#1. ▬rahsa

465 58 25
                                    


!TURN ON YOUR DARK MODE¡

❛ diri akui tenggelam,relakan terbelenggu bui,lalu dibiarkan karam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛ diri akui tenggelam,
relakan terbelenggu bui,
lalu dibiarkan karam

akankah ditemui, sesuatu
yang disebut penyesalan?
dan sayangnya, bagi ia
pribadi tak keberatan ❜

akankah ditemui, sesuatu yang disebut penyesalan?dan sayangnya, bagi ia pribadi tak keberatan ❜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛ ratapi penat, tapaki letih,
tangisi payah

kemudian di ujung hari,
akan kembali akui
kata menyerah ❜

kemudian di ujung hari,akan kembali akui kata menyerah ❜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❛ tapi maaf, pengagum
rahasia memang
selalu seperti ini.
karena baginya,

sudah sepatutnya dekap
rahsa, yang mana lengkara
tuk wujudkan ada ❜


▬▬▬▬▬▬▬▬▬
-rahsa-
-inui seishu | 乾 青宗

x

yourname

©baecyraa
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

▬senyummu, tetapjadi bagian favoritku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▬senyummu, tetap
jadi bagian favoritku.

Terkagum. Diri nikmati jelmaan batari, yang tengah asik berceloteh. Tentang bagaimana jalan ceritanya hari ini, tak lupa dengan kurva manis yang tertoreh.

Inilah bagian yang terbaik.

Adalah, dengan lancangnya ia panjatkan puja, kepada senyum. Yang telah lama menjadi sebab ia terkagum.

Tiupan sarayu, buat anak rambut bergerak liar, tutupi rupa ayu. Lantas kemudian, permata kedua insan berpadu.

"Seishu, kau mendengarku?"

"Huh?" sang satria terbangun dari lamun, dapati kusuma tengah berpaut rengut, "Tuh kan, kamu melamun lagi."

Tersadar, lalu diri hanya tertawa canggung, "Ya? Kau bilang apa tadi?"

"Kau ini kenapa, sih?" kusuma mendengus, cermati lagat anak adam, "Kau ada masalah?" tambahnya.

"Bukan apa-apa," timpal seishu, sebelah karantala mengalun, merangkulnya hangat, "Jadi, apa yang menarik hari ini?"

"Kau tahu?" ucapnya kentara buntara, "Aku bertemu seseorang, kemarin."

"Oh ya?" jawab pemuda, sebelah alis naik terheran, "Lalu apa menariknya?"

"Dia aneh, juga menyebalkan."

Seishu mendengus pelan, ditatapnya gadis dalam rangkulan, "Bukankah itu dirimu?" celetuknya.

Tangan kusuma segera mengamit lengan, lalu mencubitnya, undang aduhan dari sang puan, "Kau juga sama saja!"

"Maaf," ujarnya, sementara masih mengelus tangannya, "Itu saja?"

"Tidak,"

Kusuma menatap lurus, lalu tetiba terkikik geli, "Saat pertama kali bertemu, dia memuji ku,"

Menerawang pandang, soroti beberapa anak kecil yang tengah bergeladu bola sepak, sesekali ikut bersorak, "Dia bilang aku cantik,"

"Ada masalah dengan matanya, kau tahu---aw!"

Terjeda, puan kembali mengaduh rasakan lengan kini kembali dicubit, oleh kusuma, yang kini berpaut semrawut.

"Aku serius!" kilahnya.

Kedua tangan terangkat, tanda menyerah, "Oke-oke!" lantas kini memangku dagu, lengkap dengan air muka datar andalannya, "Lalu apa lagi yang ia lakukan?"

Surai jatuhi rai, tutupi iras jelmaan batari. Oleh sebab menunduk, guna untuk kembali ulangi memori. Yang terjadi kemarin hari, "Ia memberiku ini,"

Jemari mengelus lutut, tempat dimana plester berwarna biru langit itu berpaut.

Kelereng dark emerald cermati lutut kusuma, dan dapati apa yang ia maksud, "Ini?" tanyanya, lalu ikut mengelus nya lembut.

"Iya,"

Sang satria kembali menengadah, hingga pupil mata melebar. Oleh karena pandangi, semu merah di pipi kusuma berpatri.

Tunggu.

Apa ini?









•••

next?

ᝰ rahsa↬inui seishuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang