Bro! '03

350 42 4
                                    


〰️〰️〰️

Pagi ini lumayan cerah, tidak mendung seperti kemarin. Harum masakan lezat tercium ketika langkahnya melewati kantin sekolah. Tapi bukan tempat itu yang saat ini akan ia tuju, menahan hasrat ingin mampir untuk menuntaskan rasa lapar.

Fenly meneruskan langkah cepat untuk menuju ruangan dimana Shandy saat ini tengah rapat dengan anak-anak osis. Sekedar informasi jika kakaknya itu ialah ketua osis, yang tahun ini akan ada pergantian untuk sandangan tersebut. Jabatan ketua osis akan segera terlepas dari Shandy yang sudah menginjak kelas akhir.

"Duh ribet banget sih" suara Fenly mulai tertahan, menahan untuk tidak meledak saat ini juga. Uang sakunya tertinggal dirumah, itulah mengapa ia harus menemui Shandy sekarang.

Tentu untuk meminjam uang.

"Shandy udah selesai belum ya rapat nya?" Fenly bertanya pada dirinya sendiri saat sudah didepan ruangan yang dimaksud. "Ya udah lah ketuk aja, masa bodoh gue laper"

Mengesampingkan ego, demi perut yang mulai keroncongan. Tangan yang sudah terangkat kini ia turunkan lagi ketika pintu yang belum sempat ia ketuk itu terbuka, orang pertama yang muncul dari sana ialah teman Shandy yang bernama Gilang.

"Fenly? Nyari abang lo?" tanya teman Shandy tersebut.

"Iya"

Belum dipanggil, yang dicari sudah menampakkan diri. Menghadap Fenly yang berdiri disana. "Fen? Kenapa?"

"Gue mau..-" cukup lama ia menjeda, karena sedikit gengsi untuk meminjam uang. Dan nampaknya hal itu membuat Shandy ikut memperhatikan gestur wajah Fenly yang gelisah.

"Kenapa sih? Mereka bikin gara-gara lagi?"

"Bu- bukan"

"Lang, gue duluan ya. Pimpin aja rapatnya.. udah mau selesai juga" perintah Shandy.

"Iya" Gilang menjawab dengan anggukan mau saja, lantas Shandy menarik adiknya itu untuk pergi.

.
.
.

Pukk!

"Pacaran mulu" Shandy menepuk keras bahu laki-laki yang mana ternyata adalah adiknya sendiri, Fajri.

Gadis yang juga ada disana ikut tersenyum saat Shandy dan Fenly terlihat ikut bergabung di meja mereka. Tangannya hendak melambai tapi tertahan karena merasa malu.

"Hai kak Shandy, kak- Fen?"

Gadis itu terdengar kurang yakin untuk memanggil nama Fenly, karena kabar kemarin yang ia dengar. Dan jangan anggap penghuni sekolah semua tidak peduli. Fenly Callan adik dari Shandy sang ketua osis terdengar terjerat kabar yang tidak mengenakkan.

"Ra, kamu duluan sana" suara Fajri mendahului,

Si gadis yang merasa di usir memicing tidak suka pada Fajri, berdiri dengan wajah tidak enak dilihat dan pergi begitu saja.

"Kabar si Rosa temen lo itu sekarang gimana?" tanya Shandy.

Fenly dan Fajri mengangkat wajah mengarah untuk melihat Shandy yang baru saja bertanya. Kenapa malah bertanya kabar perempuan itu?

"Semenjak foto itu kesebar, dia ngga pernah masuk sekolah. Maka nya si Fiki ngomel mulu ke gue" jawab Fenly singkat.

Ngomel dalam artian memaki, membentak, menyalahkan karena tidak terima dengan perlakuan yang nyatanya tidak pernah Fenly perbuat tentu saja.

Fenly juga diacuhkan saat berada di dalam kelas, yang dulunya siapa saja akan mengajaknya berbicara kini tidak ada satupun yang mau mendekatinya.

Fenly tidak ambil pusing memang, dari awal memang ia tidak terlalu suka diperhatikan semua orang. Perhatian yang berlebihan dari kedua saudaranya saja sudah cukup membuatnya muak.

BRO ! [ Fenly Centric ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang