Chapter 3

189 4 3
                                    

"AAAAAAAA!!" Teriakan lantang para pengunjung yang menaiki wahana permainan menggelegar ke seluruh penjuru. Disambut dengan antusias oleh orang-orang yang sedang menunggu antrian selanjutnya. Tampak dari kejauhan Naura dan Yuda sedang duduk di taman sembari menikmati minuman mereka. Keduanya terlihat bercanda tawa melihat keseruan orang-orang yang tiada henti berteriak histeris dari atas wahana.

"Sampai sekarang gue gak berani sih naik itu." ujar Naura menunjuk Ontang Anting. Yuda menatap Naura yang masih sumrigah melihat ke atas, tanpa sadar ia tersenyum melihat gadis dengan rambut kecoklatan itu.

"Yaah, padahal gue mau ajak lo naik itu." canda Yuda membuat Naura menatapnya dan langsung menyilangkan kedua tangannya ke arah Yuda. "Ah, nggak nggak. Nggak berani gue."

Yuda yang melihat kelucuan Naura pun tertawa iseng, ia pun menarik Naura bangun dan membawanya pergi. "Eh, mau kemana?" Belum sempat Naura menyelesaikan ucapannya, Yuda sudah menariknya ke arah Bianglala.

"Yaudah, kalau gitu kalau naik ini bisa, kan?" Yuda menunjuk Bianglala yang masih berputar, Naura pun tersenyum dan mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaudah, kalau gitu kalau naik ini bisa, kan?" Yuda menunjuk Bianglala yang masih berputar, Naura pun tersenyum dan mengangguk.

Tak beberapa lama kemudian, mereka pun sudah berada di dalam Bianglala itu. Naura terlihat senang sekali menikmati pemandangan dari puncak, lain dengan Yuda yang malah mencuri-curi pandang menatap Naura sembari tersenyum.

"Naura, kamu cita-citanya mau jadi apa?" Yuda memulai pembicaraan, Naura pun terdiam dan menatap Yuda malu-malu, "Mau jadi Dokter Kandungan. Kalau lo?"

"Aku mau jadi Pemain Basket Profesional. Tapi masih sangat panjang ya perjalanannya. Hehe." Yuda menggaruk-garuk kepalanya malu, Naura menaruk telunjuknya ke dagu dan sedikit menyipitkan matanya, "Kok lo jadi aku kamuan sih?" goda Naura membuat Yuda gagap. "Ya, emangnya kenapa? Aku ngerasa nyaman aja ngomong sama kamu, jadi gak sengaja manggil gitu aja. Emangnya nggak boleh?" Yuda balik menggoda Naura, gadis itu hanya tersenyum malu.

"Ya, nggak papa sih. Kalau gitu aku juga aku kamuan deh." Naura tertawa kecil membuat Yuda geli, ia menepuk bahu Naura dan mendekatkan wajahnya. "Nggak usah, senyaman kamu aja. Lagian ini kali pertama kita ketemu, tapi kok rasanya udah akrab aja ya?" ucap Yuda menatap Naura tersenyum.

 Lagian ini kali pertama kita ketemu, tapi kok rasanya udah akrab aja ya?" ucap Yuda menatap Naura tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila, ni cowok lembut banget kalau ngomong." batin Naura terpaku membalas pandangan Yuda yang dalam.

Tanpa sadar mereka saling bertatapan mengeksplorasi bola mata masing-masing, dalam hening keduanya tidak berucap sampai tiba-tiba terdengar suara pintu Bianglala yang terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sadar mereka saling bertatapan mengeksplorasi bola mata masing-masing, dalam hening keduanya tidak berucap sampai tiba-tiba terdengar suara pintu Bianglala yang terbuka.

"Udah selesai ya adek-adek." Sontak mereka terbangun dan langsung beberes keluar. Keduanya tampak canggung satu sama lain. Mereka yang tadinya akrab tiba-tiba menjadi kaku dan tanpa sadar keduanya merasakan detak jantung mulai tidak beraturan.

"Apa-apaan sih tadi, kenapa gue malah kebawa suasana." batin Naura tidak sanggup menatap Yuda yang juga membelakanginya.

"Kok jantung gue kenceng banget ya detaknya." Di lain sisi Yuda merasakan detak jantungnya begitu cepat sehingga membuat wajahnya sedikit merah.

"Eh, Yud. Muka kamu kok merah? Kamu nggak papa?" Naura menyadari Yuda terlihat aneh, ia sedikit khawatir dan memastikan keadaan pria tersebut.

"Ah, nggak kok. Kayaknya karna panas banget deh. Kita cari yang adem-adem yuk." Yuda mencoba mengalihkan topik dan mengajak Naura berteduh.

Di lain sisi, tampak gerombolan anak laki-laki yang tadi bertemu dengan Naura dan Yuda baru saja turun dari wahana Ontang Anting. Mereka terlihat sangat senang dan masih bersenda gurau bersama, sampai saat itu datang beberapa anak perempuan yang menghampiri mereka.

"Keenan? Kamu kok ada di sini?" ujar salah satu wanita yang paling cantik di antara teman-tenannya.

"Citra? Kok lo ada di sini juga?" Pria yang dipanggil Keenan itu juga terkejut melihat gadis tersebut. Begitupun teman-temannya yang lain.

"Hari ini aku main sama temen-temen sebelum besok berangkat ke Amerika." Gadis bernama Citra itu menunjuk teman-temannya di belakang.

"Gue pikir lo udah berangkat, bukannya kemarin?" Keenan kembali memastikan. "Nggak, aku berangkat besok jadinya."

"Ehem, ehem." Tiba-tiba teman wanita Citra berdehem memberikan kode, begitupun teman-teman Keenan.

"Yaudah, kalau gitu gabung aja yuk. Sebelum keberangkatan Citra besok." ujar salah satu teman Keenan yang disambut gembira oleh teman-teman mereka lainnya.

Merekapun akhirnya bergabung dan memutuskan untuk bermain bersama.

Merekapun akhirnya bergabung dan memutuskan untuk bermain bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

To The Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang