Mereka bilang kamu itu tidak nyata. Masa rupawan, berprestasi, populer ... apalagi? Nyanyi bisa, jago masak, juara di akademik-nonakademik, kaya pula ada pada kamu semua. Mana baik.
Itu sama saja seperti Dia terlalu mengistimewakanmu. Padahal bukan itu maksud dan tujuannya.
Kita tidak bisa memilih karena itu bukan hak manusia. Kewajiban kita hanya hidup setelah diberi nyawa.
Kamu tertawa setiap ada yang menyebutkanmu persis seperti paragraf pertama.
"Selama ini orang-orang beranggapan begitu?"
Aku melihat kamu tersenyum tipis. Matamu mulai berkaca-kaca, menatap langit.
Tentu ucapan dari orang-orang itu hanya keliru. Sesungguhnya, kamu tidak merasa semua itu benar-benar ada pada dirimu. Kamu cuma berusaha 'lebih' untuk itu. Ada orang-orang yang ingin kamu banggakan selama mereka membesarkanmu sekuat tenaga.
Kupikir, tidak ada salahnya. Begitu pun dengan orang-orang di luar sana. Setiap orang punya cara. Setiap orang berupaya menjadi lebih baik meski sebatas 'terlihat' bahwa ia juga bisa. Setiap orang tidak pernah tidak berusaha. Prosesnya tidak pernah kita tahu. Toh, pada akhirnya hasil itu yang dibutuhkan kan?
Aku berterima kasih untukmu, begitupun seisi dunia ini. Kepada tiap hati yang remuk karena dianggap sepele. Yang tidak pernah diakui selama ini dia berjuang. Yang tengah berjuang lalu ragu untuk menyerah atau terus melangkah. Ataupun mereka yang ingin memulai untuk hidup lebih baik, namun terlalu takut mengawali sebab sudah dicap tak mampu ... aku tetap berterima kasih.
Sangat.
Hati yang tulus, segala usaha sekecil apapun ... ialah berharga. Kalian berharga. Lebih dari apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Reasons : I Love You
Historia CortaMungkin ini bisa dijadikan jawaban, saat kamu merasa tidak pantas.