01

128 28 21
                                    


.
.

"Kak hee!"

Jay berlari memanggil Heesung yang sedang bersiap ingin pergi sekolah menggunakan motornya. Heesung menoleh lalu membuka kaca helm nya.

"Apaan Jay?" Tanya nya.

Jay berhenti sambil mengatur nafasnya.

"A-anu! Gawat kak!"

Heesung yang mendengar kata gawat pun langsung turun dari motornya. Dia membuka helm nya lalu bertanya, "Apanya yang gawat?!"

Jay menepuk-nepuk dadanya. "Pokoknya gawat kak!"

"Yang bener lo kalo ngomong! Apanya gawat?!"

"Sepeda gue bannya bocor!"

Selesai sudah.

Heesung melayangkan helm nya ke kepala Jay sampai sasarannya kejengkang ke belakang.

"BALIKIN 2 MENIT BERHARGA GUE ANYING!"

"APASIH?? GUE BENER LOH! GAWAT! GUE GABISA SEKOLAH!"

Heesung merampas helm nya lalu menaiki motor sambil menggerutu kesal. Jay bangun lalu merengek di lengan Heesung.

"Kak kak plis bareng ya? ya? kak plis dong kak.. hari ini ada kegiatan gue tuh. Kak plis ya? plisss!"

Dengan segala keimutan yang tidak disengaja, Jay merayu Heesung yang sedang marah. Bukan Heesung namanya kalo enggak kegoda.

"Yaudah cepet! Lemot banget anak siapa sih lo?"

Jay nyengir lalu naik ke motor Heesung. "Anak bapak sama ibu lah. Ayo cepet cepet!"

"Iya iya santai!"

Berakhirlah pagi itu Heesung berangkat bareng Jay meskipun diawali dengan 'sedikit' peraduan bacot.











Di sekolah, terlihat Jake dan Sunoo makan di kantin. Katanya mereka gak sempet sarapan. Jadi, mereka bawa bekal terus makan di sekolah mumpung belum bel.

"Kak, lo tau film horor yang kemarin di rilis nggak?" Tanya Sunoo. Jake menggeleng.

"Gue gasuka film horor sun." Jawabnya.

"Dih masa? Padahal ya, film horornya bagus banget. Gue sedikit terinspirasi dari situ loh."

"Inspirasi ndasmu."

Sunoo tertawa. Setidaknya, Jake orang yang seru jika diajak bicara.

Dari belakang, Jungwon dan Niki berjalan bersamaan sambil bersenandung ria.

"Satu-satu, Jungwon sayang Niki!"

"Dua-dua, Niki sayang Jungwon!"

"Tiga-tiga, Kita saling sayang!"

"Satu dua tiga, Ayo kita ngantin! Horee!"

Jake dan Sunoo heran menatap mereka. Kadang mereka akur, kadang mereka bertumbuk. Kadang mereka waras, kadang mereka gila. Jake sama Sunoo curiga, mereka punya kepribadian triple .g

"Kalian kenapa sih?" Tanya Sunoo yang melihat Jungwon dan Niki bergandengan lalu duduk disamping nya.

"Kita lagi seneng tau~! Ya gak Ki?"

"Oyadong😤"

Sunoo mengerutkan kening. "Kenapa? Ada yang ulang tahun?"

"Enggak kak. Jadi, kita tadi t-"

"WOI ADA YANG BUNUH DIRI!"

Teriakan seorang siswi mengagetkan mereka. Jake segera bangkit dan diikuti yang lainnya. Mereka menuju tempat yang katanya, ada anak bunuh diri.

Yaitu, di belakang kelas nya Jungwon dan Niki.




"Wah gila.. gak nyangka gue dia nekat."

"Dia korban bully?"

"Bukan kok. Dia normal-normal aja kek anak biasa."

"Terus kenapa bunuh diri ya?"

"Itu bukannya jisung, anak indigo itu?"

Semua murid sekolah itu mengerumuni tempat kejadian. Guru-guru belum sampai, karena sedang dalam perjalanan.

Jake dan teman-teman sudah sampai di tempat itu. Jungwon dan Niki di belakang karena takut lihat mayat. Sunoo memandang jijik kearah mayat itu.

Itu mayat Park Jisung, anak kelas 11 - IPS.

"Apa banget matinya kayak gitu..?" Gumam Sunoo.

Kondisi Jisung bisa dibilang lumayan mengenaskan. Ada tali di sekitar lehernya. Nadi kanannya tersayat, dan pisau putih berukuran sedang itu terpenuhi oleh darah yang ada di samping kanan mayat Jisung.

"Yakin bunuh diri?" Gumam Jake. Dia mengendikkan bahunya lalu berbalik kearah belakang. Tidak sengaja dia melihat Jay di seberang dengan tatapan 'aneh' kearahnya.

Oh.

Sepertinya bukan kearahnya.

Tapi di belakang, Jake mendengar suara tawa seseorang yang hampir hilang terbawa angin.

.
.
.

TBC

[1] Death Note • ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang