prolog

10 0 0
                                    

Dirumah yang bisa dibilang sederhana tapi nyaman untuk ditinggali itu memunculkan hawa kehangatan dari pemilik rumah, Oman, laki laki tinggi dengan buku yang ada ditangannya dan kacamata yang terpasang diwajahnya sekarang ini.

Senja adalah waktu favorit Oman untuk bersantai setelah seharian sekolah.

"Mas Oman!"

Laki laki berbadan lebih mungil dari Oman itu memanggil setelah pulang dari main sore.

"Kenapa Dim?"

"Ada kakak digerbang cariin mas tuh, pacar yaa aku bilangin ibu nih mas Oman udah punya pacar."goda sang adik lalu pergi dari hadapan sang kakak.

"Dimas!"

Oman tidak mau orang itu menunggu lebih lama jadi dia mau langsung temuin orang itu.

"Ada apa ya mbak cari saya?"tanya Oman setelah melihat perempuan yang menenteng rantang makanan.

"Ini saya cuman mau kasih makanan dari teh Kartika kakak saya."

Oman menerima rantang pemberian perempuan itu.

"Ah iya terima kasih, tunggu, kayaknya saya pernah liat kamu deh disekolah SMA nugraha."

Perempuan itu tersenyum menampilkan lesung pipi dan gigi kelincinya.

"Saya Sartika dan saya emang sekolah disana."

Oman mengangguk meng iyakan ucapan perempuan yang bernama Sartika itu.

"Yasudah saya pulang dulu ya, Assalamualaikum."pamit Sartika.

"Titip salam buat teh Kartika ya!"seru Oman yang melihat Sartika mulai pergi dari gerbang rumahnya.

"Iya mas!"balas Sartika.

Setelah Sartika pulang Oman langsung kembali ke rumahnya.

"Hayoo mas Oman senyum senyum ke teteh itu."goda Dimas si jahil itu.

Oman menatap kesal Dimas yang jahil itu, nyebelin juga muka adeknya ini.

"Itu Sartika adeknya teh Kartika, satu sekolah sama mas, kamu suka ya?"

Dimas menggeleng ribut lalu memukul pelan kakaknya itu.

"Nggak mungkin mas kan aku masih SD masa suka sama anak SMA seumuran teh Sartika."

Diman masuk kerumah buat mandi, abis main bola bau badannya.

Jadi gimana kelanjutannya?

Bersambung...

untuk cinta sesaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang