🚫DON'T FORGET 🚫
TO FOLLOW MY WATTPAD ACCOUNT, VOTE AND SUBMIT THIS STORY TO YOUR LIBRARY!
【ALFAR】
Gadis dengan gaun hitam pendek yang melekat indah ditubuhnya itu sedang mencoba bersembunyi dari kejaran-kejaran orang berbadan besar dibelakangnya. Gadis itu membalikkan badannya seraya memegang kedua sendal dan hap! Sendal itu pun tepat mengenai kedua kepala orang berbadan besar. Mendapatkan serangan kecil, dua orang itu pun saling melemparkan tatapan dan tak lama tertawa dengan melempari kembali sendal kearah gadis itu. Melihat hal itu, sontak membuat gadis itu mengepalkan tangannya yang sudah terisi penuh pasir.
"Rasakan ini manusia jahat!" Seiringan dengan teriakannya pasir yang telah ia lemparkan pun berhasil mengenai mata kedua orang itu.
Gadis itu tersenyum sinis sembari mengambil sendalnya. "Makanya jangan macam-macam sama gue, rasain tuh!" Melihat dua orang itu yang sibuk mengucek matanya dari pasir membuat gadis itu pun berlari meninggalkan mereka.
Selama berlari, ia tidak menyadari bahwa dirinya tidak lagi dalam permukiman warga. Memberhentikan larinya, ia pun menatap sekeliling yang dipenuhi oleh pohon-pohon besar dengan perasaan takut.
Dirinya pun menatap jalanan lurus yang becek dan mengikuti jalan itu berharap bisa keluar dari hutan gelap ini. Selama ia berjalan, ia hanya bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang dengan keringat dingin yang mengalir membasahi pipinya.
Tidak lama berjalan, ia menemukan sebuah jaket dengan lambang mahkota yang disampingnya terdapat dua sayap, tapi ia lebih fokus terhadap tulisan yang samar-samar dapat ia lihat.
"Bloods? Siapa dia?" Gumamnya bingung. Tidak mau diambil pusing, dirinya pun memasangkan jaket itu kedalam tubuhnya.
Ia berjongkok ketika tidak sengaja melihat sebuah jejak ban motor yang cukup jelas. Dirinya pun bangkit dan tersenyum lebar menyadari dirinya akan keluar dari hutan gelap ini. "Apa aku akan selamat?" tanyanya pada diri sendiri.
Tak ingin berlama-lama berdiam diri, ia pun kembali melanjutkan perjalanannya mengikuti tanah yang terdapat jejak ban hingga sampai di suatu tempat yang membuat dirinya diam seribu kata. Tempat yang seharusnya ia bisa keluar dari dalam hutan, justru yang ia dapatkan sebuah bangunan tua yang terbengkalai.
"Y—yang benar saja jika ada orang yang kesini."
Karena penasaran, dirinya melangkah menuju bangunan tua tersebut. Semakin dekat dengan bangunan, dapat ia rasakan aura negatif yang terpencar di bangunan itu. Tapi rasa penasarannya lebih besar dibandingkan rasa takut pada dirinya.
Gadis itu menatap pintu kayu lapuk itu cukup lama sebelum hujan mengguyur bumi dengan deras. Tanpa berpikir panjang, ia lantas mendorong pintu itu kuat dan memasuki ruangannya dengan memejamkan mata. Sayup-sayup ia dengar suara pekikan yang membuat dirinya merosot kebawah dengan tubuh yang menggigil ketakutan.
"Maafin gue penunggu rumah, gue lancang masuk rumah kalian tapi, diluar hujan deras. Tolong gue hanya berteduh sebentar aja terus langsung pergi." Ucapnya dengan menutup matanya kuat-kuat.
Debaran jantungnya semakin kencang ketika mendengar suara langkah kaki yang sepertinya berjalan kearahnya. Tangan gadis itu merayap mencari sesuatu dan akhirnya ia menemukan sebuah balok yang berukuran sedang. Dengan sisa keberanian yang ia punya, lantas ia membuka matanya perlahan dan berdiri menodongkan balok yang ia pegang. "Jangan ganggu g—" Perkataannya terhenti ketika melihat sekelompok laki-laki yang tengah menatapnya dengan tatapan tajam bahkan ada yang terang-terangan menertawai dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAR
Teen FictionAlfar Erlans Dirgantara, sang ketua gangster yang paling disegani di kota Jakarta. Nama gangster tersebut adalah Bloods. Bloods adalah nama gangster yang telah berdiri selama sepuluh tahun lamanya. Selama itu juga tidak sembarang orang yang bisa men...