Suasana yang sangat ramai dan ricuh menjadi pemandangan yang tak asing bagi para mahasiswa karna sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun. Tahun ini kurang lebih 3.976 orang berkumpul di lapangan utama kampus yang lumayan terkenal ini.
Para panitia yang akan mengatur ospek juga sudah berdiri di hadapan para mahasiswa baru yang kompak menggenakan atribut layaknya ospek.
Ada yang menarik dari ospek kali ini. Kedua Most Wanted kampus yang terkenal sebagai rival ikut berdiri diantara para panitia ospek.
Keduanya mendapat perhatian lebih dari pada mahasiswa baru, terlebih karna paras mereka berdua berada diatas rata-rata. Wajah dingin disertai rahang yang tegas sudah menjadi ciri khas mereka berdua. Keduanya berdiri bersebelahan membuat semua orang hanya terfokus pada mereka berdua dan tidak menghiraukan sekitarnya.
Tak sedikit maba yang membicarakan mereka berdua. Bahkan sejak awal mereka berdua datang, mereka sudah jadi trending topik.
"Kemarin sudah saya bagikan di grup tentang kelompok dan kakak pembimbing kalian. Jadi sekarang kalian boleh berkumpul sesuai kelompok kalian, dan ketua kelompoknya silahkan menghadap pada kakak pembimbing kalian" Ujar seorang lelaki yang berwajah sedikit chinese.
"Ih sayang banget pembimbing gue bukan kak hyunjin"
"Iya ih, malah dapet perempuan. Pasti bawel deh""Yahh pembimbingnya bisa request ga sih? Pengen dibimbing kak jeno"
"Kak jeno sama kak hyunjin gamau jadi pembimbing ku kah? Kalo gamau jadi pembimbing ospek ku, jadi pembimbing hidupku aja kak"
"Pembimbing gue mukanya ga meyakinkan banget anjir"
Dan banyak lagi obrolan para maba yang kecewa karna pembimbing mereka tidak memenuhi ekspetasi mereka.
Seorang gadis dengan rambut yang diikat oleh pita ungu menghampiri salah satu lelaki yang sejak pagi tidak henti-hentinya menjadi topik para maba.
"Kak hyunjin, kelompok kita udah kumpul"
Lelaki bernama hyunjin itu mengangguk lalu saat ingin melangkahkan kakinya, langkahnya tertahan karna orang yang berdiri di sebelahnya menahan tangannya.
Sementara lelaki yang berdiri di samping hyunjin dan menahan tangan hyunjin itu hanya tersenyum lebar membuat gadis dihadapannya ikut tersenyum. "Duluan aja pau, semangat ya"
Sebuah senyum yang sangat lebar dan tangan yang terangkat menjadi sebuah jawaban dari gadis itu. "Jeno juga ya" ujarnya sebelum ia meninggalkan.
Lelaki yang dipanggil jeno itu menatap hyunjin dengan tatapan datar nan membunuhnya. "Awas kalo lo macem - macem sama dia"
Namun hanya di balas kekehan seakan ia merendahkan lawan bicaranya. Setelahnya hyunjin meninggalkan jeno begitu saja.
"Sialan"
.
Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, dimana semua acara ospek hari pertama sudah terselesaikan dan semua mahasiswa di persilahkan untuk pulang.
Hyunjin juga sudah menyelesaikan evalnya hari ini, sehingga ia bisa pulang lebih cepat untuk menjeput orang yang menurutnya sangat berpengaruh dalam kehidupannya. Lebih tepatnya hyunjin sangat bergantung pada orang ini.
Ia berjalan dengan santai menuju parkiran dengan kedua tangannya yang berada dalam saku celananya.
Saat ia baru saja masuk ke dalam mobil nya, ponselnya berbunyi menandakan telfon masuk.
"Halo hyunjin, malem ini jangan lupa ya nanti kamu langsung aja dateng ke alamat yang bunda kasih. Inget hyunjin, pake baju yang rapih jangan kaya kemarin"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘿𝙀𝙈𝙄-𝙁𝙍𝙀𝙍𝙀̀𝙎
Fanfiction[ 𝒇𝒕. 𝒉𝒘𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒚𝒖𝒏𝒋𝒊𝒏 & 𝒍𝒆𝒆 𝒋𝒆𝒏𝒐 ] "𝙍𝙞𝙫𝙖𝙡" sudah biasa dan bahkan sudah menjadi suatu agenda penting dalam memperebutkan sesuatu, khususnya ketenaran. Bagaimana bila kedua insan yang awalnya rival; seiring berjalannya waktu...