Perjodohan

3 3 0
                                    

Tungkai panjang itu berjalan menuju Gedung mewah, melewati Orang-orang yang menyapanya sedari tadi.

"Hei Minho, kenapa kau tak pakai Mobil mewahmu?" Seorang pemuda lebih pendek dari Minho menghampirinya.

"Suka-suka aku dong, lagi pula aku butuh udara sejuk dan juga aku merindukan suasana dalam bus"
Minho pun melanjutkan Langkah kakinya menuju ruangannya.

"Hei, ayolah Minho, Aku Hanya bertanya." Pemuda pendek itu melangkah mengikuti Minho.

"yaya, terserah lah" Minho membalas Tanpa menoleh dan masih melanjutkan langkahnya.

Tak lama kemudian, Dia sampai di tujuannya dan tak menunggu lama, pemuda tampan itu masun ke dalam ruangannya.

"Hei Changbin, Kenapa kau mengikuti ku? Kau harus bekerja, kalo tidak, perusahaan ku akan bangkrut"

Seo Changbin, si pemuda pendek itu berdecih. Memangnya dia tidak bekerja setahun sampai mengakibatkan perusahaan temannya itu bangkrut?

"Ayolah Minho, Aku itu butuh istirahat. Lagi pula kalaupun aku tidak bekerja disini, kau tak akanjatuh miskin"

"Terserah kau saja," Minho tak memperdulikan Changbin, dan memulai pekerjaannya.

"oh, iya, Bibi Lee kemarin memintaku untuk bertanya padamu" pemuda Seo itu mendekat ke meja dan duduk di depan Minho.

"Bertanya apa? Jangan bilang-"
"Ya, kapan kau akan menikah? Dia memintaku bertanya ini padamu" tanpa rasa bersalah, Cangbin memotong ucapan Minho.

"hhh, kan sudah ku bilang, aku akan fokus dalam masalah pekerjaan dulu." Helaan nafas keluar dari mulut minho. Sungguh akhir-akhir ini orang tuanya memintanya menikah agar ada orang yang mengurus anak semata wayangnya itu.

"Hei Minho, kau tahu? Bibi Lee mengatakan padaku, kalau kau tidak menikah secepatnya, Dia akan menjodohkanmu dengan anak temannya" Changbin menjelaskan apa yang Ibu minho katakan tempo lalu.

"Biarlah, aku tak peduli. Yang jelas, aku akan tetap fokus dalam pekerjaanku." Minho pun Melanjutkan pekerjaannya.

"Oh iya, Jangan lupa datang ke pesta pertunanganku ya Ho, nanti malam. Kalau begitu, aku pergi untuk bekerja" Changbin berdiri dari duduknya dan menepuk bahu Minho.

"Hei, apa kau benar-benar mau menikahi Anak SMA?!" Minho bertanya dan menghentikan pekerjaannya.

"Apa maksudmu?! aku itu hanya bertunangan dengannya. Lagi pula, aku menunggunya Lulus untuk menikahinya,"

Changbin melihat Ke arah Minho dengan meremehkan.

"Lalu, bagaimana dengan kau? Sudah berumur belum menikah, Pacar saja tidak punya" lanjutnya disertai kekehan pelan.

"Ckk, soal Jodoh tuhan sudah menentukannya. nanti juga datang sendiri" Ucap Minho.

"Ya ya, terserah kau saja. Jodoh emang sudah di takdirkan oleh tuhan. Tapi kalau kau tak mencarinya, Mungkin kau akan menikah tua." Tawa Changbin seketika meledak setelah meledek teman tampannya itu.

"Sudahlah, Kau pergi saja. Tak berguna kau ada di sini." Minho mengambil berkas yang ada di depannya dan memperdulikan keberadaan Changbin.

"Kau tidak asik Minho. Dasar Perjaka Tua"
setelah Changbin mengeluarkan nistaan laknatnya, dia keluar dari ruangan Minho takut-takut ia benar-benar di pecat oleh temannya itu.

"Sialan, Seo Changbin" Gumamnya.

Setelah Changbin benar-benar pergi dari Ruangannya, Minho berhenti dari mengerjakan pekerjaannya, mengingat Pada Siswa SMA di Bus tadi pagi.

"Apa aku harus mendekati dia agar tak dijodohkan Ibu ya?" Monolog Minho.

"Ah, tapi kan baru bertemu tadi pagi, mana belum tentu kita bisa ketemu lagi kan?" Minho mengacak rambutnya dan menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangannya di meja.

"ah, sudahlah. Ibu pasti cuman menggertakku saja" Minho pun melanjutkan aktifitasnya yang sempat terhenti tadi.



















29-09-2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᑕᕼOOՏᗴ ᗰᗴ - 𝑴𝒊𝒏𝒔𝒖𝒏𝒈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang