A Stronger Memory [02]

2.1K 404 28
                                    

Sean terbangun di atas ranjang yang nyaman, terbalut selimut lembut dan aroma wangi dari lilin aromaterapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean terbangun di atas ranjang yang nyaman, terbalut selimut lembut dan aroma wangi dari lilin aromaterapi.

"Aku masih hidup?" Sean mencoba bangkit dan melihat handuk terjatuh dari atas kepalanya. Ia merasa pusing dengan sensasi nyeri di sekujur tubuh.

"Semalam kau demam tinggi," ucap Yibo yang ternyata sedari tadi duduk di sofa, nampak santai dengan secangkir kopi yang kemudian ia sesap perlahan. "Aku ingat kau bilang akan membayar atas apa yang terjadi kemarin malam, jadi aku membawamu ke tempatku."

"Apa aku mengatakan sesuatu sebelum aku tak sadarkan diri?"

"Ya, kau mengatakan segalanya padaku. Dalam keadaan seperti ini, bukankah sebaiknya kau tidak berkeliaran ke sembarang tempat?"

"Ayahku akan menetap di Port Douglas selama 10 hari. Selama dia masih ada di sini, bolehkah aku bersembunyi di tempatmu?" Sean memohon.

"Aku tidak akan melakukan sesuatu dengan cuma-cuma, Tuan Xiao."

"Aku akan melakukan apapun yang kau mau. Bukankah kau membawaku kemari untuk itu?"

Yibo mengangguk lalu bangkit berdiri. "Tapi aku belum memutuskan apa yang akan kulakukan padamu. Aku belum memikirkannya. Untuk saat ini, sebaiknya kau fokus untuk memulihkan kondisimu dulu."

"Akh, Tuhan masih menyayangiku." Sean kembali berbaring dan mengusap luka memar di perutnya. "Atau, mungkin sebaliknya."

Seharian ini Yibo hanya sibuk berdiam diri di balkon, menikmati sajian alam hijau dan angin segar usai hujan berpamitan. Sesekali ia menghela napas dan mengusap wajahnya kasar.

"Jadi, kau datang kemari bukan untuk liburan?" tanya Sean yang entah sejak kapan sudah duduk di samping Yibo.

"Bagaimana kau tahu?"

"Tertulis jelas di wajahmu. Kau terlihat seperti tercekik oleh sesuatu sampai tidak mampu berkata-kata lagi."

Yibo menoleh dan membuang napas berat, ucapan Sean membuatnya merasa jelas tentang apa yang tengah ia rasakan.

"Datang ke tempat seperti ini, memandangi hijau dan bermeditasi, tidak akan cukup untuk menyembuhkanmu," ucap Sean sambil duduk memeluk lututnya.

"Lalu apa yang harus kulakukan? Aku tidak mau mati dengan alasan seperti ini. Aku akan terlihat sangat bodoh." Yibo tertawa perih.

Sean bertepuk tangan di depan wajah Yibo, membuat Yibo terperanjat kecil.

"Apa yang kau lakukan?" Yibo menatap jengkel.

"Keheningan dan kesendirian malah akan membuatmu tenggelam dalam lara. Tanpa kau sadari, kau akan terbangun dan merasa mati. Dengan kata lain, apa yang selama ini kau lakukan adalah kegiatan bunuh diri."

"Apa kau memiliki solusi?" tanya Yibo sambil memalingkan wajah, menghindar dari tatapan Sean yang seolah menyerap jiwanya masuk.

"Rasa sakit yang kau derita saat ini berasal dari kejadian buruk di masa lalu yang kemudian tersimpan sebagai ingatan. Sebuah ingatan akan menetap di kepalamu bahkan sampai kau mati, apa kau tahu itu? Aku ingin bilang, kau tidak akan bisa melarikan diri atau melupakan mimpi buruk itu."

𝑯𝒆𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝑻𝒓𝒊𝒑 [𝑪𝒐𝒎𝒑𝒍𝒆𝒕𝒆✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang