Chapter 2

151 7 1
                                    

Semilir angin menghembus ke arah sepasang anak muda yang saat ini masih bingung hendak mengapa. Keduanya hanya terduduk merenung menunggu dalam keheningan. Tak ada yang memulai percakapan, karena hari ini adalah hari pertama mereka bertemu. Keduanya tampak canggung dan sedikit menjaga perilaku. Sampai saat itu tiba-tiba Yuda teringat sesuatu, "Eh, gimana kalau kita bolosnya ke Dufan aja?"

Matanya tampak berbinar menatap Naura yang masih bingung, "Dufan?" tanya Naura dijawab dengan anggukan Yuda.

"Hmm, boleh juga sih." Naura sedikit ragu, tapi Yuda meyakinkannya dengan berdiri dan menarik tangan Naura bangun.

Naura agak kaget saat Yuda memegang tangannya, tapi entah kenapa ia tidak melepaskan genggaman tangan Yuda yang kini menariknya menuju halte Busway.

Mereka melewati beberapa orang di JPO tanpa melepaskan genggaman tangan itu sama sekali. Naura yang berada di belakang Yuda hanya terdiam dengan berbagai macam perasaan berkecamuk. Pikirannya masih tidak terima tangannya digenggam oleh laki-laki yang baru ia kenal, namun hatinya bertahan untuk mengikuti laki-laki itu.

Yuda tetap menarik Naura tanpa sedikitpun melonggarkan genggamannya, begitu sampai di halte, mereka berdiri di depan gate menuju Dufan. Yuda masih memegangi gadis berparas oriental itu dengan erat, membuat gadis itu sedikit malu dilihat orang sekitar. Yuda yang menyadari Naura sedikit risih mendekatkan wajahnya ke telingan gadis itu dengan sedikit berbisik, "Di Busway banyak orang jahat, makanya gue harus jagain lo."

Yuda mencoba menenangkan Naura, membuat gadis itu sedikit tersipu malu dan mengangguk. Busway pun sampai dan mereka masuk ke dalam. Kebetulan ada kursi kosong di belakang dekat jendela, Yuda menarik Naura ke belakang dan mempersilakan gadis itu duduk di samping jendela dan ia pun duduk di sebelahnya.

"Yud, lo sering naik Busway?" tanya Naura membuat Yuda menggelengkan kepalanya, "Jujur, gak sering sih. Kalau lo?"

"Gue emang tiap hari naik Busway, karena papa sama mama gue kerja ngurusin Restoran. Jadi gue harus mandiri juga ke Sekolah dari dulu." ujar Naura.

"Wah, berarti harusnya lo yang jagain gue ya?" canda Yuda membuat Naura sedikit tertawa.

"Iya, ya? Harusnya gue yang jagain anak mami ini, hati-hati lho banyak copet." goda Naura membuat Yuda tertawa.

"Kalau ada Copet, gue gebukin pake ini." ujar Yuda menunjukkan kepalan tangannya.

"Ampun bang Jago." canda Naura tertawa, dan Yudapun ikut tertawa melihatnya.

Tak berapa lama, sampailah mereka di Dufan. Saat Antri, mereka berpapasan dengan beberapa orang anak cowok yang memakai seragam SMA juga.

"Eh, eh, ternyata gak cuma kita yang bolos. Tapi mereka juga." ujar Naura menunjuk gerombolan anak laki-laki itu. Membuat Yuda menoleh ke arah yang ditunjuk Naura.

"Yaudah, baguslah kalau gitu. Jadi kita gak sendirian." katanya tersenyum.

Di lain sisi, beberapa anak cowok tadi juga memperhatikan Naura dan Yuda yang bagaikan pasangan kekasih.

"Gila, pagi-pagi udah bolos dan membucin aja tuh anak berdua." ucap salah satu anak cowok ke ketiga temannya.

"Maklum, kalau bucin kan emang gitu. Dunia serasa milik berdua." imbuh yang lainnya.

"Ah, tapi lebay sih itu." salah seorang dari mereka terlihat tidak terima, "Iyalah, Elo doang yang gak pernah bucin, Bro!" goda teman-teman pria bernama Keenan itu sembari menepuk bahunya.

Keenan hanya diam mengangkat dagunya memperhatikan punggung kedua pasangan yang kini semakin berjalan menjauhi mereka.

Keenan hanya diam mengangkat dagunya memperhatikan punggung kedua pasangan yang kini semakin berjalan menjauhi mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

To The Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang