NUNGGUIN HANNA RAKA UP?????1K VOTE UNTUK PART SELANJUTNYA!!!
HAPPY READING!
Satu hari penuh Hanna tidak bertemu dengan Raka. Tentu saja itu sangat tidak masalah bagi Hanna, justru dia merasa sangat senang karena tidak ada yang mengganggunya. Setelah selesai memoles liptint di bibir tipisnya, Hanna menyambar tas dan juga ponselnya lalu berjalan keluar kamar.
Malam ini Hanna sudah membuat janji dengan Angga akan makan malam bersama. Betapa beruntungnya Raka tidak mengganggunya seharian ini, jadi Hanna bisa bebas. Hanna malam ini memakai dress selutut berwarna pink muda, rambutnya yang terbiasa di gerai kini diikat menjadi satu membuat pipi bulatnya semakin terlihat.
Melihat mobil yang memasuki halaman rumahnya, Hanna bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri ke arah mobil itu.
"Hai," sapa Angga saat lelaki itu turun dari mobil dan kini saling berhadapan dengan Hanna.
"Udah siap?" Tanya Angga. Hanna mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Gue baru tau kecantikan lo nambah kalo rambutnya di iket," puji Angga menatap sebentar ke samping dimana ada Hanna yang tengah duduk manis.
"Bukan keliatan tambah gede pipi gue?" Angga terkekeh mendengarnya.
"Gede juga tetep lucu," sahut Angga diakhiri dengan terkekeh pelan.
"Jadi, lo mau bawa gue ke mana?" Tanya Hanna menyudahi pembicaraan tentang tampilannya malam ini.
"Gue mau ajak lo ke resto terenak menurut gue, gimana?"
Hanna mengangguk setuju, "Boleh."
"Hann, boleh gue tanya sesuatu?" Hanna mengalihkan tatapannya ke samping lalu mengangguk.
"Boleh, mau tanya apa?"
"Sebenernya hubungan lo sama cowok itu apa?"
"Sorry, gue cuma pengen tau, karena gue liat-liat lo kayak gak suka sama dia, lo dipaksa sama dia?"
Hanna diam beberapa saat. Hanna juga tidak tahu dengan perasaannya, tetapi perasaannya lebih mendominasi tidak suka dari pada suka.
"Gue gak ada hubungan apa-apa--"
"Tapi kenapa dia selalu bersikap layaknya kalo dia punya hubungan serius sama lo?"
"Gue males bahas dia, bahas yang lain aja," kata Hanna dengan tatapan fokus ke depan.
"Oh, oke, sorry kalo lo gak nyaman," Hanna mengangguk pelan.
Keheningan kembali terjadi, Angga menatap Hanna dari samping. Jujur saja, Hanna begitu terlihat sempurna di matanya. Wajah cantiknya yang hanya di poles make up tipis dan bibir tipisnya yang di olesi oleh liptint berwarna merah Cherry membuat kesan seksi di bibirnya. Gulungan rambut yang menjuntai indah, ditambah rambut-rambut tipis menghalangi pelipis gadis itu. Jangan lupakan dress yang Hanna kenakan, tak bisa Angga pungkiri, bahu gadis itu terlihat sangat putih seperti susu, karena Hanna mengenakan dress bagian bahu terbuka.
"Lo kenapa?" Tanya Hanna sadar sedang ditatap oleh seseorang.
"G-Gapapa, lo cantik banget malam ini," puji Angga tersenyum manis.
Bertepatan dengan itu, mobil Angga berhenti di parkiran salah satu restoran yang selalu lelaki itu kunjungi.
"Baru mau gue bukain," kata Angga ketika melihat Hanna sudah lebih dulu turun dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRUEL BOY
Teen Fiction"Raka!" "Yes, baby?" "Keparat!" "Keputusan ada di tangan, lo setelah liat video ini," Raka menunjukkan ponselnya yang sedang memutar sebuah video yang membuat seorang gadis dihadapannya benar-benar murka. "LO--!" "Fine! Tapi jangan harap gue bakal...