AYYOW, UDAH PADA NUNGGUIN MCB UP BELUM????
SENENG GAK MCB UPDATE???
MONMAAP YAA GENG AKU TELAT UPDATENYA LAMA BANGETTTT HEHEE
ADA YANG BOSEN NUNGGUINNN???
BTW CUMA MAU NGINGETIN JANGAN LUPA SEMINGGU LAGI PO ALGARICK!!!!!😍😍😍
FOLLOW IGKU @deehl.9 BIAR GAK KETINGGALAN INFO INFO TERBARU NANNTIII!!!!!
SELAMAT MEMBACA!
satu jam lamanya Hanna berdiam diri di balkon apartemen, kedua tangannya memegang erat pembatas pagar besi, tatapannya terlihat begitu kosong, hati dan pikirannya sedang berkecamuk.
Tak terhitung juga berapa kali gadis pemilik rambut gelombang itu membuang napasnya kasar, hidupnya memang tidak seberuntung orang lain.
Setelah menangis sepuasnya dalam pelukan Raka, Hanna meminta Raka untuk meninggalkannya sendiri. Tapi, sangat tidak mungkin jika Raka meninggalkan Hanna seorang diri di pinggir jalan. Dengan segala paksaan dan ancaman, akhirnya Hanna mengalah dan di sini Hanna berada, apartemen milik Raka.
Hanna kembali memejamkan kedua matanya dibarengi dengan helaan napas berat. Tubuhnya tiba-tiba terhenyak saat merasakan ada sesuatu yang melingkar di perutnya, begitupun dengan lehernya yang terasa hangat karena terpaan napas.
"Berapa kali gue bilang, biarin gue sendiri," ucap Hanna sekaligus ingin menghindar dari lelaki yang sudah pasti itu adalah Raka.
"Dengan keadaan lo kayak gini?" Raka membalas ucapan gadisnya santai, bibirnya terus mengecup leher gadisnya yang terasa begitu dingin.
"Gue gapapa, lo bisa ngerti gak sih?!"
Tubuhnya saling berhadapan, Hanna diam dengan kepala mendongak menatap Raka.
"Gini banget punya cewek emosian," ucap Raka sembari kembali merapatkan tubuhnya dengan tubuh Hanna. Menangkup wajah cantiknya, lalu mendaratkan sebuah kecupan singkat di kening Hanna.
Singkat memang, namun tak bisa Hanna pungkiri itu berefek besar pada jantungnya.
"Jangan mau kalo gitu," gumam Hanna pelan.
"Tanggung, mau di putusin tapi udah cinta," Raka tersenyum tipis saat melihat respon Hanna. Bibirnya berkedut menahan senyum.
"Dari gue pulang sampe gue balik lagi, lo tetep di sini?" Hanna mengangguk singkat sebagai jawaban.
"Batu!"
Gadis itu mendelik tajam kala keningnya di sentil oleh Raka.
"Gue--"
"Bukannya tadi aku, hm?" kepalanya menunduk agar bisa lebih dekat menatap gadisnya.
"Gak jadi, tadi gak sengaja," setelah berhasil mendorong tubuh Raka, Hanna lantas berlari masuk ke dalam kamar.
Raka menggelengkan kepalanya pelan, entahlah, Raka merasa saat sudah berhasil mendapatkan Hanna, senyumnya terus hadir dan merasa beruntung bisa mendapatkan gadis keras kepala sepertinya.
"Gue kecewa sama papa," ucap gadis itu tiba-tiba saat Raka sudah mendudukkan diri di sampingnya.
"Duduk di sini, mau gak?" tawar Raka sembari menepuk pahanya sekali dengan tatapan fokus kepada gadisnya.
"Nggak, gue ber--Raka!!!" entah itu reflek atau sengaja, Hanna melayangkan pukulan pada rahang Raka. Bagaimana tidak? Raka sama sekali tidak mendengarkan ucapannya dan malah langsung mengangkat tubuhnya, didudukkan di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRUEL BOY
Teen Fiction"Raka!" "Yes, baby?" "Keparat!" "Keputusan ada di tangan, lo setelah liat video ini," Raka menunjukkan ponselnya yang sedang memutar sebuah video yang membuat seorang gadis dihadapannya benar-benar murka. "LO--!" "Fine! Tapi jangan harap gue bakal...