𝐖𝐮𝐘𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐮𝐧𝐢𝐨𝐧

69 10 4
                                    

Gerimis perlahan menjadi hujan deras, tetesan air meluncur melalui ruang kosong diantara baju besi putih yang retak dan jubah tebal seperti tangan berat menyeretnya ke tanah yang basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerimis perlahan menjadi hujan deras, tetesan air meluncur melalui ruang kosong diantara baju besi putih yang retak dan jubah tebal seperti tangan berat menyeretnya ke tanah yang basah. Pria itu tidak merasakan apa-apa. Tidak ada rasa sakit, tidak ada kegembiraan, tidak ada kesedihan, bahkan kedinginan. Jun Wu menatap kosong lahan basah di depannya. Seharusnya ia di segel dibawah gunung TongLu, tetapi ia berhasil keluar. Bagaimanapun, seorang kaisar langit sekaligus iblis tingkat atas tidak akan bisa mati semudah itu.

Kakinya menyusuri jalanan berlumpur, satu tempat yang kini ingin ia tuju adalah bagian belakang gunung, tempat dimana ia pernah bernaung untuk belajar. Tapi langkahnya terhenti begitu saja.

Hujan tak lagi jatuh menimpa bumi, bahkan tanah yang di pijaknya bukan lagi tanah berlumpur. Aneh, ia melihat bayangan asri dengan pohon dan rumput yang tumbuh dengan indahnya, tapi yang membuat hatinya sakit adalah bayangan orang itu.

Hanya saja, itu terlalu nyata untuk disebut ilusi. Kepangan rambut yang dihiasi bunga, jubah putih yang berkibar, bahkan gesture itu. Itu bukan ilusi.

Sosok itu tak lain adalah Kepala Pendeta WuYong, guru Putra Mahkota WuYong, Jun Wu. Sosok itu tengah mengingat insiden yang baru saja terjadi dan membuatnya agak shock, perasaannya kali ini tidak bisa di artikan dengan kata-kata. Melihat kembali sosok Jun Wu yang bertarung dengan muridnya, Putra Mahkota XianLe dan ia dengar terakhir kali tentangnya yang terkurung dibawah gunung TongLu membuatnya terus melamun.

Pergi diam-diam, termenung dibawah pepohonan yang asri untuk menenangkan diri. angin berhembus menerpa wajahnya dengan lembut, menerbangkan helaian rambutnya yang sedikit terurai, jubah putihnya berkibar mengikuti arah angin.

Menghela nafas sesekali namun ia merasakan sesuatu. Seperti aura seseorang yang sangat ia kenali selama ribuan tahun hidupnya, terasa sangat familiar. Hatinya rindu, ingin menoleh namun tubuhnya tidak bisa mengikuti keinginannya. Hingga suara yang ia rindukan itu terdengar,

"Apa yang kau lakukan disini, pendeta kecil?" suara Jun Wu terdengar serak, ia berusaha memastikan apakah bayangan itu benar seseorang yang dikenalnya atau hanya sekedar ilusi matanya saja.

Jelas, sangat jelas itu adalah suaranya. Batin seseorang yang dipanggil pendeta kecil itu.

Tak mendapat jawaban apapun membuat pria berbaju besi itu sedikit tidak puas, meski air mukanya tetap terlihat sama. Kakinya kembali melangkah, memperpendek jaraknya dengan seseorang yang dipanggilnya 'pendeta kecil' itu.

Hati Mei NianQing berdegup kencang saat langkah kaki itu kian mendekat, mengikis jarak antara keduanya.

"Guoshi.. Pendeta Kecil.. apa yang kau lakukan disini?" Jun Wu berdiri tegap di depan Mei NianQing yang berdiri membelakanginya, kini ia bisa melihat dengan jelas. Wajah seorang immortal yang tak menua, tetap indah seperti halnya 2000 tahun yang lalu, seseorang yang pernah di dambakannya.

[𝐅𝐅] 𝐖𝐮𝐘𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐮𝐧𝐢𝐨𝐧 [𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐃𝐢𝐬𝐚𝐬𝐭𝐞𝐫]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang