Sesaat setelah bangun tidur dan mengumpulkan nyawa sejenak Rehan baru sadar kalau ini adalah hari minggu. Minggu ini tidak akan seperti minggu biasanya karena Rehan tidak akan keluar bersama Amara, sudah seminggu dirinya tidak bertemu Amara karena ia pergi bersama keluarganya untuk acara pribadi.
Dengan langkah malas Rehan mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Hari ini pekerjaannya hanya akan goleran di rumah sambil mendengarkan lagu bintang kecil, setelahnya ia berencana akan makan ayam goreng dan nonton Tv. Sungguh hari minggu idaman. Goleran dan rebahan, tugas? PIkir keri.
"Mas Rehan? Udah di bilangin berapa kali kalau mau mandi itu bilang dulu kan biasanya kita antri!" Dandy berteriak di depan kamar mandi setelah melihat Rehan masuk ke dalam kamar mandi.
"SIAPA SURUH BANGUN KESIANGAN!" teriaknya dari dalam kamar mandi.
"Aku tadi masak dulu bukan kesiangan!" kesalnya.
"Bapak! Mas Rehan tuh!" ucapnya sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Udah duduk dulu sini, jangan gampang marah Dan lagian kan ini hari minggu." Pak Anto menenangkan anak bungsunya.
"Udah gede isinya ngadu terus!" Icha mencibir setelah melirik sekilas adiknya.
"Emang Mbak Icha udah gede? Emang Mbak Icha nggak tukang ngadu?"
"Enggak tuh! Yang penting lahirnya duluan gue!"
"Udah-"
"BINTANG KECIL DI LANGIT YANG BIRU, AMAT BANYAK MENGHIAS ANGKASA... AKU INGIN TERBANG DAN MENARI"
Tentu saja semua orang yang ada di rumah melongo pasalnya Rehan menyanyikan lagu kesukaannya itu dengan sangat keras dan suara yang begitu, MERDU alias Merusak Dunia!
"MAS REHAN!!!" Icha dan Dandy berteriak bersamaan.
♡♡♡♡♡
Tepat pada pukul 9 pagi Rehan merebahkan dirinya di sofa setelah tugas rumahnya selesai. Iya, dirumah Pak Anto semua anak Pak Anto memiliki tugas masing-masing. Dandy memasak dan membersihkan dapur, Icha yang menyapu dan mengepel lantai atas, Juno menyapu dan mengepel lantai bawah, Mas Guntur mencuci baju, sedangkan Rehan menyiram tanaman, menyapu halaman, dan menjemur baju. Tugas Rehan paling banyak karena ia adalah biang onar di rumah, jadi setiap kali ia membuat onar seisi rumah akan membuat petisi untuk menambah tugas rumahnya.
"Wah capek juga," keluhnya sambil menghela nafas.
"Makanya jangan buat onar terus di rumah!" Dandy yang tiba-tiba duduk di samping Rehan.
"Mas Rehan tuh nggak buat onar padahal cuman bercanda!"
"Bercandanya Mas Rehan kelewatan!"
"Nggak gitu-"
Ucapan Rehan terpotong saat melihat Mas Juno tiba-tiba memasang wajah galau dan melewati mereka begitu saja dan duduk di teras rumah.
"Kenapa tuh Dan?"
"Mana aku tahu!"
Dengan secepat kilat Rehan menyusul Juno ke teras rumah.
"Mas Juno lagi galau?"
"Nggak ya!"
"Udahlah Mas kalau patah hati tuh ngaku aja deh! Cerita sini, siapa tahu aku ada saran." ucapnya sambil menaik turunkan alisnya untuk meyakinkan kakaknya.
"Bukanya saran yang baik malah Mas Juno yang sesat percaya sama kamu," jawabnya masih dengan wajah sendu
"Loh? Jangan salah loh mas, selain bisa menyesatkan aku bisa juga menjerumuskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Dari Mas Rehan | Lee Jeno
Fanfiction"Waktu tidak akan berhenti untuk siapapun, bahkan saat aku kehilanganmu." Amara Michelle. "Kamu akan baik-baik saja, bahkan saat aku sudah tidak lagi bersamamu." Rehan Dewandaru.