Sepotong kisah

1 0 0
                                    

Pagi itu, sekolah mengumumkan akan mengadakan bakti sosial ke salah satu desa terpencil di kota Solo, seluruh anggota OSIS wajib mengikuti kegiatan baksos. Vania dan sahabat²nya mau tidak mau harus berangkat, baksos dilaksanakan selama tiga hari. Vania dan keempat sahabat nya sibuk mempersiapkan diri untuk keberangkatan mereka esok hari.

Hari semakin malam, Vania tak dapat memejamkan mata nya. Ia masih memikirkan seorang gadis yang bernama Santi. Santi adalah seniornya di sekolah yang sudah dianggapnya seperti saudarinya sendiri, Santi banyak membantu Vania dan keempat sahabatnya di
awal-awal menjabat sebagai anggota OSIS. Tapi sayang, kini Santi dan keluarganya tiba-tiba dikabarkan pindah ke Malang Jawa timur dan menghilang tanpa kabar.

Malam semakin larut, Vania perlahan terlelap dalam tidurnya. Detik demi detik berlalu, jam menunjukkan pukul 03.00 pagi, Vania mulai berkeringat, nampaknya ia masih berusaha keluar dari dunia mimpi yang selama ini kerap membayanginya.

Esok hari, sebelum berangkat, Vania berpamitan kepada orang tuanya.

"Vania... sebenarnya, berat sekali bagi bapak dan ibu mengizinkan kamu ikut kegiatan sekolah, apalagi sampai menginap," ucap ibu Vania seraya membelai rambut putrinya yang terurai itu.

"Pak, Bu, kata kepala sekolah, Vania dan semua anggota OSIS lainnya wajib ikut, Tapi... jika bapak dan ibu tidak mengizinkan, Vania tidak akan berangkat," ucap Vania dengan lembut.

Bapak menghela nafas, seraya membenarkan letak kacamatanya.

"Vania, bapak dan ibu mengizinkan... Asalkan kamu terus memakai kalung Condromanik pemberian kakekmu, jangan sampai kamu lepas, karena jika kalung itu hilang, atau jatuh ke tangan orang lain, akibatnya akan tidak baik nak," ucap bapak mengingatkan.

"Baik pak, Vania janji tidak akan melepas kalung ini, apapun yang terjadi," kata Vania mencoba meyakinkan orang tuanya.

"Baiklah... Bapak dan ibu percaya padamu nak," ucap bapak.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00, saatnya rombongan dari SMA Pakubumi untuk berangkat ke desa tujuan. Seluruh siswa sangat antusias, Vania, Nada dan Siska bergabung dengan anggota OSIS perempuan, sedang Tiyo & Rangga bergabung bersama siswa laki-laki di kendaraan yg berbeda.

Jarak desa tujuan dari sekolah sekitar 2 jam, melewati pengunungan yang panjang. Hari itu Vania merasa bimbang, memikirkan kata-kata orang tuanya, di sepanjang perjalanan Vania hanya memandangi suasana jalanan dari dalam kaca bus sekolah. Sementara Nada sibuk berdandan, dan Siska masih betah berteman dengan bukunya.

Di tengah perjalanan, yang mulai memasuki area pegunungan, Tiba-tiba sopir bus mengerem mendadak, sehingga semua penumpang terpental, untung saja tidak ada yang terluka.

"Maaf, tadi ada kucing yang tiba-tiba menyebrang," kata pak sopir dengan sedikit gugup.

Vania merasa khawatir, di saat yang sama, buku Siska terjatuh di pangkuannya. Vania sempat melihat nya sekilas, sebelum Siska cepat-cepat mengambilnya.

"Buku apa itu Siska?," Tanya Vania.

"Oh... Ini buku sejarah, tentang kisah cinta," ucap Siska

"Oh iya? Kisah cinta siapa?," Vania masih penasaran.

"Seorang putri raja dan tabib istana," terang Siska.

"Sepertinya keren,"

"Keren banget, ini kisah cinta Putri Galuh dan ...," Belum sempat Siska melanjutkan.

"Eh temen-temen, kalian ada yang bawa powerbank nggak? Baterai hp ku low nih," ucap Nada.

Vania segera mencari PB nya di dalam tas, dan meminjamkan pada Nada.

Tak terasa rombongan SMA Pakubumi telah sampai ke tempat yang di tuju. Seluruh siswa siswi turun dari bus, disambut oleh pak kades beserta pak RT setempat.

"Kami ucapkan selamat datang di desa kami," ucap kepala desa menyambut kedatangan mereka.

"Terima kasih, pak... sekali lagi kami mohon izin untuk anak-anak kami belajar, melalui kegt bakti sosial di desa ini," kata pak Yoyok selaku wakil kepala SMA Pakubumi.

"Baik pak, dg senang hati, berapa lama kegiatan baksos ini?" Tanya pak kades.

"Insyaallah 3 hari pak, kami akan menjalankan program sekolah dg baik di desa ini," Ucap Tiyo selaku ketua OSIS.

Pak kepala desa mengantarkan semua siswa-siswi ke tempat penginapan, namun perjalanan yg ditempuh tidak lah mudah. Untuk sampai ke penginapan perlu pendakian yang lumayan, karena terletak di atas pegunungan, sehingga harus ditempuh dengan jalan kaki, perjalanan ditempuh sekitar 20 menit. Banyak sekali jenis pepohonan, rumput liar dan  beberapa tanaman rambat di sekeliling hutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Biru MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang