"Mata Hazel yang berhasil menghangatkan hatiku"
Seorang cowo menuruni tangga sambil membawa tas sekolahnya di bahu kanannya. Itu Dhega.
Kaki jenjangnya melangkah mendekati meja makan yang telah tersaji satu porsi roti panggang dengan selai coklat.
Dhega memakan roti panggangnya sambil berdiri lalu tanganya bergerak membuka kulkas dan menuangkan air dingin.
Sembari menikmati air dingin yang mengairi tenggorokan, matanya menjelajah seisi rumah yang terlihat sepi. Ia tinggal bersama ayah dan dua pekerja di rumahnya.
"Pagi, den." Sapa Mbok Ijah yang baru saja kembali dari pasar.
"Pagi." Balas Dhega singkat. "Papa semalem pulang, bi?" Tanyanya.
"Engga den, beliau ada urusan bisnis ke luar kota sampai beberapa hari." Jawab bi Inah.
Dhega mengangguk mengerti. Ia lalu meraih kunci motor di sakunya, lalu melangkah ke garasi untuk menghampiri motor hitam kebanggaannya.
Jam sudah menunjukkan jam tujuh kurang lima menit tetapi Rengga masih anteng sambil memanasi motor. Dan ketika jam menunjukkan pukul tujuh, barulah Dhega memakai helm dan melajukan motornya.
Sekitar 20 menit menempuh perjalanan, Dhega sampai di tempat penitipan motor di dekat sekolahnya. Kenapa tidak parkir di dalam sekolah? Jawabannya karena pasti gerbangnya sudah ditutup.
Dhega mendengus ketika melihat di depan gerbang terdapat anak osis dan orang yang paling ia benci juga ada di sana. Namanya Kafka, sang Ketua Osis.
Dhega memilih melipir ke samping sekolah dah akan memanjat gerbang belakang. Cukup mudah bagi Dhega karena ini adalah jalan rahasia masuk sekolah bagi para anggota Geng Reisten.
Setelah berhasil masuk, Dhega segera menuju kelasnya yang berada di lantai dua.
Kelas 11 IPS 3, itu yang tertulis di atas pintu yang Dhega masuki.
🌅
Tidak terlalu sulit bagi Jia untuk beradaptasi di sekolah barunya. Terbukti di hari pertama ia telah mempunyai tiga teman dekat. Namanya Raras, Zheva, dan Lalita.
"Nih, lo pokoknya harus coba sih." Ucap Zheva sambil memberikan semangkuk mie ayam di depan Jia. Mereka sekarang berada di kantin.
"Bener tuh, Mie ayam Pak Jojo yang paling juara." Sahut Raras yang sedang menuangkan saos di mangkuk mie ayam miliknya.
"Loh, Lita ga beli mie ayam juga?" Tanya Jia, diantara mereka berempat hanya Lita yang memilih siomay.
"Dia minggu kemarin jajan mie ayam terus, dah bosen kayaknya," sahut Zheva.
"Bukan bosen anjir," sanggah Lita. "Gue kan dijatah perminggu cuma boleh makan mie sekali, kemarin ketahuan nyokap kalo gue makan mie seminggu full." Jelasnya.
"Kok bisa? Siapa yang ngadu?" Tanya Raras.
"Abang gue," jawab Lita sebal.
"Lita punya abang di sini?" Tanya Jia.
"Punya, tuh." Jawab Lita sambil menunjuk ke meja pojok yang diisi empat orang cowo.
"Abangnya Lita, yang samping cowo paling ganteng itu." Sahut Zheva heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunset
Teen FictionSunset. Indah tapi hanya sesaat. Ini cerita tentang Jiana si gadis ceria dan Dhega sang ketua Geng Reisten. Menurut mereka sunset seperti takdir yang mempersatukan mereka dalam sebuah hubungan. Dhega dan Jia tidak pernah menyangka, sunset di sore it...