Masih di malam yang sama, Paula tiba-tiba terbangun dari tidurnya dikarenakan ia merasa haus, sekaligus ingin menuntaskan urusan kecil di dalam kamar mandi.
Baru juga beranjak dari atas kasur, matanya langsung menyipit, sedikit bingung kenapa sisi kasur di sebelahnya tak ada Ara yang katanya malam ini menjadi teman tidurnya.
Tak mau ambil pusing akan hal itu, Pau pun melajukan kembali langkahnya demi menuntaskan tujuan ia bangun di larut malam. Lagipula, Pau pikir, mungkin pacar dari saudara Jeno itu sedang berada di luar kamar, seperti berada di dapur ataupun bersantai di depan tv dikarenakan tak bisa tidur.
Yeah,, Pau berusaha berfikir positif, walau nyatanya gadis itu tak mengetahui jika dirinya tengah ditinggal oleh Ara sedari beberapa jam yang lalu.
Disaat dirinya tengah berada di dalam kamar mandi, samar - samar ponselnya berdering cukup keras, entahlah siapa yang menelfon, Pau masih linglung dan tak mau ambil pusing lagi. Berakhir panggilan itu pun ia biarkan dan ia lebih memilih melanjutkan aktifitasnya di dalam sana.
Selesai dengan urusan itu, Pau melangkah kembali menuju kasur, niat ingin tidur tengkurap karena ia terbiasa tidur seperti itu. Namun sialnya, lagi-lagi ponselnya berdering dan itu cukup mengganggu pendengarannya dikarenakan posisi ponsel itu tak jauh dari telinganya.
Tanpa melihat siapa si pemanggil, Pau pun meraih ponsel itu dan segera menerima panggilan dengan mata terpejam.
"Paupau...."
Helaan nafas berat Pau mulai berhembus pelan, sesaat sadar siapa sosok itu.
"tidur, ya?"
"enggak, lagi main bungee jumping.."
"jangan bercanda, aku serius Paupau.."
"suaraku serak gini kenapa masih nanya tidur atau enggak?"
"ya kan cuma mau pastiin"
"kenapa telfon?"
"aku nggak bisa tidur.."
"terus?"
"kesini dong, ke kamarku."
"ngapain?"
"temenin aja sampe aku ngantuk.."
"nggak mau, entar kamu nya ngantuk, aku malah seger lagi.."
"yaudah, aku kesana deh.."
"jangan, nggak enak, ada kak Ara"
"nggak enak kenapa? dia aja nggak ada di kamar, kan?"
"sok tau"
"dihh dikasih tau malah ngatain"
"—kalo nggak percaya, coba cari deh si Ara disana, ada atau udah ngilang dia?"
"kalaupun ngilang, biarin aja kenapa sih Jejen.. aku ngantuk, udahan dulu ya,"
"ihhh jangan ditinggal—"
and yeah, tanpa takut sosok di seberang sana akan mengamuk tak jelas di keesokan harinya, Paula yang memang merasa sangat mengantuk dan lelah itu pun langsung mematikan sepihak panggilan itu.
Terserahlah apa yang akan terjadi, aku tak perduli, asalkan tidurku tidak diganggu untuk malam ini!. Batin Pau berteriak keras, lalu matanya menutup kembali, membawa gadis cantik itu tidur memasuki alam mimpinya yang sempat terpotong tadi...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘿𝙀𝙈𝙄-𝙁𝙍𝙀𝙍𝙀̀𝙎
Fanfiction[ 𝒇𝒕. 𝒉𝒘𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒚𝒖𝒏𝒋𝒊𝒏 & 𝒍𝒆𝒆 𝒋𝒆𝒏𝒐 ] "𝙍𝙞𝙫𝙖𝙡" sudah biasa dan bahkan sudah menjadi suatu agenda penting dalam memperebutkan sesuatu, khususnya ketenaran. Bagaimana bila kedua insan yang awalnya rival; seiring berjalannya waktu...