"Aa, susu stroberi." Guman Taehyung. Tapi ia tak membawa trolley jadi ditinggal dulu, dan lanjut melangkah. Tak lama ada barisan kaleng yang menarik atensinya, susu kaleng berkemasan pink. Namun bukan rasa stroberi, melainkan cocopandan.

"Aa." Refleks Taehyung meringis karena pipinya yang dijiwil daddy.

"Kamu ini hobi membuat Daddy pusing ya."

Taehyung merengut sambil mengusap pipinya, "Daddy jangan cubit-cubit."

Chu~

"Daddy." Suaranya kesal dengan nada rendah dan ditekan. Di tempat umum macam ini daddy berani sekali main cium-cium. Biasanya juga tidak. Kan bahaya jika ada yang lihat.

Bukannya takut melihat pelototan Taehyung, Jeongguk hanya tertawa. "Kamu lucu kalau marah begitu. Mau daddy cium lagi?"

Spontan Taehyung berbalik badan, tak ingin menanggapi daddy-nya. Ia mengambil susu kaleng warna pink tadi dan memasukkan ke dalam trolley.

"Hey, Taeby."

"Apaan sih, daddy?! Jangan sentuh-sentuh."

"Jangan judes gitu mukanya." Jeongguk memeluk Taehyung dari belakang dan menopang dagu di pundak baby-nya itu.

Mata kucing Taehyung melirik sinis, "Daddy, nanti ada orang."

"Disini sepi."

"Lepas ih, daddy."

"Jangan masam gitu, atau mau daddy cium."

Spontan telapak tangan Taehyung mendorong dahi daddy menjauh. "Makanya daddy jangan asal suka nyosor."

"Kan kamu yang ngajarin." Jeongguk membela diri.

"Haish!!! Itu karena kebiasaan aku mabuk." Sela Taehyung. Daddy masih saja suka mengungkit ciuman pertama mereka. Sungguh kesal rasanya melihat senyum menggoda sang daddy.

"Daddy mirip om om pedofil. Pergi sana!!!" Serunya dan melangkah menjauh, sedangkan Jeongguk tersenyum lebar sambil mendorong trolley. Sebenarnya ia melakukan itu agar Taehyung tak memikirkan tentang pemeriksaan tadi.

"Taeby, tunggu."

Di depan sana Taehyung terus berjalan tanpa menolah. Bonus mengacungkan jari tengah.

Dasar minta dihukum. Jeongguk tersenyum miring dan kembali mengambil langkah.

Jika melihat dua pria saling berciuman, apa yang terlintas di benak kalian?

Hanya main-main, bisa saja. Tapi mungkinkah hanya sekedar bercanda untuk apa yang dilihatnya barusan? Ingin berpikir seperti itu tapi tak bisa. Jodie mendekap Jun, membelakangi dua sosok yang dikenalnya tengah berada jauh disana.

Sekarang ia tau, kenapa suaminya itu tak pernah menyentuhnya. Dan kenapa pula Taehyung datang ke rumah hari itu.

Miris. Selingkuhan sang suami begitu leluasa memasuki rumah. Aa, mungkin pula ini adalah karma.

.

.

TBC

.

Dan begitulah sekelumit kisah Jodie. 

Daddy Dosen ╬ KOOKV [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang