INTRO & PROLOG

702 45 5
                                    

〰️〰️〰️



Cast :

Fenly Callan Darwin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fenly Callan Darwin

Fenly Callan Darwin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shandy Art Darwin

Fajri Calvino Darwin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fajri Calvino Darwin

Another added later



Another added later

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

〰️〰️〰️

Fenly itu hanya mau pergi ke rumah temannya untuk mengerjakan tugas kelompok, tidak perlu ditemani seperti anak kecil. Dirinya tidak butuh jasa antar jemput kedua saudaranya.

Fenly cukup berani jika berangkat seorang diri, tidaklah perlu pengawasan apapun dari kedua manusia overprotektif seperti Shandy dan juga Fajri.

Tidak lucu jika nanti ia menjadi bahan tawaan teman-temannya lagi, sudah cukup kejadian tempo hari lalu saja. Dimana Shandy dan Fajri menyeret dirinya dari area sirkuit seperti anak kecil ketahuan bolos sekolah, membuat semua pasang mata pada saat itu memandanginya.

Sejak pertama kali ia memasuki sekolah yang sama dengan Shandy, kakaknya itu selalu mengunjungi kelasnya hanya untuk memeriksa keadaan Fenly jika adiknya itu baik-baik saja. Melarangnya untuk membuat janji dengan temannya jika bukan untuk mengerjakan tugas.

Disusul oleh Fajri, bersikap sama persis seperti Shandy yang terlalu ingin tau apa yang akan Fenly lakukan.

Dan itu semakin lama membuat Fenly merasa muak.

"Gue mau kerja kelompok, bukan mau perang" Fenly melempar begitu saja ransel miliknya yang tadi sudah berada dipunggung.

Tindakan kedua saudaranya itu sangat berlebihan, layaknya memperlakukan seorang anak awam yang baru pertama kali keluar sore hari.

"Lo berangkat jam segini, pasti pulangnya juga malem. Mending cepet kirim alamat rumah temen lo itu biar nanti gue bisa jemput" Fajri berucap.

"Gue ngga mau di jemput!" tolaknya.

"Pilihan lo cuma dua, pulang di jemput atau lo ngga boleh keluar sore ini" kini giliran si sulung yang bersuara.

Fenly menatap Shandy tidak percaya, ia benar-benar hanya berniat untuk mengerjakan tugas kelompok, tidak akan berbuat macam-macam atau pergi kearah lain.

"Minggu lalu lo bohong, bilangnya ke toko buku tapi nyatanya lo ada di sirkuit nemenin temen lo adu balap motor. Ngga menutup kemungkinan lo bakal bohong lagi. Jadi ngga usah banyak ngomong, jangan bantah! Kasih alamat rumah temen lo itu atau lo balik ke kamar" telak, sepertinya Fenly tidak berani lagi untuk menjawab.

Meskipun Fenly dikenal sebagai seorang yang cukup temperamen, gampang marah dan juga bisa disebut galak. Namun tetap saja Shandy itu kakaknya, sekaligus kakak tertua yang saat ini menjadi penanggung jawab semua orang didalam rumah ini.

Iya, semenjak kedua orang tuanya tiada, Shandy lah yang bertugas untuk melindungi dan menjaga kedua adiknya.

"Terserah lah" Fenly memutuskan untuk kembali ke kamar, rasa-rasanya ia tidak lagi memiliki mood untuk menyelesaikan tugas kelompok itu.

〰️〰️〰️

〰️〰️〰️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BRO ! [ Fenly Centric ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang