Part 3

2 1 0
                                    

Suara ricuh yang cukup ganggu di telinga merusak ketenangan jiwa. Siapa pun yang mendengarnya pasti akan merasa emosi. Barang-barang jatuh terdengar keras yang dibuat oleh laki-laki berperawakan tinggi. Tangannya mengobrak-abrik mencari barang yang ia inginkan. 

Seorang wanita cantik berusia sekitar 45 tahun itu berjalan menghampiri. "Lagi cari apa nak? Kok berisik banget cari barangnya, liat tuh isi gudang yang udah Bunda rapihin jadi berantakan lagi." Laki-laki menoleh menatap ke sumber suara.

"Ini loh Bunda, Irga lagi cari bola basket. Kok engga ada yaa?" tanyanya. Wanita yang dipanggil Bunda menghela nafasnya, matanya menelusuri ruangan yang bisa dibilang gudang, matanya berhenti menangkap barang yang dimaksud anaknya itu.

"Itu apa?" ucap Melisa malas menujuk bola basket yang berada di atas lemari. Laki-laki yang bernama Irga menyengir tanpa dosa sambil menggaruk tengkuk kepalanya, ah ia tidak melihat.

"Hehe Irga engga lihat Bunda." Melisa melihat anaknya dengan malas, menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak sulungnya itu. "Lain kali cari barang, jangan sambil kesal. Kamu kalau cari apa-apa itu harus sabar, tenang dan teliti, insyallah ketemu." Irga menganggukan kepalanya mendengarkan ucapan nasihat dari Bundanya.

"Baik kanjeng ratu," ujar Irga tegas, dengan gaya hormatnya membuat Melisa terkekeh.

"Yasudah Bunda kembali ke dapur, kamu sebelum keluar. Harus bereskan apa yang kamu buat." Irga kembali menganggukkan kepalanya, dan menatap  Ibundanya  yang sudah keluar dari ruangan.

Irga pun mengambil bola basket dan menata kembali barang-barang berserakan yang ia perbuat. "Buset berantakan juga yaa," gumamnya melihat semua barang yang tidak terpakai ada di mana-mana.

Artha Dhirga Mahesputra, panggil saja ia Mahes. Jangan Irga, itu adalah panggilan kesayangan dari sang Kanjeng Ratu.

Mahes laki-laki tampan berusia 22 tahun adalah anak sulung dari pasangan Melisa Ardytia dan Garda Mahes. Tapi sayang Garda Mahes alias ayahnya gugur dalam tugas sejak tahun 2010 silam di umur dirinya 7 tahun, meninggalkan dirinya dan juga Bundanya. Garda adalah seorang tentara sedangkan Melisa hanya orang biasa yang baru saja lulus dari Sarjana Hukum, yang jatuh cinta kepada laki-laki dari kalangan Abdi Negara. 

Ia pernah sekali diceritakam oleh sang Bunda. Bagaimana pertemuan Kanjeng Ratunya dengan Pangeran Bercorak Hijau itu. Yang Mahes tau, seingatnya, mereka bertemu saat Bundanya tidak sengaja masuk ke wilayah pertempuran, terjebak dengan suara tembakan, dan saat itu Ayahnya lah yang menolong sang Bunda, menyelamatkan Bundanya yang ketakutan.

Entah apa yang dibuat Melisa, Mahes juga heran mengapa Bundanya sampai ada di sana, lagi pula kenapa tidak ada yang mengawasi Melisa? Dan tidak ada yang memberitahunya?

Dan ...

Ternyata pertemuan mereka tidak hanya sejak saat itu, tetapi pertemuannya hampir setiap hari, karena Garda adalah anak buah dari Bartha Ardyana yang notabenenya adalah kakek Mahes.

Kakek maupun Ayah adalah anggota yang sangat setia dan selalu bersedia melindungi Bangsa dan Negara. 

Mahes tidak mengikuti perjalanan ayahnya ataupun kakeknya. Bukan karena ia tidak mau, hanya saja dia mempunyai mimpi yang berbeda. Salah satunya ingin menjadi seorang yang selalu berguna dan memberikan ilmu kepada orang-orang yang tidak mendapatkan pendidikan yang sangat kurang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang