Hari ini Malik kembali bersekolah. Namun, hari ini Anara, Samudra, dan Clair tidak datang ke sekolah. Mereka juga tidak memberikan kabar di grup.
"Clair De lune."
"Nearana Anara."
"Samudra Alucarz." Guru bahasa Indonesia memulai absensi."Mereka bertiga kemana Malik?" Tanya guru tersebut sambil menatap ke arah Malik.
"Tidak ada kabar buk."
"Mereka kan teman kamu, masa kamu ga tau. Coba telfon ke luar!" Suruh guru tersebut.
"Hallo mal kenapa?"
"Lo ga sekolah?"
"Yah ngak lah, kan hari ini ada acara di rumah Anara. Masa Lo ga ikut?" Tanya Samudra membuat Malik heran, sejak pulang dari camping Anara tidak menghubunginya lagi.
Malik lantas mematikan sambungan teleponnya."Eh Malik, bukan kamu ya pengantinnya?" Tanya Kenzo, teman dekat Jean. Diantara temannya Jean hanya Kenzo yang dekat dengan Malik.
"Maksudnya?"
"Iya pengantin." Malik lantas cabut dari sekolah dan menuju rumah Anara. Rumah Anara penuh dekorasi, membuat Malik langsung heran. Disisi lain Clair yang sedang menggunakan dress seperti dress seorang bridesmaids berjalan kearah Malik.
"Malik." Clair membawa Malik ke sebuah tempat yang lumayan sepi.
"Siapa yang nikah?" Tanya Malik mulai penasaran.
"Siapa?"
"Awa." Malik hanya diam saja. Saat Malik hendak melangkahkan kakinya untuk bertemu dengan Anara, Clair lantas meraihnya sambil menggelengkan kepalanya."Jangan, lepasin dia ya?" Clair lantas memeluk erat Malik dan mengelus punggungnya. Samudra yang baru saja datang ikut memeluk Malik.
"Udah makan belum?" Tanya Samudra.
"Udah."
"Para hadirin yang terhormat acara akad akan segera berlangsung." Lantunan lagu merdu mulai di kumandangkan.
Pengantin pria sudah menunggu pengantin wanita. Malik tersenyum lebar bahkan ia masih sempat paparaziin wanita yang anggun itu.
"Bro kalau Lo ga tahan Lo bisa balik kok?" Ucap Samudra sambil merangkul bahu Malik.
"Eh Clair kalem cantik juga ya." Malik mengalihkan pembicaraan Samudra.
Saat akad berlangsung Malik hanya menunduk dan menangis ketika mendengar kata sah. Kini Anara sudah sah menjadi istri orang, Anara bukan lagi kekasih Malik.
Acara perjamuan makan pun di mulai. Malik duduk di meja bundar bersama kedua temannya.
"Oh iya Malik ini ada pesan dari Anara." Ucap Clair memberikan sebuah kotak, Malik ingat sekali ini adalah kotak yang isinya hadiah ulang tahun Anara yang ke-17 tahun.
Malik menerimanya, setelah makan Malik bersalaman dengan Anara. Anara membisikkan sesuatu ke telinga Malik.
"Maafin aku Malik."
"Jikalau kau masih cinta temui aku besok di cafe." Anara tak kuasa menahan tangisnya, ia menangis. Malik juga tak sudi untuk menyalam mempelai pria, padahal mempelai pria sudah mengulurkan tangannya. Malik juga dendam dengan keluarga mempelai pria.
Setelah dari sana, ia pergi ke danau dan membuka kotak tersebut. Malik yang hendak membuang kotak tersebut masih berpikir. Karena ia pikir akan menimbulkan limbah, ia kembali menutup kotak tersebut dan masuk ke dalam mobilnya.
Di rumah Malik merasa kesepian, semua orang sibuk dengan kesibukan masing-masing. Biasanya saat orang rumah sedang sibuk Malik pasti mengajak Anara untuk bermain di rumahnya. Namun kini, Anara sudah menikah dengan pria lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Punya Cerita
Short Story[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA. BEBERAPA PART DI PRIVATE!] "Aku sering bersorak-sorai bagaikan ombak. Semua orang langsung menjauh dariku, sehingga tidak ada yang bertanya padaku tentang diriku ini."