Athena Lilac Edelweissza Asteris

40 4 1
                                    


*****

Tok tok tok

"Masuk!"
Seorang pelayan masuk ke dalam sebuah kamar yang terlihat mewah namun juga simple. Pelayan itu menghadap ke seorang gadis remaja yang sedang membaca buku dengan ditemani teh dan juga kue kering yang masih belum tersentuh. "Salam kepada bulan kedua Kerajaan Asteris!"

"Ada apa Anna?"

"Yang Mulia meminta anda untuk menghadap beliau diruang kerjanya!"

Mendengar itu, sang puteri segera meminta pelayan pribadinya untuk membantunya bersiap. Ia tidak tahu apa yang mau dibicarakan oleh pak tua itu, yang pasti ia memiliki firasat tidak enak. Sampai diruang kerja sang ayah, kedua penjaga didepan pintu menyerukan kedatangannya. Di dalam sana ternyata tidak hanya ada sang ayah namun juga sang ibunda tercinta juga ada disana.

"Salam kepada matahari pertama Kerajaan Asteris Yang Mulia Alderik dan bulan pertama Kerajaan Asteris Yang Mulia Permaisuri Edelyne!" Salamnya dengan sempurna dan sangat anggun tanpa ada cela sedikit pun.

Sebagai seorang Puteri dari sebuah kerajaan besar, segala sesuatu yang sempurna merupakan hal yang biasa untuknya. Dari kecil saat ia berumur lima tahun ia sudah diajari etika-etika kerajaan, hobinya yang membaca buku membantunya untuk menambah wawasan.

"Duduklah!" Peritah sang raja.

Athena dengan tenang duduk dihadapan dua pasangan paling dihormati di Kerajaan Asteris ini. "Ada apa Ayahanda dan Ibunda memanggil saya kemari?"

Sang Ratu meminum tehnya, "Begini, kami mengajukan surat lamaran pada yang Mulia Kaisar Delmer dan beliau menerimanya!" Jelas sang ratu.

"Tapi.."

"Pernikahan kalian akan dilaksanakan tiga hari lagi Puteri Athena!" Athena tahu jika sang ibunda sudah menyebutkan namanya dengan nada penekanan, ia tidak boleh membantah. Dan dengan berat hati ia harus menerima pernikahan itu.

"Baik Yang Mulia, saya akan terima pernikahan ini, terima kasih atas kebaikan hati kalian." Setelah mengucapkan itu, ia segera pergi dari ruang kerja sang ayah tak lupa juga ia untuk melakukan salam penghormatan.

Ia berjalan keperpustakaan dengan Anna pelayan pribadinya dan juga dua prajurit yang memang bertugas untuk mengawalnya. Perpustakaan itu sangat besar, hampir semua buku-buku disini sudah dibacanya. Ia berjalan kepojok yang disana ada sebuah sofa dan juga meja untuk membaca, dibelakangnya ada sebuah jendela yang langsung menghadap ke taman kerajaan. Kedua penjaga yang tadi mengawalnya berjaga dipintu masuk.

"Yang Mulia apa anda ingin minum teh?" Tawar Anna. Bisa saja sih ia langsung membawakan teh tanpa perlu bertanya namun ia merasa kurang sopan dan junjungannya itu tidak akan basa-basi untuk menghukumnya jika ia bertindak tidak sopan.

"Hn bawakan aku teh!"

Setelah mengucapkan itu, Anna dengan bergegas pergi ke dapur karena ia tidak hanya akan membawa teh namun juga dengan ku kering untuk menemani sang junjungan dalam acara bacanya. Athena mengambil buku tua dengan sampul berwarna coklat. Ia membaca buku itu dari penanda yang yang ada dibukunya, ia sudah membaca setengahnya kemarin.

*****


Di Kekaisaran Timur.

"Hei Genki, apa Athena akan menyukai hadiah dariku?" Tanya seorang pemuda dengan rambut berwana hitam melambai diterpa angin. Pemuda itu tersenyum dengan senyuman secerah matahari.

"Tentu saja Yang Mulia, pasti Puteri Athena akan menyukai hadiah yang Anda beri!" Timpal pengawal pribadinya. Pengawal itu memang sudah tidak heran melihat sang junjungan yang selalu memberi hadian kepada Puteri pujaan hatinya.

Stay CoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang