Siap-siap buat mengenal Mr. Alviano...
Semoga suka ya sama ceritanya ☺️Salam kenal semuanya...🖐️☺️
Kalo kalian suka sama ceritanya jangan lupa tinggalkan vote dan comment{*~*}
"Tadi Pak Bandi bilang sudah ada Eric? Eric siapa sih?" Gumamnya.
Saat sampai di depan pintu ruang olimpiade ia menghela nafas lalu masuk. Benar saja, 2 orang--- satu diantaranya sudah sangat ia kenal, mereka sudah sampai lebih dulu.
Brakkk...
Kesha membanting tas nya di atas meja--- tepat berhadapan dengan meja seorang pria yang asing baginya.Lilis dan pria tadi sama-sama terkejut, namun pria asing itu segera mengerjakan latihan soalnya kembali.
"Ya ampun, Kak! Kak Kesha jangan ngagetin dong! Masuk bukannya bilang salam kek, apa kek, malah banting tas." Omel Lilis.Kesha hanya nyengir tak berdosa, lalu ia menatap pria tadi dengan lekat, cukup lama.
"Ngapain liatin gue kaya gitu?" Kesha langsung tersentak mendengar nya. "Nggak pa-pa," jawabnya.
"Jadi, lo yang namanya Eric?" Suara Kesha kembali terdengar."Iya, Kak. Dia Kak Eric. Ganteng kan? Masa Kakak gak kenal sih sama angkatan sendiri?" Lilis menyahut.
"Nggak gue gak kenal. Lagian nih ya, heran gue, gak lo gak Livia sama aja bilang Eric tuh ganteng. Kakak-adik sama aja." Balas Kesha."Dih, emang ganteng kok!" Ucap Lilis.
"B aja, tuh. Gak ganteng-ganteng amat kaya orang-orang bilang." Seru Kesha."Eh, lo beneran Eric?"
"Anak mana?" Tanya Kesha
"Anak bumi." Jawabnya logis.
"Kenalin, gue Kesha, anak mars." Balas Kesha---menjulurkan tangannya.Eric hanya menatap uluran tangan Kesha dan menatap Kesha dingin. Lalu ia kembali fokus pada buku-buku di depannya. Kesha yang tak dibalas uluran tangan nya hanya mengedikkan bahu--- tak peduli.
"Katanya nih, ya, lo tuh ganteng, cool, keren, pinter, terus ketua tim basket. Tapi gue gak yakin deh."
"Gue emang ketua tim basket. Gak percaya?" Balas Eric, masih fokus pada buku. "Bukan itu yang gue gak percaya," jawab Kesha.
"Yang gue raguin itu lo beneran pinter gak sih? Soalnya, gue gak pernah liat lo ikut lomba sama gue gak pernah liat lo di ruang olimpiade." Lanjutnya."Lo anak baru?" Eric masih tetap diam tak bersuara, dia tidak lagi menanggapi gadis yang ada di hadapannya ini. "Aelah, nih anak sombong nya selangit ya! Dari tadi gue ngomong gak didengerin." Ucap Kesha kesal.
"Heh!" Ia menggebrak meja---kesal. Eric mengangkat kepalanya dengan tatapan kesal."Dari tadi kerjaan lo gebrak meja, ngapain?" Balasnya kesal tapi tetap terlihat datar.
"Gue jual kacang! Mau beli kagak? Lagi diskon, satu biji lima ratus rupiah!" Ucapnya tak kalah kesal.Eric tak mengindahkan ucapan Kesha. Ia hanya mendengus sebal dan kembali fokus pada buku. "Lo kelas sebelas apa?" Tanya Kesha. "O... Gue tau, lo pasti anak IPA kan? Gue juga anak IPA, anak IPA 1." Lanjutnya.
Lagi-lagi Kesha tidak didengarkan. Ia kembali memperhatikan Eric yang sedang membolak-balik lembar demi lembar, seperti sedang mencari sesuatu.
Kesha mengerti apa yang Eric cari. Ia membaca soalnya sebentar. "Oo... Kalo itu kan yang ditanya P2, jadi jawabnya gini, P2 per P1 sama dengan T1 per T2 pangkat empat. Terus..."
"Lo bisa gak, gak usah ganggu gue?" Tanya Eric.
"Kan gue cuma mau bantuin, soalnya dari tadi gue liatin kaya kebingungan gitu." Jawab Kesha."Sok asik lo!" Ucapnya, lalu ia mengambil bukunya dan beranjak dari kursi.
"Ya udah sih, kalo gak mau dibantuin bilang aja! Gak usah ngatain gue 'sok asik' segala!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Likesha
Fiksi Remaja"Orang bilang masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah. Masa di mana kita bisa mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan cinta. Tapi tidak dengan ku. Aku tidak menyukai masa putih abu-abu ku. Karena di masa inilah aku bersembunyi di balik top...