ㅡcontinuation of the previous chapterㅡ
Taehyung kembali menginjakan kakinya kedalam sebuah Cafe yang selalu ia kunjungi sebelumnya, berjalan kearah kasir dengan menenteng sebuah tas baggy kecil ditanganya.
ㅡting!
Gadis itu menekan bel, lantas membuat pemuda jakung itu keluar dari arah dapur. Sepertinya ia tengah sibuk, lihat saja pengunjung Cafe hari ini sangat banyak.
"O-oh, Taehyung noona. Kau datang? Apa ada yang kau butuhkan? Mau pesan apa?"
"Satu Banana milk dengan topping Es Krim Coklat diatasnya dan juga Americano tanpa gulaㅡApa kau bisa mengantarkannya ke atas? Aku sudah meminta ijin Hoseok oppa untuk meminjam ruangannya," Ucapnya datar.
Mingyu hanya mengangguk canggung, mengamati kepergian punggung sempit itu hilang di ujung tangga.
Setelah menunggu hampir 15 menit akhirnya pesanan Taehyung sampai, dibarengi dengan datangnya seseorang yang ia tunggu sejak tadi.
Mata kucing Taehyung tidak bisa lepas oleh sosok yang sangat ia rindukan selama ini, sosok yang sudah lama mati. Walaupun dengan tatapan yang terkesan datar, jujur saja dia sudah lelah dipermainkan oleh takdir.
"Ggukie?ㅡ" Lirihnya.
Taehyung masih tetap duduk diposisinya tanpa berhenti menatap datar Jungkook yang berjalan kearahnya, tapi bukan Jeon Jungkook namanya jika tidak bersikap kurang ajar bin mesum. Dengan tidak ragunya pria itu langsung memiringkan kepalanya, mencium sekilas bibir ranum milik Taehyung.
"Maaf karena sudah membuatmu menunggu,"
Taehyung mematung, sial! Jantungnya berdetak sangat keras karena perlakuan tidak sopan namja Jeon itu. Dia berani bertaruh bahwa wajahnya pasti sudah sangat merah sekarang.
"A-apa yang kau lakukan?!"
Jungkook menatap kedua netra itu, lalu mengendikan bahunya acuh.
"Menciummu tentu saja, apa aku sudah melakukan hal lain?" Taehyung mengerutkan dahinya tidak suka, membuang pandangannya kearah lain.
"Langsung ke intinya saja."
"Secepat itu? Apa kau tidak mau memberikan sedikit service dulu untuk ku? Mungkin blowjob bukan hal burukㅡ"
"Yak!"
Taehyung spontan memukul bahu namja itu, bukanya merasa kesakitan Jungkook malah tertawa geli. Hei pukulan Taehyung bahkan rasanya seperti hembusan angin.
"Pfft, aku hanya bercanda Tae. Aku meminta mu datang kemari karena aku merindukanmu, itu saja."
Taehyung menghentikan pukulanya, lihat bukanya tubuh Jungkook yang bonyok tapi malah tangan dia yang mulai terasa sakit.
"Bualan apa ini? Bahkan kita bertemu setiap hari Jeon JeongㅡJungkook! Namaku Jeon Jungkook, Tae. Bukan Jeon Jeongguk! Bisakah kau memanggil namaku dengan benar?!"
Jungkook memotong ucapan Taehyung begitu saja.
Taehyung terdiam, baru kali ini ada orang yang membentaknya. Berbeda lagi dengan Jungkook yang sudah merasa bersalah.
"ㅡH-hah, maafkan aku chagiya! T-tapi, apa kau lupa? Saat kita berada dirumah kau selalu menghindariku. Bahkan hanya untuk meminum teh bersama saja kau selalu banyak alasan,"
Taehyung ikut menghela nafasnya.
"Maafkan aku, aku hanya merasa tidak enak pada eommaㅡdan juga merasa takut."