awal

11 7 4
                                    

Tok

Tok

Tok

Tok
Ceklek

Suara ketukan diakhiri dengan pintu kelas yang terbuka membuat satu kelas menoleh bersamaan ke arah pintu terbuka, memperlihatkan seorang pria dengan baju sekolah yang berantakan dengan muka baru bangun tidur.

"Mm-maaf Bu. Saya telat," ucap seorang laki-laki yang ngos-ngosan di pintu depan kelas, ia berjalan ke arah Bu Rizka yang menggelengkan kepala melihat murid yang sama terlambat setiap hari. Laki-laki itu adalah Gevano Putra Bamantara.

"Kamu terus, coba datang lebih pagi. Kerjaannya terlambat terus. Belum lagi pas guru nerangin, bukannya kamu memperhatikan malah tidur di belakang." Bu Rizka menghembuskan nafasnya kasar melihat Gevano yang ada di hadapannya.

Gevan tersenyum manis kemudian menyalami tangan Bu Rizka, "maaf Bu ehehe."

"Yaudah duduk sana," ucapan Bu Rizka langsung dijawab anggukan oleh Gevan, Segera Gevan berjalan ke arah tempat duduknya dengan tangan kanan yang berada di sakunya. Gevan mengeluarkan korek api dari sakunya sambil berjalan melewati Alvin.

"Apa yang kamu kasih ke Alvin?" tanya Bu Rizka yang masih melihat ke arah Gevan darige meja guru.

Gevan menoleh ke arah Bu Rizka kemudian mengangkat sebuah permen yang ada di atas meja Alvin, sedangkan korek api yang di berikan Gevan langsung disimpan oleh Alvin di saku celananya. "Permen Bu," jawab Gevan.

"Jangan makan di kelas!" tegur Bu Rizka sambil melihat Gevan dan Alvin bergantian.

"Siap Bu. Apa sih yang ga buat ibu," jawab Gevan membuat teman sekelasnya menggelengkan kepalanya karena mendengar jawab dari Gevan. Bu Rizka merupakan guru baru yang masih muda dan belum menikah, dia juga cantik dan tak jarang murid bercanda dengan cara menggodanya.

"Gila lo," ucap Bayu yang duduk di sebelah Alvin dengan suara kecil membuat Gevan terkekeh.

✿ ✿ ✿

Saat ini Gevan berada di belakang sekolah sambil memakan cemilan miliknya. Tak sendirian, ia bersama teman-temannya yang sedang merokok sambil memainkan ponsel mereka.

"Katanya habis jam istirahat, guru bakalan adain rapat. Jadi abis istirahat kita free," ujar Dean sambil memainkan ponselnya

"Baguslah, lagi males masuk kelas gue."

"Oh iya Gev, kak Ardan ngajak balapan besok malam. Ikut ga? Taruhan dua ratus ribu per orang." ajak Yudha.

"Ohh naik lagi ya? Kak Ardan juga ajak gue sama Genta, seratus lima puluh ribu perorang. Ikut lah. Mayan tuh kalo menang," sahut Reynan.

Gevan diam sebentar, lalu menganggukkan kepalanya. "Ayo lah, besok malam kan?" tanya Gevan yang langsung di jawab anggukan oleh Yudha.

"Ga usah sering balapan, duit yang di dapat ga seberapa di banding nyawa kalian. Mending traktir gue daripada untuk taruhan gitu. Belum tentu menang tapi kalo traktir gue udah jelas dapat pahala," ujar Jefran sambil tertawa kecil

"Bilang aja minta di traktir." Perkataan Dean membuat teman-temannya tertawa.

"Sesekali,"

"Ra-" ucapan Bayu terhenti saat mendengar dering ponselnya, segera Bayu mengambil ponsel dari sakunya. Ia melihat siapa yang meneleponnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 O'clockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang