'Kruyukkk'
"Aduhhh, laper bangettt," Sepasang manik coklat itu tengah melihat ke sekeliling berharap menemukan sebuah restauran cepat saji.
Jemari lentiknya menunjuk ke satu arah, "Nah itu ada ayam. Meluncurrr."
Dengan gesit perempuan itu masuk ke restauran tersebut mengantre untuk memesan makanan untuk kebutuhan primernya.
"Selamat datang, mau pesan apa?"
"Panas 2, sama big mac-nya 1, kentang gorengnya 1 sama minumnya cola."
"Makan di sini atau bawa pulang?"
"Sini aja."
"Oke, ditunggu ya pesanannya."
'Ting!'
Pesanan sudah siap.
Gadis itu mengambil makanannya dari kasir, tak lupa disertai senyum manis cerah yang ia punya ia tujukan kepada sang pelayan sebagai bentuk terima kasih.
"Tempat yang kosong mana ya? Oh itu ada di pojok."
Tanpa menunda lagi, setelah ia mendaratkan tubuhnya pada kursi, ia melahap semua makanan yang ada di depannya dengan lahap.
Selagi makan, manik matanya menangkap seorang lelaki yang amat familiar baginya, "Lohh? Kayak kenal deh, gak asing banget mukanya. Tapi gak mungkin dia ada di sini. Udah lah lanjut makan aja, perut lebih penting daripada mikirin orang gak jelas."
Gadis itu kembali menyantap makanannya dengan lahap. Tanpa ia sadari lelaki yang familiar tadi menghampirinya dan duduk tepat di hadapannya.
"Hai, Thea kan?" Sebuah senyuman khasnya yang manis ia tampilkan di wajah tampannya.
Gadis bernama Thea itu terkejut, ia bergumam pelan, "Doyoung."
"Kok lo bisa tau nama gue?"
"Tau lah, kan kita temen dari kecil. By the way, lo masih sama kayak dulu ya, makan banyak udah gitu belepotan lagi, haha," Tangannya terjulur untuk membersihkan makanan yang menempel di tepi bibir Thea.
"Ha?!" Raut kebingungan tercetak jelas di wajah Thea. Ia memundurkan sedikit tubuhnya, menjaga jarak.
"Iya Thea, Thea Anandara Jeanitha," Senyuman itu kembali ia tampilkan seraya mengelus kepala Thea lembut.
"HA?! GUE TEMEN KECIL DOYOUNG?!"
"THEA!"
Thea tersentak, "Ya? Ada apa?" Ia mendapati wajah guru matematikanya sedang berdiri dihadapannya dengan raut kesal dan heran.
"Saya yang nanya, dari awal pelajaran saya perhatikan kamu tidur aja sampai manggil-manggil duyung atau apalah itu saya gak tahu."
"Doyoung pak, member group K-Pop NCT," Koreksi Thea dengan wajah tanpa dosanya.
"Ya itulah, kenapa kamu tidur di jam saya? Gak biasanya kamu seperti ini."
"Ngantuk pak, semalem saya tidur sebentar habis nonton oppa."
"Haduhhh kamu tuh ya, jangan begadang untuk hal yang gak penting gitu dong. Perhatikan kesehatan kamu. Lain kali jangan diulang ya."
"Baik pak, maaf hehe."
"Karena jam bapak sudah mau habis dan sebentar lagi bel pulang bunyi, 5 soal matriks di papan tulisnya bapak jadikan PR saja ya, dikumpulkan minggu depan. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, terima kasih pak."
"Yuhuuu balik guys!"
"Ayo cepet pulang! Kabur dari piket! Sebelum ada yang halangin pintu."
"Heh kalian! Enak aja main kabur begitu. Cepet sini."
Kerusuhan mulai terdengar semenjak Pak Tono selaku guru matematika wajib keluar dari ruang kelas.
"Yaya, lo mimpi apa sih sampai gumam doyoung-doyoung mulu?" Tanya Fahira-teman sebangku Thea sambil menopang dagu pada kedua tangannya.
(Yaya tu panggilan Thea dari orang terdekatnya).Thea membuang napas kasar, "Aduhh, suram-suram nyenengin sih."
"Ayoo ceritaa," Fahira menggoyangkan tangan Thea.
Tangannya sibuk memasukkan alat tulisnya ke dalam tas, "Iya-iya bentar, sambil jalan ke gerbang aja."
"Thea! Piket!" Putra-ketua kelas berteriak memanggil Thea setelah melihat jadwal piket yang tertempel di dinding.
"Gue udah piket tadi pagi!" Balas Thea tak kalah keras suaranya.
Thea menggendong tasnya dan keluar kelas bersama Fahira.
"Itu, anu, gue mimpi gue ada di satu tempat gak tau di mana, terus gue ngerasa laper banget. Kebetulan di situ ada McD jadi gue beli itu. Gue udah pesen makanan, gue cari tempat duduk, gue makan. Waktu gue makan, mata gue nangkep siluet yang udah gak asing di mata gue. Tapi gue abaikan takutnya salah orang. Dan ternyata orang itu nyamperin gue habis pesen makan. Orang itu Doyoung, dia kenal gue dan bilang kita temen kecil. Dia usap-usap kepala gue, ehh tiba-tiba nongol muka tu guru," Thea menceritakan mimpinya dan mengakhirinya dengan ekspresi cemberut.
"Hahaha! Itu mimpi atau ngehalu sih? Haha," Gelak tawa Fahira terdengar di koridor sekolah.
"Lo diem bisa gak sih? Suara lo tuh kenceng banget, malu gue."
"Habisnya mimpi lo kocak banget sih, udah gitu ekspresi lo mendukung banget."
"Namanya juga mimpi elah."
"Yaudah lah, itu bunda gue udah jemput. Lo mau bareng gak? Ini juga udah mendung, sebentar lagi bakal hujan kayaknya," Ujar Fahira selagi melambaikan tangannya pada mamanya yang berada di dalam mobil.
"Gak usah deh, gue mau naik angkot aja, mau muterin kota dulu. Lagian rumah gue sama lo berlawanan arah."
"Okee gue duluan ya. Hati-hati, Ya. dadahh."
"Iya, lo juga hati-hati, dadahh."
Setelah dirasa mobil yang ditumpangi Fahira pergi dari gerbang sekolah, Thea berjalan menuju tempat di mana berkumpulnya angkutan-angkutan kota itu berada.
Di kota tempat Thea tinggal memang terkenal akan angkotnya, tak heran lagi mengapa kota ini dijuluki 'Kota Seribu Angkot'.
Tak lama Thea sampai di pangkalan, angkot yang akan ia naiki pun datang. Ia masuk dan duduk di pojok dalam angkot. Mengeluarkan HP dan earphone-nya, mendengarkan lagu kesukaannya. Sorot mata lelah terpancar di matanya.
Saat angkot itu melaju, rintik hujan pun turun.
Mata yang hendak menutup itu seketika terbuka lebar penuh antusias, "Hujan." Gumam Thea penuh gembira.
"Punten kiri payun pak."
Disaat orang lain memilih tinggal di dalam angkot karena takut kehujanan, Thea memilih keluar dari angkot dan menikmati hujan yang mengguyur Kota Bogor.Sepanjang pedestrian ia berjalan, berlari bahkan menari-nari dengan riangnya. Tidak peduli tatapan orang yang menatapnya aneh, juga tak peduli tubuhnya basah terguyur hujan.
Yang ia rasakan saat ini hanyalah kegembiraan yang tiada habisnya.
🍁🍁🍁
2021.10.24
el.hohoho! aloo semua xixiii.
ini karya pertamaku.jangan lupa beri dukungan dengan pencet bintang :)
salam hujan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile [ON GOING]
Teen FictionTentang Thea Anandara Jeanitha, seorang gadis penyuka hujan, juga sejuta misteri yang ia tutup rapat dari dunia.