Selamat membaca💃🏻
"Mas hari ini kamu berangkat bareng siapa?" Tanya mbak. Hanya mbak yang peduli dengan kehidupan Malik. Malik tersenyum, mbak yang tau maksud Malik lantas memberikan kunci motornya kepada Malik.
"Maaf ya mbak kalau Malik sering pakai motor mbak." Sudah seminggu semua motor dan mobil mik disita oleh orangtuanya. Hal ini dikarenakan Malik berkelahi dengan anak basic di sekolahnya.
"Malik mau mbak antarin bekal." Mbak selalu berkata seperti ini, mbak selalu peduli dengan Malik. Menurut mbak Malik sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri.
Malik kini berjalan di Selasar kelas. Malik melihat seorang cewek yang membawa kotak bekal kearahnya. Malik lantas merangkul bahu gadis itu.
"Selamat pagi tuan putri."
"Aku bawa kue ikan." Gadis itu membuka kotak bekalnya.
"Tadi aku mau beli, tapi ATM aku di sita."
"Yang sabar ya sayang." Ucap gadis itu.
"Iya Anara sayang." Ya, nama gadis itu adalah Anara. Anara dan Malikhaele sudah berpacaran selama duduk di kelas 10. Anara adalah warna bagi hidupnya, Anara adalah gadis yang baik dan juga posesif. Anara sangat menyukai roti ikan, Malik suka membeli ia roti ikan.
"Bucin terus!" Sindir Samudra dan Clair de lune. Mereka berdua adalah sahabat Anara dan Malikhaele. Mereka berempat sekelas, namun mereka tidak sama seperti Anara dan Malikhaele yang terjebak friendzone.
"Gw sama Cla duluan ya." Ucap Samudra sambil merangkul bahu Clair. Clair yang merasa risih karna tangan Samudra menyentuh rambut yang sudah ia curly sejak subuh tadi rusak karena tangan Samudra.
"Iiih apaan sih lo." Clair berjalan lebih cepat, namun Samudra mengejarnya.
"Bubub tunggu, aaa bubub." Jengkelnya. Mereka berdua seperti kucing dan tikus. Sayangnya keduanya tidak memiliki rasa sama sekali.
"Clair cakep banget hari ini." Puji Anara. Memang benar Clair secakep itu, apalagi dia ada blasteran Manado dan Belanda.
"Iya cantik tapi kamu juga ga kalah cantik." Puji Malikhaele.
🙀🙀🙀
Lagi, lagi, dan Lagi Anara, Clair, dan Samudra di hukum di lapangan upacara karena tidak mengerjakan tugas matematika peminatan. Anara yang gampang lelah itu sudah mulai pucat sedangkan Clair dan Samudra sedari tadi sibuk bergelut.
"Apasih sam!" Kesal Clair ketika Samudra menjambak rambut Clair.
Mereka berdua tidak menyadari Anara yang sudah mulai pucat. Mereka asik bercanda gurau.
Sementara itu murid-murid di kelas 12 MIPA 7 Sastra Jepang, sibuk mendengarkan penjelasan dari Malikhaele yang sedang menjelaskan tugas himpunan di papan tulis.
"Okay tepuk tangan untuk Malik." Ucap Bu Laras selaku guru matematika peminatan di jurusan MIPA.
"Permisi buk, apakah boleh saya ke WC sebentar." Ucap Malik sambil memasukkan botol menyembunyikan botol minum ke dalam sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Punya Cerita
Short Story[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. BEBERAPA PART DI PRIVATE!] "Aku sering bersorak-sorai bagaikan ombak. Semua orang langsung menjauh dariku, sehingga tidak ada yang bertanya padaku tentang diriku ini."