3. Deja vu

9 1 0
                                    

Gaada salah dan susahnya kan kalo aku minta tolong sama kalian untuk kasih vote? Hihi tengkyu mwah.

♡♡♡

"Sel, mama lo suka buah apa lagi, ya?" Tanya Wila dengan antusias membuat Tania jengah.

Tania memutar bola matanya malas, "lo mau beli berapa banyak sih, Wil?" Gerutunya karena melihat troli belanjaan yang sudah banyak di penuhi oleh buah-buahan segar.

Sehabis pulang sekolah tadi, Wila dan Tania ingin menjenguk Ranti di rumah sakit jiwa. Karena saat Rasel bercerita kalau mamanya menjalani perawatan di sana lagi, Wila dan Tania langsung bersemangat untuk menjenguk Ranti. Bahkan mereka masih menggunakan seragam sekolah SMA Merpati.

Sampailah mereka di sini, di superindo yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Mereka ke sini pun atas ide Wila. Gadis cerewet itu memang sangat senang berbelanja.

Jangan tanyakan lagi buah-buahan itu akan di bayar oleh siapa. Sama halnya dengan kalian kalau beli makanan untuk bersama-sama pastinya patungan, kan? Rasel, Wila dan Tania pun berpatungan untuk membeli buah-buahan tersebut

"Banyak darimananya, Tan? Itu baru ada empat apel, dua renceng anggur hijau, empat pir, satu semangka, satu pepaya, dua durian--"

"Heh, lo masukin durian? Dimana?" Potong Rasel karena terkejut saat Wila menyebut kata durian. Ia langsung mengacak-acak troli belanjaannya dan benar saja dirinya mendapati dua buah durian.

Wila mengkerutkan alisnya bingung, "loh, kenapa, Sel? Bukannya mama lo suka banget sama durian?" Tanyanya bingung.

Rasel mengambil dua buah durian tersebut dan segera mengembalikannya ke tempat asalnya yang tidak jauh dari mereka saat ini.

Sama seperti Wila, Tania juga menatap punggung Rasel--yang sedang menaruh kembali durian ke tempatnya--dengan aneh. Pasalnya, waktu mamanya menjalani rawat inap di sana mereka membeli sekitar enam buah durian dan Ranti sangat senang. Tetapi sekarang kok Rasel melarang untuk membeli durian?

"Kenapa?" Kini Tania yang bertanya saat Rasel sudah sampai di hadapannya lagi.

"Mama gue emang suka banget sama durian, tapi waktu itu kita beli banyak durian, pihak rumah sakit larang gue untuk bawa durian lagi, katanya gak baik kalo lagi sakit makan durian, udah gitu baunya nyengat banget lagi." Jelas Rasel panjang lebar.

Wila mengerucutkan bibirnya, sebab ia juga ingin memakan durian, tetapi bersama-sama saat di rumah sakit nanti. "Aneh banget, sih! Durian aja gak boleh, apalagi jengkol?" Cibirnya dengan random.

Tania menoyor pelan kepala Wila, "lagian ke rumah sakit emang seharusnya bawa buah-buahan yang ringan, pe'a!"

"Dan gak boleh bawa jengkol." Tambah Rasel.

Wila hanya misuh-misuh tidak jelas. Untung mereka tidak ada yang baperan. Paling kesal sebentar lalu setelahnya bersikap biasa lagi.

"Oh ya, kapan mama lo pulang?" Tanya Tania.

Rasel hanya mengendikan bahunya tidak tahu. "Gak tau gue, paling besok atau lusa udah pulang."

~~~

Drtt drtt

Rasel melihat ponselnya saat ada panggilan masuk, dapat di lihat kalau id callernya Galangku.

Wila menoleh pada Rasel, ia mengintip sedikit ponsel cewek itu, "acieee suaminya telepon tuh." Ledeknya dengan suara kencang membuat Tania yang duduk di depan menoleh kesal pada Wila.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang