2# Beautiful

14.5K 1.2K 7
                                    


Suara batuk Ayah Riana terdengar seperti memecahkan keheningan di ruangan itu, ia juga baru pertama kali ingin menanyakan ke adaan Riana sekarang. "Kenapa bisa kau jatuh ke dasar kolam?" tanya Simsom pada Riana.

"Entahlah, bisa saja ada yang ingin membunuhku!" Riana berbicara ketus, sambil menyuapi nasi goreng masuk ke dalam mulutnya.

Raut wajah Simsom berubah, ia begitu marah jika benar-benar ada yang ingin membunuh anaknya.
"Katakan siapa orangnya?!" teriak Simsom.

Riana tertawa melihat Ayahnya geram menunggu jawabannya, dan Riana sendiri tau jika ia mengatakan pelakunya adalah Sonia, Ayahnya pasti tidak akan perduli dan tidak akan percaya padanya.

Riana menarik napas, lalu melambaikan tangannya untuk memberi syarat. Bahwa mereka tidak perlu peduli dengan urusannya lagi.

Sonia tersenyum kecil, dia sudah menduga bahwa Riana tidak akan memberitahukan apa yang telah terjadi, idiot tetap lah idiot. Walau saat ini Riana tampak berbeda, orang lain pasti tetap akan menganggapnya sebagai idiot.

Ibu tiri Riana, sejak tadi memperhatikan Riana yang begitu berbeda, ia memilih untuk diam dan tidak menanyakan sesuatu pada Riana.

Ia hanya melihat Riana dari atas hingga kebawah. Pandangannya bahkan tidak teralihkan, sebaliknya ia sendiri bisa membandingkan kecantikan Riana yang kalah jauh dari Anaknya.

'Ada apa dengannya? Kenapa aku melihat ada sosok yang begitu kuat dalam dirinya, cara dia berbicara terlihat santai dan acuh, sangat beda dengan sebelumnya, dimana hari-hari seperti biasanya ia akan terlihat takut menghadapi orang, dan pastinya ia akan memilih menundukkan wajahnya kebawah, dan tidak akan berani menatap ayahnya. Tapi ini, kenapa dalam semalam dia berubah?' Ibu Sonia tenggelam dalam pikirannya selama suara dentingan sendok berbunyi.

15 menit kemudian, Riana pamit pada keluarganya yang masih duduk, ia lalu meninggalkan mereka semua disana, tapi tangannya di tahan oleh kakak laki-lakinya.

"Riana biar aku antar! Kita sejalur bukan?" Tawar Lukky padanya.

Riana diam dan masih tetap melanjutkan jalannya menuju halaman rumahnya, dan Lukki masih mengikutinya di belakang.

Tak lama Mobil Sport milik kakaknya datang, dan mengajak Riana untuk masuk bersamanya. Namun Riana tatap terdiam di tempatnya dan menatap mobil kakaknya.

"Ada apa adik, kenapa kau belum masuk?" tanya Lukky.

"Kakak kenapa kau tiba-tiba baik padaku?" Riana menatap kakaknya dengan tatapan dinginnya.

Lukki mendekat lalu memegang pundak Riana, ia mencoba tetap rileks saat berhadapan dengan adiknya. "Apa maksudmu adik? Aku baik karna kau adalah adikku! Apa yang salah dengan itu?"

"Ini pertama kalinya kau seperti ini," kata Riana menatap dalam mata Lukki.

"Adik kita tidak banyak waktu, kau harus berangkat sekolah!"

Saat Lukki membuka pintu mobilnya, ia mendengar Riana berkata, "Aku akan menyetir Mobil ini sendiri. Silahkan kakak ambil Mobil yang lain!" Riana seperti memberi perintah.

Lukki Tertawa. "Riana sejak kapan kamu bisa menyetir? Apa kau ingin membuat jalanan baru."

Riana berjalan dan mendorong kakaknya yang masih menatapnya bingung, ia tidak menyangka adiknya memiliki tubuh yang kuat, Lukki yang sebagai pria kuat memiliki badan kekar bisa membuatnya terdorong kebelakang.

Riana duduk di stir mobilnya lalu menutup pintunya, setelah itu memakai sabuk pengamannya. Tak lama mobil itu melaju cepat menuju pintu gerbang meninggalkan rumah besar mereka.

BETRAYED TO DEATH [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang